Analisis regresi adalah salah satu teknik statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan dua peubah atau lebih untuk peubah
kuantitatif.
4
Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda
karena variabel independen yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
asumsi klasik dan uji statistik koefisien determinasi, uji F, dan uji t. Tujuan regresi berganda adalah memprediksi besar variabel tergantung dependent
variable menggunakan data dari dua atau lebih variabel bebas independent variable yang sudah diketahui besarnya.
5
Variabel terikat dependen yang dikaji dalam penelitian ini yaitu profitabilitas yang diukur dengan rasio return on assets ROA dan return on
equity ROE. Sedangkan variabel bebas independen yang dikaji dalam penelitian ini adalah corporate governance yang diukur dengan indikator
shariah compliance, audit review, dan role and responsibility.
4
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Penerbit Mitra Wacana Media, 2007, h. 131.
5
Singgih Santoso, Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012, h.221.
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah persamaan regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang dapat menghasilkan
estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, error yang dihasilkan mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan: - Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas Singgih Santoso, 2012: 233.
b. Uji Multikolinearitas
Tujuan uji multikolinearitas adalah menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinearitas Multiko.
6
Cara mendeteksi adanya Multiko adalah sebagai berikut: - Besaran VIF Variance Inflation factor dan Tolerance
Suatu model regresi dikatakan bebas multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 danatau mempunyai angka TOLERANCE
mendekati 1. NB: Tolerance = 1VIF - Besaran korelasi antar-variabel independen
Koefisien korelasi antar-variabel independen haruslah lemah di bawah 0,5. Jika korelasi kuat, terjadi problem multikolinearitas
Singgih Santoso, 2012: 237.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji asumsi ini adalah ingin mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians pada residual error dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan
ke pengamatan
yang lain
tetap, maka
disebut Homoskedastisitas.
Dan jika
varians berbeda,
disebut sebagai
heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.
7
6
Ibid, h.234
7
Ibid, h.238.
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas bias dengan menggunakan grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Jika ada pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
2. Uji Statistik
a. Uji F Analisis Pengaruh Secara Simultan
Uji F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila
nilai signifikansi 0,05 maka Ha ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi 0,05 maka Ha diterima.
8
b. Uji t Analisis Pengaruh Secara Parsial
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini pada dasarnya
untuk menunjukkan
seberapa jauh
pengaruh satu
variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
9
Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 . Ha diterima jika tingkat signifikansi 5 kurang dari
0,05 dan Ha ditolak apabila tingkat signifikansi 5.
c. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan kuat, lemah, atau tidak ada hubungan antar
variabel. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 dan +1.
1 Jika KK bernilai positif maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin dekat nilai KK ke +1 semakin kuat korelasinya.
8
Ibid, h. 98.
9
Ibid,: h. 99
2 Jika KK bernilai negatif maka variabel-variabel berkorelasi negatif. Semakin dekat nilai KK ke -1 semakin kuat korelasinya.
3 Jika KK bernilai 0 nol maka variabel-variabel tidak menunjukkan korelasi.
4 Jika KK bernilai +1 atau -1 maka variabel-variabel menunjukkan korelasi positif atau negatif yang sempurna.
Untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar variabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai dari KK sebagai patokan.
10
Tabel 3.1 Nilai Koefisien Korelasi
KK = 0 Tidak ada korelasi
0 KK ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah atau lemah sekali
0,20 KK ≤ 0,40 Korelasi rendah atau lemah tapi pasti
0,40 KK ≤ 0,70 Korelasi yang cukup berarti
0,70 KK ≤ 0,90 Korelasi yang tinggi, kuat
0,90 KK ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi, kuat sekali
KK = 1 Korelasi sempurna
Sumber: Iqbal Hasan
10
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, h.43- 44.
d. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crosssection relatif rendah karena adanya
variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Kelemahan mendasar dalam menggunakan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Apabila satu variabel independen ditambah, R
2
akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan atau
tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan nilai adjusted R
2
untuk mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R
2
mampu naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya koefisien determinasi R
2
, nilai adjusted R
2
juga berkisar antara nol dan satu. Apabila mendekati nilai
1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya.
11
e. Analisis Model Regresi
Regresi linear berganda yaitu suatu model linear regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linear dari beberapa variabel bebas. Regresi
linear berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini
sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah.
Hubungan fungsi antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen dapat dilakukan dengan model regresi berganda,
dimana aspek profitabilitas bank ROA dan ROE sebagai variabel dependen, sedangkan shariah compliance SC, audit review AR, dan role
and responsibility RR sebagai variabel independen. Sehingga fungsi profitabilitas ROA yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
ROA = fSC,AR,RR, dan ROE = fSC,AR,RR
Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : Y
1
= α
1
+ b X + b X + b X + е
11
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011, h. 97.
Y
2
= α
2
+ b
4
X + b
5
X + b
6
X + е
Keterangan : Y
1
= variabel dependen Return On Asset ROA Y
2
= variabel dependen Return On Equity ROE α
1,
α
2
= konstanta b - b
6
= koefisien regresi variabel independen X = Shariah Compliance SC
X = Audit Review AR X = Role and Responsibility RR
F. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan
pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu. Adapun variabel
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabe Terikat Dependent Variable
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang dikontribusikan dengan huruf Y. dalam penelitian ini rasio profitabilitas
yang digunakan adalah :
a. Return On Assets ROA
ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan atau bank menghasilkan laba bersih atas seluruh aset.
Gambar 3.1 Rumus ROA
b. Return On Equity ROE
ROE merupakan ukuran
kemampuan perusahaan
atau bank
menghasilkan laba bersih atas seluruh modal yang digunakan.
Gambar 3.2 Rumus ROE
2. Variabel Bebas Independent Variable
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai Self Assessment GCG yang dikontribusikan dengan huruf X. Dalam penelitian ini 11 aspek
penilaian self assessment GCG tersebut akan dikelompokkan menjadi 3 indikator, yaitu :
a. Shariah Compliance SC
SC atau pemenuhan prinsip syariah merupakan gabungan dari aspek “pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS”, “pelaksanaan prinsip syariah
dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa”, dan “batas maksimum penyaluran dana”.
b. Audit Review AR
AR atau tinjauan audit merupakan gabungan dari aspek “penerapan fungsi audit
intern”, “penerapan fungsi audit ekstern”, dan “transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan pelaksanaan gcg dan
laporan internal”.
c. Role and Responsibility RR
RR atau peran dan tanggung jawab merupakan gabungan dari aspek “pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris”, “pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi”, “kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite”, “penanganan benturan kepentingan”, dan “penerapan fungsi
kepatuhan bank ”.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan dugaan conjectural tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan declarative dan menghubungkan
variabel yang satu dengan variabel yang lain.
12
Dalam penelitian ini pengukuran good corporate governance diproksi dengan nilai Self Assessment Good Corporate Governance secara keseluruhan
yang digambarkan dengan 11 aspek penilaian self assessment yang dalam penelitian ini akan dikelompokkan menjadi 3 indikator, yaitu sharia
compliance, audit review, serta peran dan tanggung jawab. Kinerja keuangan perbankan diukur dengan menggunakan rasio ROA dan ROE. Penelitian ini
akan membangun hipotesis dalam menguji hubungan bagaimana masing- masing variabel independen berpengaruh dengan variabel dependen.
Berdasarkan rumusan masalah pada BAB II, maka hipotesis yang akan diajukan adalah sebagai berikut :
H
1
: Sharia compliance berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio ROA dan ROE Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2013
H
2
: Audit review berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio ROA dan ROE Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2013
H
3
: Role and responsibility berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio ROA dan ROE Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-
2013
12
Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif Bandung: CV Pustaka Setia, 2012, h.88.
63
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Berikut akan dijelaskan sekilas tentang bank-bank yang akan menjadi objek penelitian :
1. Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan
Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada
RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan
BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos OnlineSOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet.
BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan
aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System MEPS sehingga layanan BMI dapat
diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Berikut ini adalah grafik penilaian Self Assessment GCG dan grafik rasio
ROA dan ROE Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013 :
Gambar 4.1 GCG Bank Muamalat Indonesia
Sumber: Laporan GCG Bank Muamalat Indonesia 0.3
0.2 0.2
0.2 0.45
0.45 0.3
0.3 0.75
0.65 0.65
0.65 1.5
1.3 1.15
1.15
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
2010 2011
2012 2013
Grafik Self Assessment GCG BMI Tahun 2010-2013
Shariah Compliance
Audit Review RoleRespon
sibility Total