Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas bias dengan menggunakan grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Jika ada pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
2. Uji Statistik
a. Uji F Analisis Pengaruh Secara Simultan
Uji F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila
nilai signifikansi 0,05 maka Ha ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi 0,05 maka Ha diterima.
8
b. Uji t Analisis Pengaruh Secara Parsial
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini pada dasarnya
untuk menunjukkan
seberapa jauh
pengaruh satu
variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
9
Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 . Ha diterima jika tingkat signifikansi 5 kurang dari
0,05 dan Ha ditolak apabila tingkat signifikansi 5.
c. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan kuat, lemah, atau tidak ada hubungan antar
variabel. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 dan +1.
1 Jika KK bernilai positif maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin dekat nilai KK ke +1 semakin kuat korelasinya.
8
Ibid, h. 98.
9
Ibid,: h. 99