BRI Syariah Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah. Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah. Berikut ini adalah grafik penilaian Self Assessment GCG dan grafik rasio ROA dan ROE BRI Syariah dari tahun 2010 sampai 2013 : Gambar 4.5 GCG BRI Syariah Sumber: Laporan GCG BRI Syariah Pada Gambar 4.5 terlihat bahwa pada tahun 2013 total nilai GCG BRI Syariah sebesar 1,35 lebih kecil dibandingkan 3 tahun sebelumnya yaitu 1,61 pada tahun 2010, 1,56 pada tahun 2011, dan 1,39 pada tahun 2012. Hal ini berarti bahwa tata kelola perusahaan GCG BRI Syariah pada tahun 2013 lebih baik daripada 3 tahun sebelumnya, karena seperti yang telah dijelaskan pada Bab II, semakin baik kualitas GCG suatu perusahaan maka angka nilai kompositnya akan semakin kecil. Jika mengacu pada PBI No. 1133PBI2009 tanggal 7 Desember 2009, maka predikat komposit BRI Syariah pada tahun 2012 d an 2013 adalah “Sangat baik”, sedangkan tahun 2010 dan 2011 diberi predikat “Baik”. 0.32 0.4 0.28 0.25 0.46 0.45 0.45 0.45 0.83 0.71 0.66 0.65 1.61 1.56 1.39 1.35 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2010 2011 2012 2013 Grafik Self Assessment GCG BRI Syariah Tahun 2010-2013 Shariah Compliance Audit Review RoleRespon sibility Total Gambar 4.6 ROA dan ROE BRI Syariah Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BRI Syariah Pada Gambar 4.6 terlihat bahwa ROA BRI Syariah pada tahun 2013 senilai 1,26 lebih besar jika dibandingkan 3 tahun sebelumnya yaitu -0,35 pada tahun 2010, -0,11 pada tahun 2011, dan 0,64 pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ROA BRI Syariah mempunyai nilai yang relatif lebih baik dibandingkan 3 tahun sebelumnya. Karena semakin besar nilai ROA artinya profitabilitas dari pengelolaan aset yang dimiliki juga semakin besar, maka kinerja bank tersebut juga semakin baik. Pada Gambar 4.6 juga terlihat bahwa ROE BRI Syariah pada tahun 2013 senilai 12,41 lebih besar dibandingkan ROA 3 tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 sebesar -2,41 , 2011 sebesar -1,19 , dan 2012 sebesar 8,05 . -0.35 -0.11 0.64 1.26 -2.41 -1.19 8.05 12.41 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 2010 2011 2012 2013 Grafik Rasio ROA dan ROE BRI Syariah Tahun 2010-2013 ROA ROE Semakin tinggi ROE maka profitabilitas bank tersebut akan semakin baik karena perolehan laba yang dihasilkan bank tersebut semakin besar.

4. Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri adalah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini berdiri pada 1955 dengan nama Bank Industri Nasional. Bank ini beberapa kali berganti nama dan terakhir kali berganti nama menjadi Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999 setelah sebelumnya bernama Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri Persero Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah dual banking system. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan pada Bank umum syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

1 7 115

Pengaruh intelectual capital dan good corporate governance terhadap profitabilitas bank umum syariah periode 2010-2013

0 12 152

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJAKEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

1 15 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJAKEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 3 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 1 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 2 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12