Tujuan Pembangunan Ekonomi Konsep Pembangunan Ekonomi Konvensional

22 Menurut Michael P. Todaro ada tiga tujuan inti pembangunan, yaitu: 4 a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok. b. Peningkatan standar hidup, tidak hanya peningkatan pendapatan tapi juga lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan serta nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materil, juga untuk menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa. c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial dengan membebaskan mereka dari sikap menghamba dan ketergantungan bukan hanya terhadap orang ataupun bangsa lain tetapi juga terhadap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka. Gambar 1. Evolusi Paradigma Tujuan Pembangunan. 5 4 Michael, P. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga edisi keenam Jakarta: Erlangga, 1998, h. 22. 5 Mudrajad Kuncoro, Ekonomika Pembangunan Jakarta: Erlangga, 2010, h. 3. Entitlements dan Kapabilitas Mengatasi Kemiskinan Kebebasan Pembangunan Berkelanjutan Produk Domestik Bruto PDB Indikator nonmoneter Indeks Pembangunan Manusia PDB rill per kapita 23

B. Konsep Pembangunan Ekonomi Islam

Dalam Islam ilmu ekonomi sudah banyak dipergunakan dan dikembangkan oleh para ekonom muslim, jauh sebelum Adam Smith dengan pandangannya dalam An Inquiry into the Natural and Causes of Wealth of Nations yang disebut sebagai kebangkitan ilmu ekonomi modern. Siddiqi mengidentifikasi sejarah ekonomi Islam dalam tiga tahap. 6 Tahap Pertama, 4,5 abad setelah Hijriah sampai tahun 1058 M 450 H, pada periode pertama ini kaum Quraisy telah melakukan perniagaan ke timur dan barat yang menghubungkan Bahrain dan Selat Persia Teluk Arab, juga penduduk Syria, Mesir, Iran, Irak, Yaman dan Ethiopia. Perniagaan ini tidak hanya menghasilkan materi yang menguntungkan tetapi juga turut mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan, namun sebelum datangnya Islam tradisi perniagaan yang banyak dilakukan dengan menggunakan sistem riba yaitu meminta kelebihan pada saat telat dalam pembayaran. Saat Rasulullah hadir, sistem ekonomi Islam dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat, yang sudah menggunakan uang sebagai alat jual beli yaitu mata uang Persia dan Romawi. Bahkan tukar menukar mata uang asing atau Sharf telah dilakukan. Lembaga Baitul Maal dibangun oleh Rasulullah untuk mengurusi pengumpulan dan pendistribusian dana. Bahkan 6 Ibid., h. 17. 24 Riba yang mendarah daging diganti dengan sistem keadilan yang menjunjung tinggi keadilan. 7 Kemudian dilanjutkan perkembangannya oleh para fuqaha dan sufi pada masa Khulafa Ar-Rasyidin, Daulah Umawiyah, Abbasyiah. Tahap Kedua, yaitu antara tahun 1058-1446 M, pada masa ini banyak ekonom Islam yang muncul dan sangat berpengaruh seperti Abu Hamid Al- Ghazali 1055-1111 M, Taqiyuddin Ibnu Taymiyah 1263-1328 M, Ibnu Khaldun 1332-1404 M. Al Ghazali mengembangkan sistem ekonomi yaitu adanya pembagian kerja, evolusi uang, dan pelarangan riba fadl. Ibnu Taymiyah menemukan sistem bagi hasil, manajemen uang, kontrol harga, peranan permintaan dan penawaran dan analisis beban pajak tidak langsung. Ibnu Khaldun berperan pada penelitian analisis mengenai pasang surutnya suatu dinasti dan siklus kemiskinan dan kemakmuran serta pembagian kerja, perdagangan internasional, dan keuangan negara. Tahap Ketiga, yaitu antara 1446-1932 M, munculnya para pemikir independen yang cenderung stagnasi, namun mengajak kembali kepada Al- Qur‟an dan Sunnah. Diantaranya Shah Waliyullah 1703-1762 M, Muhammad bin Abdul Wahab 1787, Jamaludin Al Afgani 1897, Mufti Muhammad Abduh 1905, dan Muhammad Iqbal 1938. 7 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Depok: Gramata Publising, 2010, h. 70. 25

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi Islam

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan ekonomi Islam diantaranya: 8 a. Menurut Hasanuzzaman adalah ilmu dan aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya material agar memenuhi kebutuhan manusia sehingga dapat menjalankan kewajibannya pada Allah dan masyarakat. b. Menurut Umar Chapra, adalah cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka, yang sejalan dengan ajaran Islam, tanpa membatasi kebebasan individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan ekonomi makro dan ekologis.

2. Konsep Pembangunan Ekonomi Islam