Pendidikan Moralitas Koperasi dan Kesejahteraan Sosial

93 masyarakat tergantung dari aktivitas ekonominya, jumlah, dan pembagian tenaga kerja, luasnya pasar, tunjangan dan fasilitas yang disediakan oleh negara. 60 . Dan Hatta mengambil koperasi sebagai sistem ekonomi yang tepat untuk meningkatkan usaha kecil masyarakat dengan sistem kooperatif dan kolektivisme yang tidak mengesampingkan hak individualisme.

3. Transmigrasi, Infrakstruktur dan Pemerataan

Pemerataan yang berbasis masyarakat adalah cita-cita setiap teknokrat dalam membangun dasar ekonomi Indonesia setelah kemerdekaan. Itu juga salah satu cita-cita Hatta yang paling penting dalam membangun ekonomi Indonesia. Fokus utamanya adalah bagaimana rakyat kecil bisa makmur setelah masa kolonial berakhir, karena seperti yang diketahui pada masa penjajahan, rakyat adalah korban yang paling besar dalam menanggung segala bahaya dan juga kesulitan. Juga karena jumlah rakyat Indonesia yang banyak maka Hatta sangat menganjurkan dalam memberdayakan masyarakat untuk makmur dengan turut serta dalam pembangunan. Konsep dalam pemerataan ini dia gagas dengan konsep transmigrasi dan juga industri yang diharapkan bisa menghasilkan pembangunan yang merata distribusi kekayaan yang merata juga yang dibangun oleh para masyarakat Indonesia. 60 Ibid., h.249. 94 Begitu juga dengan transmigrasi yang didukung oleh Syafruddin, namun ia tak terlalu mengedapankan konsep itu, karena dana yang dikeluarkan cukup besar dan banyak program transmigrasi terkadang gagal karena banyak transmigran yang ingin kembali ke pulau Jawa. Pemerataan dalam Islam disebut sebagai keadilan distribusi dan juga menentukan regulasi yang jelas untuk memelihara keadilan. Sehingga harta tidak hanya beredar hanya di kalangan orang-orang tertentu saja, seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an Al Hasyr ayat 7 yang artinya Agar harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.

4. Korupsi dan Diskriminasi

Hatta mengungkapkan pandangannya mengenai korupsi yang merupakan praktik bathil yang sangat merugikan, dan sangat membuat Indonesia terhambat dalam pembangunan, kemudian juga saat dirinya menjadi penasehat Presiden Soeharto dan penasehat Komisi Empat pada 1970, Ini dimaksudkan untuk memberantas korupsi dalam pemerintahan, namun begitu banyak masalah yang ia peroleh membuatnya putus asa karena hanya bisa sebatas dalam memberi nasehat saja sedangkan korupsi sudah sangat membudaya, hanya contoh dari atas yang dapat memberantasnya. Syafruddin juga menegaskan bahwa yang membuat biaya pembangunan menjadi sangat besar adalah karena dana-dana pembangunan itu masuk ke dalam kantong para petugas, calo dan kontraktor yang diistimewakan, begitu pula dengan adanya pungutan liar atau „pungli’ yang 95 biasa disebut „komersialisasi jabatan’, itu juga termasuk dalam suatu hal yang bathil yang tidak pantas dilakukan. Sedangkan dalam hal diskriminasi terjadi pada masa kemerdekaan di mana banyak kegiatan ekonomi kelas menengah dikuasai oleh orang Tionghoa, sehingga yang saat itu Sumitro melakukan kebijakan lisensi bagi importir pribumi yang pada akhirnya, malah di belakang banyak yang dijual kepada Tionghoa yang membuat cangkupan ekonominya meluas. Banyak juga para petinggi yang tidak menyukai jika ekonomi dikuasai oleh orang keturunan seperti Tionghoa, Cina dan juga orang Asia lainnya, sehingga menetapkan kebijakan ekonomi yang mempersulit Tionghoa dalam melakukan aktifitas ekonomi, yang malah membuat mereka berani untuk menyuap pejabat agar mempermudah transaksi mereka. Hal itu sangat tidak disetujui oleh Syafruddin, dia berpendapat bahwa warga Tionghoa juga merupakan rakyat Indonesia jika mereka dididik maka jiwa nasionalismenya akan tumbuh kuat sama seperti rakyat Indonesia pada umumnya, dan bahkan bisa membantu mengembangkan perekonomian Indonesia, dia tidak menyalahkan Tionghoa yang memang bekerja lebih keras dalam mendapatkan kemakmuran ekonomi itu. Begitu juga setelah gerakan pemberontakan yang dilakukan PKI, setelah itu pemerintah sangat gencar dalam membasmi mantan anggota KPI di Indonesia dengan segala kebijakan yang menyudutkan. Ia menentang pemerintah yanng terlalu menghukum para pengikut PKI, menurutnya