Mohammad Hatta Riwayat Singkat

45 untuk melanjutkan pendidikan dan berharap yang terbaik dengan keputusan ini. Saat sekolah di Jakarta Hatta tinggal dengan Radja Bangsawan seorang mantan inspektur kepala sekolah untuk wilayah bagian selatan. Hatta juga sering mengunjungi pamannya yaitu Ayub Rais seorang pedagang kaya yang banyak membantu Hatta dan juga sering bertukar pikiran mengenai bisnis, ekonomi, dan perdagangan. Dari diskusi yang dilakukan Hatta dengan pamannya itu membuat pengetahuan ekonomi bisnis Hatta lebih luas dari yang didapatkan di bangku sekolah, selain itu juga membentuk pemikiran Hatta mengenai ekonomi. Ayub Rais pula yang membiayai sebagian besar biaya sekolah Hatta saat di Jakarta dan di Belanda. 3 Selain pamannya Ayub Rais dan juga keluarganya yang sebagian besar adalah pedagang yang membentuk pemikiran ekonomi Hatta, serta lingkungan keluarga yang juga berasal dari kalangan ulama dan janji Hatta pada kakeknya Pak Gaek untuk tetap taat pada agamanya membuat pemikiran Islam dan religiusitas Hatta sangat kental dan berpengaruh juga pada pemikirannya dan perilakunya yang sangat menjaga batas-batas ajaran Islam saat berteman dengan para gadis Eropa, malah mereka mengatakan jika Hatta seperti seorang pendeta. 4 Dan tokoh lain seperti Haji Agus Salim yang dikenalnya saat menjabat bendahara di JBS pusat juga berpengaruh pada pemikirannya. 3 Ibid., h. 39. 4 Ibid., h.10. 46 Keduanya sering melakukan diskusi tentang hubungan islam dan politik, Haji Agus Salim memiliki pemikiran bahwa Islam sangat menghendaki masyarakat yang sejahtera adil dan makmur yang berpangkal pada persamaan tetapi juga memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik dan maju bagi yang berusaha, masyarakat yang juga menjauhkan diri dari eksploitasi sesama manusia seperti sistem kapitalisme. Pandangan Haji Agus Salim yang sangat menjurus kepada sosialisme itu dia selalu kaitkan dengan tujuan Islam dan juga pengabdian kepada Allah. Oleh karena itu Haji Agus Salim tidak setuju jika sosialisme itu berpangkal pada Marx. Dari pemikiran Haji Agus Salim ini juga membentuk pemikiran Hatta mengenai sosialisme, dia mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi paham sosialisme di Indonesia adalah ajaran Islam. 5 Hatta melanjutkan pendidikannya di Belanda dari 1921-1932, ia mengambil jurusan ekonomi perdagangan di Handels Hogeschool Sekolah Tinggi Dagang, kemudian menjadi Economicshe Hogeschool, Sekolah Tinggi Ekonomi di Rotterdam. Selain giat dalam menuntut ilmu di Belanda Hatta juga aktif berorganisasi, salah satu alasannya pergi ke Belanda pun karena rasa nasionalisme yang sangat tinggi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Banyak pengalaman pahit yang dialami oleh Hatta mengenai 5 Anwar Abbas, Bung Hatta dan Ekonomi Islam: Menangkap Makna Maaqshid Al Syariah Jakarta: Kompas, 2010, h. 33. 47 kekejaman para penjajah, seperti saat usianya 10 tahun, di Bukitiinggi marsose Korps Marechaussee te Voet yaitu satuan militer yang dibentuk masa kolonial Belanda dengan bayonet terhunus, menggeledah orang-orang karena menolak membayar pajak langsung, sehingga terjadi perlawanan yang akhirnya menewaskan 12 orang marsose dan 100 penduduk yang ditembak mati. Dan Rais sahabat kakek Hatta dibawa dengan tangan diborgol, melambai ke arahnya. Pengalaman pahit tersebut juga karena kakeknya sangat keras dalam mendidik memelihara aturan serta disiplin dalam belajar membentuk diri Hatta menjadi kuat dan nasionalis. Saat Turki kalah perang dan menjadi bahan olok-olok anak-anak Belanda Hatta membencinya, namun kakeknya memberitahunya bahwa para petinggi Turki itu telah membuat kezaliman yang tidak mencerminkan keadilan atas nama Tuhan. Sehingga pemikiran Hatta meskipun kritis dan tidak menyukai kolonial, namun ia tetap tidak anti Barat. 6 Hatta menjadi ketua Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia PI dari 1926-1930, meskipun membuatnya terlambat dalam menyelesaikan studi namun waktunya tersebut dipergunakannya untuk mematangkan ilmunya dan menambah studi baru yaitu tentang tata negara. PI menjadi sangat memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di 6 Salman Alfarizi, Mohammad Hatta Biografi Singkat 1902-1980 Yogyakarta: Garasi, 2012, h. 16. 48 Indonesia saat diketuai oleh Hatta. Hatta pun aktif dalam memberikan saran, kritik dan komentar tentang pergerakan di Indonesia melalui tulisan yang banyak bersebaran di berbagai majalah dan koran di Indonesia. Pada tahun 1931 mahasiswa komunis Indonesia secara perlahan merebut PI, sehingga membuat Hatta mundur dan banyak pendirian dan juga pemikirannya yang ditolak oleh pihak PI yang sudah dikuasai PKI, dalam sidang dan pertemuan Internasional pun pihak komunis selalu ingin menguasai sidang dan pembicaraan dan itulah yang membuat Hatta tidak menyukai komunis. 7 Di luar negeri, Hatta sangat aktif dalam memperkenalkan perjuangan Indonesia. Seperti pada tahun 1926 Hatta diutus untuk mengikuti Kongres Demokrasi Internasional di Perancis yang dihadiri oleh utusan dari 31 negara. Dalam kongres itu Hatta juga berhasil meyakinkan Kongres agar menyebut „Indonesia’ bukan „Hindia Belanda’ dalam merujuk tanah airnya dan ia menambahkan bahwa perdamaian dunia tidak akan tercapai jika penjajahan masih terus terjadi seperti di Asia. Hatta juga banyak mengenal tokoh penting negara lain seperti Jawaharlal Nehru, perdana menteri India yang kemudian hubungan mereka tambah akrab sampai Indonesia mencapai kemerdekaannya. 8 7 Anwar Abbas, Bung Hatta dan Ekonomi Islam Jakarta: Kompas, 2010, h. 21. 8 Ibid., h. 31. 49 Saat Hatta kembali ke tanah air, ia sangat berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan hingga ia menjadi dikenal sebagai dwitunggal bersama Soekarno oleh rakyat Indonesia, menjadi pasangan pemimpin yang sangat dibanggakan dan menjadi harapan kemajuan Indonesia. Hatta juga memiliki inisiatif dalam penghapusan tujuh kata di pembukaan UUD 1945 yang hampir membuat rakyat Indonesia pecah. Pada tahun 1950-1959 Hatta menjadi wakil presiden Republik Indonesia di masa merdeka penuh, yang sebelumnya menjabat sebagai Perdana Menteri RIS Republik Indonesia Serikat. Saat menjabat menjadi perdana menteri banyak kebijakan yang diterapkan Hatta yaitu mengenai kebijakan politik luar negeri yaitu politik bebas aktif, juga mengenai pembangunan ekonomi yang menurutnya memerlukan pinjaman dari luar negeri dengan syarat harus pandai dalam mengelolanya. 9 Perkembangan koperasi dan juga pembentukan perusahaan pemerintah seperti semen gresik merupakan salah satu dari banyak keberhasilan Hatta dalam menjabat sebagai Wakil Presiden. Sampai pada 1 Desember tahun 1956 Hatta mengundurkan diri. Hatta merupakan seseorang yang teguh pada pendirian dan juga ideologinya dan ia siap dalam mempertahankannya, mungkin karena sikapnya itulah yang membuatnya harus mundur ketika ia melihat arah politik yang semakin menjadi taktis dan siasat dan tidak lagi melihat pada tujuan awal 9 Deliar Noer, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa Jakarta: Kompas, 2012, h.126. 50 yang utama. Hatta pernah mengatakan dalam tulisannya “Siapa yang takut dilamun ombak jangan berumah di tepi air,” saat dia berkomentar kepada seseorang yang ingin berpolitik tanpa resiko, namun apalah daya kini ombak itu membuat banjir dan membuat Hatta harus mengundurkan diri karena yakin tak akan ada rumah yang dapat tegak di bibir banjir. Hatta seorang yang menepati janji, dan pernikahannya dengan Rahmi pun ia laksanakan setelah Indonesia merdeka yaitu pada 18 November 1945 seperti janjinya dulu. 10 Hatta adalah orang yang pemalu dan belum pernah sebelumnya dekat dengan seorang wanita maka perkenalannya dengan Rahmi pun dibantu oleh Soekarno. Hatta memiliki tiga putri yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi’ah, dan Halida Nuriah. Hatta meninggal pada hari Jumat 14 Maret 1980. Mohammad Hatta adalah seorang anak daerah yang memiliki jiwa nasionalis tinggi. Pendidikan yang tinggi, pengetahuan, pengalaman serta pergaulan yang luas membuat Hatta memiliki cara tersendiri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan pergerakan yang ia buat di dalam maupun luar negeri dan malah membuat bangsa penjajah sendiri menaruh hormat padanya. Hatta memang tidak terlalu pandai dalam berorasi yang menggebu-gebu seperti Soekarno, namun Hatta sangat tajam dalam menulis pemikirannya. Banyak tulisan dalam bentuk buku, ataupun yang 10 Ibid., 119. 51 tersebar di berbagai media cetak yang berisi kritik, saran dan kecaman serta pemikirannya mengenai Indonesia. Hatta membangkitkan semangat perjuangan dan memberikan pendidikan politik kepada rakyat Indonesia melalui tulisannya. Dalam menulis Hatta selalu teliti dalam memberikan rujukan untuk gagasan yang diungkapakannya dalam tulisan lepas yang tersebar di media. Maka orang-orang yang tertarik akan sejarah ilmu pengetahuan akan langsung melihat pada tulisan Hatta. Dalam bidang ekonomi Hatta lebih menyukai aliran historis dan ekonomi politik, gagasan ekonominya lebih berorientasi pada Gustav Schmoller, Werner Sombart, dan Karl Marx dari pada Adam Smith. Dalam bidang filsafat Hatta merujuk pada H. Rickert dan W. Windelband. 11 Beberapa tulisannya yang dibuat saat di Belanda di antaranya adalah Tujuan dan Politik Pergerakan Nasional Indoensia 1931, Krisis Ekonomi dan Kapitalisme 1934, Rasionalisasi 1939, dan Mentjari Volkenbond dari Abad ke Abad 1939. Juga buku-buku lainnya seperti Alam Pikiran Yunani 1941, Pengantar ke Djalan Ekonomi Sosiologi 1957, dan Pengantar ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan 1954, Mendayung Antara Dua Karang 1946 11 Salman Alfarizi, Mohammad Hatta Biografi Singkat 1902-1980 Yogyakarta: Garasi, 2012, h. 215-216. 52 dan masih banyak lagi tulisan Hatta yang telah tersebar dalam bentuk buku maupun kumpulan karangan dan juga pidato.

2. Syafruddin Prawinegara

Syafruddin Prawiranegara lahir pada 29 Februari 1911 di Anyer Kidul, Kawedanan Anyer, Banten. Nama kecilnya „Kuding’ yang berasal dari kata „Udin’ pada nama Syafruddin. Ayahnya seorang ménak Sunda bernama Raden Arsyad Prawira Atmadja, sedangkan ibunya memiliki darah Minangkabau. 12 Ayahnya yang seorang camat ternyata memiliki darah Minangkabau, yaitu buyut dari pihak ayahnya ternyata masih keturunan kerajaan Pagayurung Sumatera Barat, yang dibuang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Ayahnya meninggal pada 3 Maret 1939 saat membacakan pidato di suatu rapat di Kediri dalam pemilihan Dewan Propinsi Jawa Timur. Syafruddin dibesarkan di lingkungan yang moderat, karena masih keturunan ningrat maka Syafruddin tidak susah dalam menempuh pendidikannya, namun hal itu tidak membuatnya menjadi besar kepala dan memandang rendah kepada pihak lain. Ayahnya yang memiliki sikap yang tegas dan tidak membeda-bedakan, meskipun memiliki jabatan yang tinggi di masyarakat namun ia sangat dekat dengan rakyat sehingga dibuang oleh Belanda ke Jawa Timur. Sifatnya itu 12 M. Dawam Rahardjo, Ekonomi Neo-Klasik dan Sosialisme Religius: Pragmatisme Pemikiran Ekonomi Politik Sjafruddin Prawiranegara Jakarta: Mizan, 2011, h. 65. 53 menular kepada Syafruddin yang juga memiliki sikap yang tegas dan tidak membeda-bedakan. Syafruddin memulai pendidikannya pada tahun 1924 di ELS Europeesche Leagere School, setelah itu melanjutkan ke MULO Meer Uitgebreid Lager Onderwijs di Madiun Jawa Timur. AMS setingkat SMA bagian A di Kota Bandung, setamatnya dari AMS Syafruddin melanjutkan ke RHS Reechts Hoge School yaitu Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta, ia tamat dengan meraih gelar Sarjana Hukum Meester in de Rechten Mr.. Sedari kecil Syafruddin mendapat pendidikan formal di bawah naungan kolonial karena keluarganya yang tergolong ningrat namun ia tidak pernah meninggalkan Indonesia sebelum kemerdekaan untuk belajar, sedangkan pendidikan agamanya dia peroleh dari keluarga dan juga lingkungannya. Syafruddin yang terlihat menyukai buku saat di ELS juga ternyata banyak belajar agama dari buku-buku berbahasa Inggris dan Belanda. Juga pendidikan agama dari keluarga khususnya dari ayahnya yang dibesarkan di lingkungan pesantren Banten dan juga sebagai anggota Sarekat Islam SI, ketertarikan ayahnya yang hidup di kalangan feodal yang kebarat- baratan untuk mengikuti organisasi itu karena SI yang bersifat moderat dan modernis yang tidak mengharamkan orang Islam menggunakan pakaian Barat yang disebut sebagai keberuntungan baginya karena kebanyakan mereka yang mengisolasi diri di pesantren dan mengharamkan celana panjang yang 54 dikenakan oleh Belanda yang orang Kristen. 13 Begitu juga Syafruddin meskipun di didik di sekolah Belanda namun agamanya kuat melekat dalam dirinya. 14 Syafruddin yang hidup dikalangan ningrat otomatis masuk dalam organisasi Unitas Studiosorum Indonesiensis USI, yaitu komunitas yang dibentuk oleh profesor konservatif Belanda untuk menekan tingkat radikal kelompok pemuda dan mahasiswa yang nasionalis. Sehingga tak ada rasa permusuhan dalam dirinya dengan pihak pemerintahan Belanda. USI sering disebut sebagai organisasi dansa-dansi sebutan yang digunakan Dawam Rahardjo yang berbeda dengan organisasi lain, namun seterusnya alumni- alumni USI banyak yang menyokong pembentukan PSI Persatuan Sosialis Indonesia yang dimana Syahrir menjadi panutan para anggota dan aktifis USI dan dari situlah perkenalan antara Syahrir dan Syafruddin, ada yang mengherankan saat Jusuf Wibisono menemukan Syafruddin berada satu organisasi dengannya di Masyumi padahal kebanyakan temannya bergabung di PSI. Syahrir yang seorang matrealis sosialis, meskipun berteman baik dengan Syafruddin karena memilki kesamaan pemikiran dan kultur lantas tak 13 Thee Kian We ed., Syafruddin Prawiranegara, Pelaku Berkisah Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an Jakarta: Kompas, 2005, h. 39. 14 M. Dawam Rahardjo, Ekonomi Neo-Klasik dan Sosialisme Religius Jakarta: Mizan, 2011, h. 69.