Metode Bimbingan Agama Pembimbing Agama

gambaran bentuk luarnya raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain sebagainya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh imam al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu. Selanjutnya Dr. M. Abdullah Dirroz, mengemukakan definisi akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar dalam akhlak yang baik atau pihak yang jahat dalam hal akhlak yang jahat 34 . Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapatlah dimengerti bahwa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan- perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angankan lagi. Jadi pembinaan akhlak adalah salah satu upaya untuk mempengaruhi seseorang melalui kegiatan yang dilakukan secara terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan budi pekerti, perangai, tingkahlaku atau tabiat ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Metode Pembinaan Akhlak

Menurut Al- Qur’an manusia mempunyai potensi kebaikan dan keburukan atau kejahatan sebagaimana disebutkan pada surat Asy-Syams ayat 8-10: هاهسد م اخ ْ ق ا , اهاهك م حلْفأ ْ ق,اها ْقت اهر جف ا ْلأف 34 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h . 160. Artinya: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya .” 35 Potensi kebaikan perlu dikembangkan, sedangakn potensi keburukan dan kejahatan perlu senantiasa dikendalikan dan dihapuskan sedemikian rupa sehingga yang kuat dan dominan dalam kepribadian seseorang muslim adalah sifat, sikap dan perilaku yang baik. Selanjutnya Asep Usman Ismail dalam bukunya Tasawuf menjelaskan metode mengembangkan potensi kebaikan yaitu: 1. Metode al-sima’ Metode ini mengembangkan potensi kebaikan pada diri anak dengan mengkondisikan anak sedemikian rupa gar senantiasa mendengar aktif dam menyimak kalimat tayyibat, ungkapan yang santun, tutur kata yang lembut, serta bahasa yang indah. Ketika anak baru dilahirkan, Rasulullah saw. Menganjurkan agar dibacakan adzan ditelinga kanan dan iqamat di telinga kiri. Anjuran Rasulullah saw. Tersebut mengisyaratkan dua prinsip penting. Pertam, bahwa, al- sima’yakni menyimak atau mendengar aktif merupakan prinsip dalam pengembangan potensi naka. Kedua, bahwa yang didengar itu dikondisikan sedemikian rupa agar yang tayyibat, yaitu yang bernilai bermutu tinggi. 36 2. Metode al-abshar Metode ini mengembangkan potensi kebaikan pada diri anak dengan mengkondisikan anak sedemikian rupa agar senantiasa menyaksikan contoh- 35 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya ,Jakarta:CV. Darus Sunnah,2002, h. 596. 36 Asep Usman Ismail, Tasawuf, Jakarta: Pusat Studi Wanita PSW UIN syarif Hidayatullah Jakarta,2005, h. 18. contoh perilaku yang baik dari orang dewasa disekitarnya. Metode ini sangat menekankan adanya uswah atau keteladanan dalam pendidikan akhlak. 3. Metode al-fu’adah Metode ini mengembangkan potensi kebaikan pada diri maka dengan mengkondisikan anak sedemikian rupa agar: 1 mendapat pengertian dan pemahaman yang benar tentang kebiasaan-kebiasaan positif yang didengar dan disaksikannya dalam pengalaman hidup sehingga pemikiran anak terbimbing dengan baik. 2 mendapatkan pengalamn beharga dari apa yang didengar dan disaksikannya dalam pengalamn hidup sehingga perasaan anak memiliki kepekaan dsalam menyikapi dan merespon keadaan disekitarnya dengan tindakan yang cepat dan tepat. 37 4. Metode amaliah Metode ini mengembangkan potensi kebaikan pada diri anak dengan mengkondisikan anak sedemikian rupa agar melakukan kebaikan-kebaikan yang di harapkan menjadi akhlak anak. Tugas orang dewasa mengajak dan melibatkan anak sedini mengkin dalam berbagai aktifitas ibadah, kegiatan sosial dan keseharian yang positif yang yang dipadukan secara sinergi dengan mengembangkan potensi kebaikan pada diri anak melalui metode al- sima’,al- abshar, al- fu’adah.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Pembentukan Akhlak

Setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun panca indra kesulitan melihat pada dasar 37 Asep Usman Ismail, Tasawuf, h. 19.