B. Peran Pembimbing Agama Dalam Pembinaan Akhlak Santri Remaja
Peran Pembimbing agama dalam Pembinaan akhlak santri remaja bukan hal yang mudah. Setiap apa yang dilakukan oleh pembimbing akan dicontoh oleh anak
asuhnya. Pembimbing agama harus memiliki pengetahuan yang mendalam soal agama. Karenanya tidak semua orang bisa menjadi pembimbing agama. Mengingat beratnya
tugas yang diemban seorang pembimbing agama. Terlebih yang dihadapi adalah remaja, dimana tidak hanya pengetahuan agama saja yang harus dikuasai oleh
pembimbing agama, tetapi juga pengetahuan umum tentang perkembangan psikologis remaja pun harus dikuasai. Karena hal ini berkaitan dengan proses pembinaan akhlak
yang dilakukan pembimbing agama.
5
Pengajaran tentang ilmu agama ini sangat penting agar anak asuh mengetahui ajaran ilmu agama Islam, dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-
hari. Setelah melakukan penelitian tentang apa saja peran seorang pembimbing agama dalam Pembinaan akhlak santri remaja di Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa,
Jakarta Selatan peneliti mendapatkan hasil tentang peran pembimbing agama dalam membina akhlak remaja, diantaranya adalah sebagai berikut:
Peran pembimbing agama dalam pembinaan akhlak santri remaja di Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan sangat penting dilakukan
bagi santri. Karena mereka adalah salah satu sumber daya manusia yang memiliki potensi dan penerus cita-cita bangsa. Agar setiap Santri mampu memikul tanggung
jawab tersebut, maka penting bagi mereka untuk mendapat kesempatan yang luas untuk tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, rohani, maupun
sosial. Hal ini sejalan dengan wawancara penulis dengan Muhammad Khoirul Huda selaku Kepala Asrama dan Pembimbing Agama di Pesantren Yatim Nurul Amanah
5
Wawancara pribadi dengan Khoirul Umam pada Selasa, 27-01-2015.
Jagakarsa, Jakarta Selatan. “Bimbigan agama sangat penting bagi mereka karena mereka yang nantinya
bertanggung jawab terhadap umat. Dan juga mereka akan mengemban tugas untuk mengajarkan Islam pada generasi yang akan Datang. Jika akhlak mereka tidak baik,
maka akan rusak pula nanti umat yang mereka ajarkan.”
6
Begitu juga pentingnya dengan pemberian contoh yang baik. Pembimbing agama di Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan senantiasa
berusaha memberikan contoh teladan yang baik. “Memberi contoh yang baik pada santri-santri adalah kewajjiban kami.
Bagaimana mungkin kami mengajarkan akhlak yang mulia kalo akhlak kami sendiri tercela. Dan juga santri
lebih mudah belajar akhlak dengan mencontoh langsung.”.
7
Hal ini diperkuat dan bersumber dari ajaran Al- Qur’an. Sebagaimana tingkah
laku Nabi Muhammad SAW yang merupakan contoh suri teladan yang baik bagi manusia.
هَ رك رخ ْْامْ يْلا هللا جْري اك ِل ٌةنسح ٌة ْسأ هَ سر يف ْم ل اك ْ قل ريثك
ً ا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. Q.S Al-Ahzab: 21.
8
Seorang pembimbing agama harus memiliki akhlak yang baik, segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma agama dan memberi manfaat bagi
diri sendiri serta orang lain, terlebih karena ia akan membimbing yang dimana dibutuhkan pengetahuan yang cukup tentangnya.
“Kami maunya Pembimbing yang menjadi orang tua kami. Diantara kami ada yang masih punya orang tua dan ada yang gak punya orang tua karena telah wafat,
6
Wawancara pribadi dengan Muhammad Khoirul Huda pada Selasa, 27-01-2015.
7
Wawancara pribadi dengan Muhammad Khoirul Huda pada Selasa, 27-01-2015.
8
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CV Darus Sunnah, 2002, h. 285.