Tujuan dan Fungsi Pembimbing Tujuan Pembimbing

menguasai ilmu-ilmu keislaman yang ada kaitannyaa dengan kehidupan sosial manusia secara keseluruhan, seperti ilmu tafsir, ilmu fiqh, ilmu hadist, ilmu dakwah, sosiologi, antropologi, pthologi, psikologi umum, agama dan sosial dan disiplin lainnya yang berguna untuk menunjang profesinya sebagai pembimbing dan konselor yang berasaskan Islam. 20 Secara khusus, berbagai disiplin ilmu tersebut dapat diperoleh dan sudah diterapkan secara terpadu pada jurusan atau program studi prodi bimbingan dan konseling yang berbasis Islam, atau yang memiliki basic keilmuwan dakwah Islam. Secara sistematika ada beberapa kemampuan yang diberikan oleh program pendidikan tersebut kepada calon pembimbing dan konselor, yaitu wawasan dan kemampuan yang berkaitan dengan nilai-nilai kebangsaan nasionalisme, wawasan dan kemampuan keislaman sekitar konsepsi dan pengamalan ajaran Islam, wawasan dan kemampuan keilmuan yaitu ilmu dakwah sebagai induk gayut bimbingan dan konseling Islam, dan wawasan atau kemampuan keilmuan profesi perpaduan teori-teori bimbingan dan konseling dan teori-teori keislaman. Wawasan dan kemampuan tersebut kadang-kadang tidak bisa diberikan dengan leluasa masih terbatas, karena disesuaikan. Oleh karena itu, untuk menambah dan mengembangkan kemampuannya setiap pembimbing dan konselor yang telah mengikuti pendidikan formal tersebut diharapkan dapat melanjutkannya melalui pendidikan profesi yang dikhususkan bagi pembimbing dan konselor. Sesuia dengan persyaratan atau kemampuan yang mesti dimiliki pembimbing dan konselor agama Islam tersebut maka M. Arifin 1994 merumuskan syarat-syaratnya sebagai berikut: 21 20 M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan konseling Islam, h. 156. 21 Ibid., h. 156. 1. Menyakini akan kebenaran agama yang dianutnya, menghayati dan mengamalkan, karena ia menjadi pembawa norma agama religious yang konsekuen, serta menjadikan dirinya idola tokoh yang dikagumi sebagai muslim sejati, baik lahir maupun batin di kalangan orang yang dibimbingnya. 2. Memiliki sikap dan kepribadian yang menarik, terutama bagi orang yang dibimbingnya dan di lingkungan kerja atau masyarakat sekitarnya. 3. Memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti yang tinggi dan loyalitas terhadap profesi yang ditekuninya, sekalipun berhadapan dengan kondisi masyarakat yang selalu berubah-ubah. 4. Memiliki kematangan jiwa dalam menghadapi permasalahan yang memerlukan pemecahan dalam berfikir dan emosional. 5. Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan klien konseli dan pihak lain dalam kesatuan tugas atau profesinya. 6. Mempunyai sikap dan perasaan terikat dengan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan, klien harus ditempatkan sebagai individu yang normal yang memiliki harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan. 7. Memiliki keyakinan bahwa setiap klien yang dibimbing memiliki kemampuan dasar potensi yang mungkin dikembangkan menjadi lebih baik. 8. Memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap klien, sehingga selalu berupaya untuk mengatasi dan memecahkan masalahnya.