Dari hasil wawancara yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan secara garis besar peran pembimbing agama di Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa,
Jakarta Selatan sebagai berikut:
12
1. Memberikan contoh teladan yang baik
2. Sebagai orang tua santri
3. Sebagai pemerhati segala aspek kebutuhan para santri
4. Sebagai pemberi masukan dan nasehat
5. Sebagai pembina akhlak yang baik
C. Faktor Hambatan dan Faktor Pendukung Dalam Proses Pembinaan Akhlak
Santri Remaja
Proses pembinaan akhlak yang berjalan di Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan juga tidak selalu berjalan mulus dalam artian memiliki
beberapa hambatan. Ada dua hambatan dalam proses pembinaan akhlak ini, yaitu aspek internal dan aspek eksternal.
“Aspek internalnya adalah dari dalam diri masing-masing santri. Banyaknya santri yang malas mengikuti bimbingan dan banyak juga yang kabur keluar pesantren
dan tidur disaat bimbingan berlangsung ”.
13
“Aspek eksternalnya adalah maraknya pengaruh teknologi seperti internet dan hand phone yang berada di sekitar pesantren sehingga banyak santri yang malas-
malasan belajar terutama santri remaja dan lebih bank main game di warnet warung internet dan bermain game di hand phone.
Demikian faktor hambatan dalam proses pembinaan akhlak pada santri
12
Wawancara pribadi dengan Muhammad Khoirul Huda pada Selasa, 27-01-2015.
13
Wawancara pribadi dengan Muhammad Khoirul Huda pada Selasa, 27-01-2015.
khususnya santri remaja Pesantren Nurul Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Proses Pembinaan akhlak pada santri remaja di Pesantren Yatim Nurul
Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan juga ada beberapa faktor pendukung sehingga bimbingan agama menjadi lebih baik dan cukup berhasil dalam membentuk akhlak
para santri. Ada dua faktor pendukung dalam proses pembinaan akhlak ini, yaitu aspek internal dan aspek eksternal.
“Aspek internalnya yaitu sumber daya manusianya yang mumpuni, yaitu para pembimbing yang sangat menguasai setiap materi yang akan disampaikan kepada para
santri. Materi yang diambil dari kitab kuning dan klasik sanggup dibahas dan dikupas dengan sangat baik oleh pembimmbing”.
“Aspek Eksternalnya adalah tercukupi dan terpenuhi dengan baik kitab-kitab oleh pihak Pesantren. Sehingga para pembimbing tidak usah repot-repot untuk
mencari dan membeli kitab- kitab yang hendak diajarkan”.
14
Berdasarkan pengamatan observasi dan wawancara peneliti, berbagai pembinaan dan pelaksanaan sudah berjalan dengan baik. Namun hal yang baik ini
memang akan sia-sia jika santri-santrinya menerima pengaruh yang buruk dari lingkungan luar.
Hal yang perlu diperhatikan juga adalah faktor teknologi. Dimana belakangan ini dapat disaksikan dengan mudahnya teknologi memberikan pengaruh
buruk terhadap kehidupan remaja. Mulai dari permasalahan jejaring sosial yang bisa mengakibatkan pornografi, penculikan, dan sebagainya. Ini salah satu faktor yang
mudah mempengaruhi pembentukan akhlak.
14
Wawancara pribadi dengan Muhammad Khoirul Huda pada Selasa, 27-01-2015.
D. Analisis Data
Peran pembimbing agama dalam pembinaan akhlak santri remaja yang dilakukan di Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan sangat
penting bagi santri yang berada di asrama. Semua ini terlihat dari contoh perilaku santri yang peneliti saksikan sendiri. santri sudah terbiasa bersikap baik terhadap
semua orang dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama khususnya mengenai akhlak.
Pemahaman yang diberikan pembimbing agama memberikan penyadaran kepada santri agar tidak lagi memiliki kebiasaan dan akhlak yang buruk serta
memberikan arahan agar santri senantiasa berada dalam ajaran agama yang lurus.
15
Pembimbing agama berperan dalam menjalani visi dan misi dari Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa, pembimbing agama diharuskan untuk meningkatkan
martabat, kepercayaan diri, dan memberi nasihat pada santri untuk bisa menjauhkan diri dari perilaku yang menyimpang dari norma-norma agama. Dan memberikan
motivasi sehingga santri tidak merasa rendah diri dan dikucilkan masyarakat, sehingga santri bisa hidup layak dan percaya diri di masyarakat.
Santri yang telah mendapatkan pembinaan akhlak di asrama memiliki perubahan yang cukup signifikan yaitu terbiasa bertutur kata yang sopan dan takut
untuk meninggalkan sholat lima waktu, perubahan itu terlihat setelah mendapatkan pembinaan dari pembimbing agama. Sedangkan sebelum santri mendapatkan
pembinaan yang diberikan oleh pembimbing agama, masih banyak santri yang belum menjalankan kewajiban shalat lima waktu.
15
Observasi pribadi di Pesantren Nurul Amanah pada Senin 26-12-2015
Santri yang menjalankan pembinaan akhlak dari pembimbing agama merasa bahwa hidupnya lebih baik dari kehidupan mereka dahulu, sebab sebelum
mendapatkan pembinaan akhlak mereka selalu merasa bahwa hidupnya selalu merasa “bebas” dalam artian bisa melakukan perbuatan apa yang mereka mau walaupun itu
negatif, tanpa ada rasa bersalah.
16
Pembinaan akhlak ini bisa menyadarkan santri bahwa perbuatan yang selama ini mereka kerjakan adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, dan melanggar
norma-norma agama. Pembinaan akhlak ini juga menyadarkan santri untuk tidak mengulangi lagi perbuatan yang salah tersebut.
Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan mempunyai program kerja sendiri yaitu untuk mengembangkan tata kehidupan yatim dan dhuafa,
sehingga yatim dan dhuafa dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam bermasyarakat.
Asrama ini memberikan pelayanan lain kepada santri seperti perkusi, karate, hingga kursus komputer. Dalam menjalankan tugasnya bekerja sama dengan lembaga
pendidikan ternama lainnya. Bimbingan agama yang dilakukan pembimbing agama sangat penting
dilakukan, karena hal ini juga bisa berpengaruh pada pemahaman keagamaan santri itu sendiri, agar mereka dapat menjalani kehidupannya secara normal dan sesuai dengan
ajaran Islam. Pembinaan akhlak bagi santri juga bermanfaat bagi mereka untuk menjauhi keinginan-keinginan yang bertentangan dengan norma-norma agama.
Pembinaan ini juga dirasa sangat penting, agar para santri yang sedang menjalankan pembinaan di asrama ini mampu menjalankan kehidupan sesuai dengan
ketentuan agama Islam, serta bisa berbagi ilmu pengetahuan tentang keagamaan.
16
Wawancara pribadi dengan Khoirul Umam pada Selasa, 27-01-2015.
Selain menjalankan pembinaan akhlak di asrama, santri juga mendapatkan pembinaan lainnya seperti tahsin Al-
Qur’an yang dilakukan setiap hari senin dan selasa. Juga ada kegiatan takhrij Al-
Qur’an yang dilakukan setiap hari rabu dan sabtu. Kedua kegiatan tersebut dilakukan jam 18.30-21.30.
Tahsin Al- Qur’an berarti belajar membaca Al-Qur’an dengan indah,
sedangkan takhrij Al- Qur’an berarti mempelejari makhroj lafadz pengucapan huruf
Al- Qur’an.
17
Selain itu juga ada kegiatan pembinaan lainnya seperti marawis, perkusi, karate, dan kursus komputer. Marawis berarti melantunkan nyanyian-nyanyian lagu
rohani Islam, sedangkan perkusi berarti memainkan musik dari alunan-alunan alat sehari-sehari, misal panci, botol dan sebagainya.
Untuk hari pelaksanaanya marawis dilakukan setiap hari kamis jam 16.00- 17.00 sedangkan perkusi setiap hari minggu jam 16.00-18.00. pelaksanaan kegiatan
perkusi dan marawis ini untuk melatih kemampuan santri dalam bermusik dan menjalin kekompakan sesama santri.
18
Sedangkan kegiatan lainnya yakni karate dan kursus komputer yang dilakukan dengan bantuan lembaga pendidikan lainnya, dimana karate diadakan setiap
hari minggu jam 20.00-22.00, sedangkan kursus komputer setiap hari selasa dan kamis jam 16.00-17.00.
“Kreatifitas yang telah mereka pelajari selama di asrama bisa dimanfaatkan sewaktu mereka sudah tidak di asrama, dan bisa dipraktekkan dalam kehidupan
mereka untuk membantu kemandirian ekonomi mereka”.
19
Melalui berbagai kegiatan pembinaan kreatifitas yang diajarkan di Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa,
17
Observasi pribadi di Pesantren Nurul Amanah pada Senin 27-12-2015
18
Wawancara pribadi dengan Khoirul Umam pada Selasa, 27-01-2015.
19
Wawancara pribadi dengan Khoirul Umam pada Selasa, 27-01-2015.