Uji Asumsi Klasik Metode Analisis

59 intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. 2 Uji Lagrage Multipler LM test digunakan untuk sampel besar diatas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan uji DW terutama bila sampel yang digunakan relative besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. d. Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali 2011:139. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisits atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili beberapa ukuran kecil, sedang dan besar. Ada cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. 1 Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y predisi -Y sesungguhnya yang telah di studentized. 60 Dasar analisis: a Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka menidikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

a. Uji

– T Parsial Menurut Agus Widarjono 2010:25 digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen. Ada dua hipotesis yaitu hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif Ha. Hipotesis nol Ho merupakan angka dari nilai parameter sampel. sementara hipotesis alternatif Ha merupakan lawan dari hipotesis nol. Di dalam melakukan uji t ini peneliti harus menentukan apakah menggunakan uji satu sisi atau uji dua sisi. Uji hipotesis satu sisi dipilih jika kita mempunyai dasar teori atau dugaan yang kuat sebaliknya uji dua sisi dipilih peneliti jika peneliti tidak mempunyai landasan teori atau dugaan awal yang kuat. Misalnya kita mempunyai regresi berganda dengan dua variabel independen dengan estimator β 1 dan β 2 . Adapun prosedur langkahnya sebagai berikut : 61 Membuat hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif Ha utuk β 1 1 Jika hipotesis negatif, maka digunakan uji hipotesis sisi negatif Ho : β 1 = 0 Ha : β 1 2 Jika hipotesis posotif, maka digunakan uji hipotesis satu sisi positif Ho : β 1 = 0 Ha : β 1 3 Jika hipotesis bisa positif maupun negatif, maka digunakan uji hipotesis dua sisi Ho : β 1 = 0 Ha : β 1 ≠ 0

b. Uji – F Simultan

menurut Agus Widarjono 2010:22. Uji F digunakan mengevaluasi semua pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F ini bisa dijelaskan dengan menggunkan analisis varian analysis Of variance = ANOVA. Prosedur uji F untuk menguji apakah koefisisen regresi β1 dan β2 di dalam regresi berganda secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen Y sebagai berikut: 1. Membuat hipotesi nol H0 dan hipotesis alternatif Ha sebagai berikut: H0 : β = β = . . . .= βk = 0 Ha : β ≠ β ≠ . . . . ≠ βk ≠

2. Mencari nilai F hitung dan nilai F kritis dari tabel distribusi F. Nilai

62 F kritis berdasarkan besarnya α dan df dimana besarnya ditentukan oleh numerator k-1 dan df untuk denominator n-k. Nilai f hitung dicari dengan formula sebagai berikut: � � − F = − � � − � − Dimana � 2 adalah koefisien determinasi. n = jumlah observasi dan k adalah jumlah parameter estimasi termasuk konstanta. intersep 3. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahi apakah semua variabel independen secara bersama sama stimultan, dapat mempengaruhi terhadap variabel dependen. Apabila F hitung F-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F-hitung F-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

5. Operational Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini : a. Variabel bebas Variabel - variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualitas produk X1, Promosi X2, Kepercayaan merek X3 dan Kepuasan konsumen X4 yang merupakan faktor penting yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian konsumen. 63 b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian Y yang merupakan penilaian terhadap variable-variabel sebelumnya. Operational Variabel No Variable Dimensi Indikator Ukuran 1 Kualitas produk X1 Philip Kotler 2002:.391 , 1. Kinerja performance 1. Memiliki mesin yang mempunyai daya tahan tinggi. Ordinal 2. Fitur features 2. Keunikan desain motor yang ditawarkan 3. Keunikan warna yang ditawarkan 3. Kehandalan Reliability 4. Kesesuaian convermance 4. Mesin yang dimiliki stabil dalam pemakaian jarak jauh. 5. Mudah diperbaiki ketika terjadi kerusakan 6. Kesesuaian produk yang sesuai dengan yangditawarkan. 7. Produk yang ditawarkan sesuai dengan standar yang diterapkan. 5. Daya tahan durability 8. Tahan dalam setiap kondisi cuaca 9. Umur mesin yang lama 6. Service Abillty 7. Estetika Asthethic 10. Kenyamanan dalam berkendara 11. Kelengkapan fitur yg sesuai. 12. Mutu produk terjamin. 2 Promosi X2 Kotler dan Amstrong 2008.A 1. Periklanan 13. Iklan memberikan informasi akan produk. Ordinal 2. Promosi penjualan 14. Memberikan potongan harga atau diskon 15. Adanya pemberian hadiah atau suvernir pada promosi penjualan. 3. Personal selling 16. Memiliki kemampuan dalam menarik kustomer. 17. Memiliki kelebihan dalam

Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio di PT. BAF

3 57 90

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Yamaha Mio (Studi Kasus Di PT. Alfa Scorpii Medan)

9 111 105

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Promosi, Kepercayaan Merek, dan Kepuasan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul (Studi pada pengguna Yamaha Mio Soul di wilayah Ciputat

1 10 152

Pengaruh Kualitas Produk, Citra Perusahaan, Promosi dan Desain terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha (Studi Kasus pada Produk Motor Yamaha Mio Soul pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

5 20 169

Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas dan Keahlian Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio ( Studi Pada Pengguna Motor Yamaha Mio Di Daerah Ciledug – Tangerang)

1 10 135

Analisis Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Mio Fino pada Dealer Yamaha Berlian Pasteur Bandung

0 5 1

Pengaruh Iklan, Endorser, dan Display Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Sepeda Motor Yamaha di JG Motor Ujungberung Bandung)

0 5 97

Analisi Citra Merek Dan Kualitas Produk Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Motor Yamaha Mio Di JG Motor (PT. Jayamandiri Gemasejati) Bandung

0 11 140

Penggunaan Ignition Booster Dan Variasi Jenis Busi Terhadap Torsi Dan Daya Mesin Pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010

0 0 82

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio di PT. BAF

0 0 13