Uji Validitas dan Reliabilitas

55 dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Syofian Siregar 2010 : 162 Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuisoner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisoner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Imam Ghozali 2011:47. Menurut Sugiono 2000:110 reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh instrumen yang tidak reliabel atau konsisten.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda merupakan regresi linier dengan menggunakan sebuah variabel terikat Y dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas X 1, X 2 persamaan dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y= a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x 4 + e Keterangan : Y = keputusan pembelian a = bilangan konstanta b = koefisien regresi X 1 = Kualitas produk X 2 = Promosi X 3 = Kepercayaan merek X 4 = Kepuasan konsumen e = Error Menurut Agus Widarjono 2010:16 ada dua pendekatan di dalam mengestimasi persamaan regresi berganda, yaitu : 56 1. Secara menyeluruh simultan. Metode ini dilakukan dengan memasukan semua variabel independen kemudian baru dievaluasi variabel independen mana yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Secara bertahap stepwise. Metode ini dilakukan dengan menyeleksi secara otomatis hanya dengan varibel-variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis, juga diuji apakah terdapat penyimpanan asumsi klasik, diantaranya : a. Uji Normalitas data Menurut Imam Ghozali 2011:160. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable atau penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 1. Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat garis histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi norrmal. Namun uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan 57 dilengkapi dengan uji statistik. 2. Analisis statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov- Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal. b. Multikoloneritas Menurut Imam Ghozali 2011:105. Uji multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilaikorelasi antar sesame variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloneritas didalam model regresi adalah sebagai berikut: 1 Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi varibel dependen. 2 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikoloneritas. 58 3 Multikoloneritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawanya 2 variance inflation factor VIF. kedua ukuran ini menunujukan setiap varibel independen manakah yang dijelaskan oleh varibel independen lainya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menujukan adanya multikoloneritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10. c. Autokorelasi Menurut Imam Ghozali 2011:110. Uji autokorelasi bertujuan untuk apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada priode t dengan kesalahan penganggu pada priode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinmakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan penganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Hal ini sring ditemukan pada data runtut waktu time series karena “gangguan” pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada priode berikutnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokrelasi. 1 Uji Durbin-Watson DW test hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio di PT. BAF

3 57 90

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Yamaha Mio (Studi Kasus Di PT. Alfa Scorpii Medan)

9 111 105

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Promosi, Kepercayaan Merek, dan Kepuasan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul (Studi pada pengguna Yamaha Mio Soul di wilayah Ciputat

1 10 152

Pengaruh Kualitas Produk, Citra Perusahaan, Promosi dan Desain terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha (Studi Kasus pada Produk Motor Yamaha Mio Soul pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

5 20 169

Analisis Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas dan Keahlian Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio ( Studi Pada Pengguna Motor Yamaha Mio Di Daerah Ciledug – Tangerang)

1 10 135

Analisis Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Mio Fino pada Dealer Yamaha Berlian Pasteur Bandung

0 5 1

Pengaruh Iklan, Endorser, dan Display Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Sepeda Motor Yamaha di JG Motor Ujungberung Bandung)

0 5 97

Analisi Citra Merek Dan Kualitas Produk Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Motor Yamaha Mio Di JG Motor (PT. Jayamandiri Gemasejati) Bandung

0 11 140

Penggunaan Ignition Booster Dan Variasi Jenis Busi Terhadap Torsi Dan Daya Mesin Pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010

0 0 82

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio di PT. BAF

0 0 13