1. Visi dan Misi
a. Visi
Unggul Dalam Prestasi dan Di Landasi Imtaq dan Akhlakul Karimah untuk menguasai Iptek yang Berwawasan Global
b. Misi
1. Membiasakan tadarus sebelum pelajaran dimulai, dan menambah
kegiatan tilawah saat pelajaran Al Qur’am Hadits 2.
Melaksanakan remedial, akselerasi pengayaan dan pendalaman materi
3. Menanamkan nilai-nilai Islam dan akhlakul karimah yang
berintegrasi dalam KBM 4.
Mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran 5.
Meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan madrasah
6. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar
7. meningkatkan kemampuan mengoperasikan komputer
8. Menjadikan internet sebagai media belajar dan sumber belajar
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
MIN 6
Jagakarsa mempunyai
berbagai jenis
kegiatan ekstrakurikuler wajib maupun pilihan, diantara kegiatan tersebut adalah :
Tabel 4.3 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler MIN 6 Jagakarsa No.
Jenis Ekstrakurikuler Keterangan
1 Pramuka
Wajib bagi kelas III s.d VI 2
Paskibra Pilihan
3 Marawis
Pilihan 4
Taekwondoo Pilihan
5 Dokter Kecil
Pilihan
3. Struktur Organisasi Madrasah
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MIN 6 Jagakarsa
Kepala Madrasah
Waka Bid. Kurikulum
Waka. Bid. Kesiswaan
Tata Usaha
PPK
Bendahara
Adm. Sarana Siswa
Perpustakaan
Keamanan Keamanan
W. Kls VI A W. Kls VI A
W. Kls. V C
W. Kls. V B
W. Kls. V A
W. Kls. IV A
W. Kls. IV B
W. Kls. IV C
W. Kls. I B
W. Kls. I A
W. Kls. III A
W. Kls. II B
W. Kls. III B
W. Kls. II A
W. Kls. III C
G. Bid. Study
G. Bid. Study
G. Bid. Study
Kebersihan Kebersihan
Kebersihan
G. Bid. Study
G. Bid. Study
G. Bid. Study
G. Bid. Study
G. Bid. Study
G. Bid. Study
KOMITE
4. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 6 Jagakarsa No.
JENIS FASILITAS JUMLAH
KET.
1 Ruang Kepala Madrasah
1 Baik
2 Ruang Tata Usaha
1 Baik
3 Ruang Guru
1 Baik
4 Ruang Kelas
15 Baik
5 Ruang Wakil Kepala
1 Baik
6 Laboratorium
a. IPA
1 Baik
b. Komputer
1 Baik
7 Perpustakaan
1 Baik
8 Ruang BK
1 Baik
9 Ruang UKS
1 Baik
10 MasjidMusholla
1 Baik
11 Rumah Dinas
1 Baik
12 Kantin
1 Baik
13 Koperasi
1 Baik
14 WC. Kepala Madrasah
1 Baik
15 WC. TU
1 Baik
16 WC. Guru
4 Baik
17 WC. Siswa
8 Baik
18 Mesin TIK
4 Baik
19 Komputer Kantor
5 Baik
20 Komputer Siswa
20 Baik
21 Printer
7 Baik
22 Mesin FAX
1 Baik
23 Meja Guru
28 Baik
24 Meja Siswa
520 Baik
26 LCD Projector
3 Baik
27 Kendaraan Operasional :
a. Mobil Dinas
1 Baik
b. Motor Dinas
1 Baik
28 Microskop
1 Baik
29 Amplifire
2 Baik
30 Tape Recorder
2 Baik
31 AC
13 Baik
32 Finjerprint
1 Baik
33 Werwless
1 Baik
34 Wipi internet
1 Baik
B. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MIN 6 Jagakarsa. Peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas V A dan kelas V B. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan membaca karangan narasi siswa di kelas V.
Sebelum kedua kelompok diberi perlakuan berbeda, peneliti memberikan pretest berupa soal essay. Setiap siswa diminta untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Hasil pretest tersebut, kemudian dihitung oleh peneliti. Hasilnya menunjukkan bahwa data pretest dinyatakan homogen, maka peneliti
dapat menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas VA sebagai kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol, yaitu kelompok yang mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setelah kedua
kelompok diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut daftar nilai
pretest dan posttest kemampuan membaca karangan narasi yang diperoleh kelompok kontrol dan kelompok eksperimen:
Tabel 4.5 Daftar Nilai
Pretest dan Posttest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN
No Nama
Pretest Posttest
Nama Pretest
Postest 1
A 53
70 Aa
65 88
2 B
70 53
Bb 70
76 3
C 53
76 Cc
76 76
4 D
65 88
Dd 100
88 5
E 76
53 Ee
100 94
6 F
65 88
Ff 65
65 7
G 70
65 Gg
76 65
8 H
70 65
Hh 76
88 9
I 76
70 Ii
70 88
10 J
65 76
Jj 65
94 11
K 82
65 Kk
76 100
12 L
88 82
Ll 88
65 13
M 76
94 Mm
100 100
14 N
94 100
Nn 94
94 15
O 82
65 Oo
100 100
16 P
76 76
Pp 88
88 17
Q 82
88 Qq
76 94
18 R
88 94
Rr 100
100 19
S 100
94 Ss
82 88
20 T
94 100
Tt 100
100 21
U 82
65 Uu
88 94
22 V
76 100
Vv 94
65 23
W 65
100 Ww
82 100
24 X
76 70
Xx 94
94 25
Y 94
82 Yy
100 100
26 Z
88 88
Zz 88
82 27
AA 94
94 Aaa
82 94
28 BB
100 88
Bbb 94
70 29
CC 88
76 Ccc
88 94
30 DD
100 76
Ddd 82
88 Jumlah
2388 2401
Jumlah 2559
2608 Rata-rata
79,60 80,03
Rata-rata 85,30
86,93 Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest
kelas eksperimen sebesar 85,30 dan kelas kontrol sebesar 79,60, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 86,93 dan kelas kontrol sebesar 80,03. Nilai
rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol memiliki nilai yang hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan membaca
karangan narasi yang hampir sama. Nilai rata-rata posttest dan pretest kedua kelas mengalami peningkatan.
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Nilai Rata-rata
Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata
Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Pretest Posttest
Nila i
Ra ta
-ra ta
Jenis Test
Kontrol Eksperimen
76 78
80 82
84 86
88
Kontrol Eksperimen
Nila i
Ra ta
-ra ta
Posttest
1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelas yang diberi pembelajaran membaca karangan narasi dengan model pembelajaran konvensional. Kelompok eksperimen adalah
kelas yang diberi pembelajaran membaca karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebelum kedua kelompok diberi
pembelajaran mebaca karangan narasi, terlebih dahulu keduanya diberi tes awal pretest keterampilan membaca karangan narasi. Subjek kelompok eksperimen
berjumlah 30 siswa dan kelompok kontrol berjumlah 30 siswa. Data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Rangkuman Data Statistik Nilai
Pretest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Kelompok N
Nilai Minimal
Nilai Maksimal
Mean Median Modus Standar
Deviasi
1 Eksperimen 30
65 100
85,30 82
82 2,50
2 Kontrol
30 53
100 79,60
79 79
2,20 Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen diperoleh
nilai rata-rata sebesar 85,30, median sebesar 82, modus sebesar 82, standar deviasi sebesar 2,50. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa kelompok kontrol diperoleh
nilai rata-rata sebesar 79,60, median sebesar 79, modus sebesar 79, standar deviasi sebesar 2,20. Distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan membaca
karangan narasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai
Pretest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi
Frekuensi
65 3
10,0 70
2 7,0
76 5
16,6
82 4
13,3 88
5 16,6
94 4
13,3 100
7 23,2
Total 30
100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai
Pretest Kemampuan Membaca Karangan Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 65 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada dua orang,
siswa yang mendapat nilai 76 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 82 ada empat orang, siswa yang mendapat nilai 88 ada lima orang, siswa yang mendapat
nilai 94 ada empat orang dan siswa yang mendapat nilai 100 ada 7 orang.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai
Pretest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi
Frekuensi
53 2
7,0 65
4 13,3
1 2
3 4
5 6
7 8
65 70
76 82
88 94
100
Banya k
Siswa
Nilai
70 3
10,0 76
6 18,0
82 4
13,3 88
5 16,6
94 4
13,3 100
3 10,0
Total 30
100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.5 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai
Pretest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 53 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada empat orang,
siswa yang mendapat nilai 70 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 76 ada enam orang, siswa yang mendapat nilai 82 ada empat orang, siswa yang mendapat
nilai 88 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 94 ada empat orang dan siswa yang mendapat nilai 100 ada tiga orang.
1 2
3 4
5
53 65
70 76
82 88
94 100
Banya k
Siswa
Nilai
1. Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sebelum dilakukannya posttest, peneliti memberikan perlakuan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan di kelas VA
kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran STAD Student Team Achievement Division. Perbedaan
pertemuan pertama dengan pertemuan kedua di kelas eksperimen hanya terletak pada teks bacaan di lembar kerja siswa. Teks bacaan pada pertemuan
pertama di kelas eksperimen yaitu teks ‘Batu Badaon’ sedangkan teks bacaan pada pertemuan kedua di kelas eksperimen yaitu teks bacaan yang berjudul ‘Si
Lancang’.
Pertemuan kedua dilakukan di kelas VB kelas kontrol. Perbedaan teks bacaan tersebut sama halnya dengan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal posttest kepada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Pemberian posttest kemampuan membaca karangan narasi pada
kelompok eksperimen dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran membaca karangan narasi dengan menggunakan model
pebelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan posttest kemampuan membaca karangan narasi pada kelompok kontrol dimaksudkan untuk melihat hasil
pencapaian pembelajaran membaca karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Subjek kelompok eksperimen berjumlah
30 siswa dan kelompok kontrol berjumlah 30 siswa. Data hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Rangkuman Data Statistik Nilai
Posttest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Kelompok N
Nilai Minimal
Nilai Maksimal
Mean Median Modus Standar
Deviasi
1 Eksperimen 30
65 100
86,93 82
82 2,50
2 Kontrol
30 53
100 80,03
79 80
2,20
Berdasarkan tabel 4.8, dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 86,93, median sebesar 82, modus sebesar 82, standar deviasi
sebesar 2,50. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,03, median sebesar 79, modus sebesar 80, standar deviasi
sebesar 2,20. Distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan membaca karangan narasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disajikan
dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai
Posttest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi
Frekuensi
65 4
13,3 70
1 3,3
76 2
6,8 82
1 3,3
88 7
23,3 94
8 26,7
100 7
23,3
Total 30
100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.6 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai
Posttest Kemapuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 70 dan 82 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat
nilai 76 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada empat orang, siswa yang mendapat nilai 88 ada tujuh orang, siswa yang mendapat nilai 94 ada delapan
orang dan siswa yang mendapat nilai 100 ada tujuh orang.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai
Posttest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi
Frekuensi
53 2
6,8 65
5 16,6
70 3
10,0 76
5 16,6
82 2
6,8 88
5 16,6
94 4
13,3
1 2
3 4
5 6
7 8
9
65 70
76 82
88 94
100
Banya k
Siswa
Nilai
100 4
13,3
Total 19
100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai
Posttest Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 53 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada lima orang,
siswa yang mendapat nilai 70 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 76 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 82 ada dua orang, siswa yang mendapat
nilai 88 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 94 ada empat orang dan siswa yang mendapat nilai 100 ada empat orang.
A. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Pengujian persyaratan analisis dilakukan sebelum menganalisis data lebih jauh. Adapun pengajuan persyaratan analisis adalah uji normalitas dan
homogenitas. Data yang diujikan pada penelitian ini adalah nilai posttest siswa. 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan
1 2
3 4
53 65
70 76
82 88
94 100
Banya k
Siswa
Nilai
menggunakan uji chi kuadrat. Hasil kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas VA di MIN 6 Jagakarsa adalah berdistribusi normal dengan uraian
sebagai berikut: diperoleh
hitung
= 2,56 ;
tabel
= 9,488 pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = k – 1 = 5 – 1 = 4, karena
hitung tabel
= 2,56 9,488. Hasil uji normalitas posttest siswa disajikan pada tabel di bawah ini :
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua populasi, uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil perhitungan,
diperoleh nilai varian kelas eksperimen adalah 5,84 dan kelas kontrol adalah 4,53. Ternyata
0,05 2929 = 1,28 1,85, maka kedua variansi tersebut homogen.
Hasil pengujian diperoleh bahwa varians kedua kelompok tersebut homogen dengan
= 1,28. = 1, 5 dan taraf signifikan α = 0,05
dengan dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29. Karena tidak
melebihi maka H
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari varian yang samahomogen.
Hasil uji homogenitas posttest siswa kedua kelas disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas
Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Varians
F
hitung
F
tabel
0,05 Keterangan
Eksperimen 5,84
1,28 1,85
Homogen Kontrol
4,53 Homogen
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data, diketahui bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan pengujian
hipotesis statistik dengan mengunakan uji t. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata posttest siswa pada kelompok eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari rata-
rata posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut :
H :
µ
E
=
µ
K
H
a
:
µ
E
µ
K
Keterangan :
µ
E
= posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif.
µ
K
= posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil perhitungan
= 2,082, sedangkan = 2,002 pada taraf
signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan adalah 5 . Berarti t
hitung
t
tabel
menyatakan diterima. Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran STAD Student Team Achievement Division terhadap kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas V MIN 6
Gandaria, Jakarta Selatan. Jika dituliskan dalam bentuk tabel seperti berikut :
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Dengan Uji t
dK t
hitung
t
tabel
Kesimpulan 58
2,082 2,002
Tolak H
0,
Terima H
a
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab II terdahulu telah diuraikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas dapat membuat siswa
meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah, siswa termotivasi pada hasil secara teliti karena bekerja dalam
kelompok, dapat membantu siswa yang lemah dan dapat meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan
masalah. Hal tersebut terbukti saat pelaksanaan pembelajaran di lapangan. Pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD, para siswa bekerjasama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan
membandingkan jawaban
masing-masing, mendiskusikan
setiap ketidaksesuaian dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah
dalam memahami. Siswa bekerja dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam mengerjakan
kuis atau soal yang diberikan oleh guru. Meski mereka belajar bersama, tiap siswa harus mampu menguasai materinya. Tanggung jawab individual seperti
ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat
semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat lebih optimal jika disesuaikan dengan materi pelajaran, dan hal tersebut dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
perolehan hasil belajar siswa yang dilakukan. Setelah seluruh proses pembelajaran berlangsung, rata-rata siswa memperoleh hasil yang
memuaskan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki
kelebihan yaitu membantu siswa yang lemah dan dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. Dalam arti lain dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa yang mampu menguasai materi dapat membantu siswa yang kurang menguasai materi dalam kelompoknya
oleh sebab itu dominasi guru berkurang karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa lebih mengandalkan teman sekelompoknya
terlebih dahulu sebelum bertanya kepada guru. Penggunaan model pembelajaran konvensional guru lebih monoton,
hal ini mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru. Dalam proses pembelajaran pun ditemukan beberapa
siswa yang mengobrol dengan teman sebangku dan ada pula siswa yang mengganggu temannya sehingga proses belajar tidak efektif. Hal tersebut
mengakibatkan siswa kurang dapat menangkap dan menerima materi yang diajarkan, sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang kurang maksimal.
Dukungan terhadap teori penelitian ini sejalan dengan teorinya Tampubolon bahwasanya kemampuan membaca karangan narasi terbukti
setelah diberikan treatment dengan metode pembelajaran STAD Student Team Achievement Division. Berdasarkan teori motivasi menurut Slavin,
motivasi siswa dalam pembelajaran kooperatif terletak pada bagaimana bentuk penghargaan reward atau struktur pencapaian tujuan saat siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
65
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hipotesis yang diajukan sebelumnya dan setelah dilakukan penelitian pada siswa kelas V MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan, penelitian
dilakukan pada dua kelas yang berbeda, di mana kelas VA diberikan perlakuan yang berbeda dengan kelas VB. Untuk kelas VB pembelajaran
dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan untuk kelas VA pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
model pembelajaran konvensional. Peningkatan dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-rata posttest
kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas kontrol dan eksperimen serta hasil uji t yang dilakukan terhadap nilai posttest kelas kontrol dan
eksperimen. Nilai rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 80,03. Nilai rata- rata posttest kelas eksperimen sebesar 86,93. Jadi, terjadi peningkatan
sebesar 6,90. Setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
kemampuan membaca karangan narasi siswa meningkat, hasil belajar meningkat, suasana belajar yang dilaksanakan mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar dan mengerjakan tugas secara berkelompok, dan pembelajaran jadi lebih aktif dan mampu membantu siswa
yang mengalami kesulitan karena bekerja secara berkelompok. Hasil penghitungan uji hipotesis didapatkan t
hitung
= 2,082, sedangkan nilai t
tabel
= ,00 pada taraf signifikansi α= 0,05 dengan derajat kebebasan sebesar 5 .
Berdasarkan nilai tersebut maka diperoleh nilai , ini berarti
bahwa H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan
membaca karangan narasi.
B.
Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil kemampuan membaca karangan narasi. Penerapannya di kelas dapat membuat pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan karena siswa terlibat secara berkelompok sehingga siswa saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu
dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan. Menerapkan model pembelajaran ini, dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah, dominasi guru dalam pembelajaran berkurang, siswa termotivasi pada hasil secara teliti karena
bekerja dalam kelompok atau TIM, membantu siswa yang lemah, dan meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang
berbentuk pemecahan
masalah. Dengan
demikian, pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan, dan dapat terus disempurnakan lebih lanjut
C.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut
1. Sebaiknya guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
dalam bertanya pada saat pembelajaran tentang materi yang kurang dimengerti.
2. Diharapkan kepada guru kelas menerapkan model pembelajaran yang
dapat menarik minat siswa dalam belajar bahasa indonesia. 3.
Diharapkan kepada guru bahasa indonesia meningkatkan kemampuan dan keterampilan penguasaan model pembelajaran untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa.