LATAR BELAKANG Redesain Perpustakaan Daerah Sumatera Utara (Arsitektur Edukatif Rekreatif)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Zaman sekarang ini, media elektronik merupakan salah satu pemberi informasi tercepat, namun walaupun media elektronik dapat cukup memberi informasi yang menjanjikan, buku tetap merupakan faktor penunjang terpenting demi tercapainya kemajuan kota dan masyarakatnya. Ironisnya, kebudayaan membaca tersebut belum merupakan kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang melatarbelakanginya adalah perpustakaan kota yang tidak memfasilitasi dan kurang memadai. Minat baca dapat di bangun jika ada sarana pendukungnya. Salah satu sarana pendukung adalah perpustakaan. Perpustakaan biasanya akan menjadi sentral ilmu pengetahuan yang perlu dikembangkan dari masa ke masa. Selama ini perpustakaan masih lebih berorientasi di sekolah - sekolah dan perguruan tinggi, dan jarang digunakan sebagai perpustakaan publik. Seharusnya perpustakaan harus menyebar dalam lingkungan masyarakat dan harus dekat dengan masyarakat. Lebih jauh lagi harus menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat dalam peningkatan kualitas kehidupannya. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, pengembangan perpustakaan yang berbasis masyarakat masih sangat kurang. Orang masih berpikir bahwa perpustakaan hanya berfungsi menyediakan buku-buku pelajaran bagi siswa dan mahasiswa. Banyak buku disediakan hanya untuk kepentingan dunia pendidikan, tapi sangat sedikit buku yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kalaupun ada, itu hanya berbentuk cerita pendek, novel, koran dan majalah yang kalau dilihat lebih mengarah ke penyebaran informasi dari pada pengembangan pengetahuan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Memang ada beberapa buku tentang pertanian, perkebunan, usaha kecil dan lain-lain, tapi biasanya tidak terlalu menarik sehingga membosankan masyarakat pembaca. Medan, yang merupakan salah salah satu kota terbesar di Indonesia dan memiliki jumlah penduduk sebanyak ± 2.102.105, namun di kota Medan kurang Universitas Sumatera Utara 2 tersedia fasilitas perpustakaan yang berbasis masyarakat dan diminati seluruh masyarakat kota. Sesuai dengan visi dan misi Gubsu dan Wagubsu yaitu agar rakyat semakin takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, rakyat tidak bodoh dan rakyat memiliki masa depan, maka Perpustakaan Daerah Sumatera Utara memberi fasilitas – fasilitas guna menunjang hal tersebut. Saat ini perpustakan sudah mulai memberi inovasi – inovasi yang baik, seperti tambahan ruang baca bagi tunanetra, hal ini diharapkan dapat membantu pengembangan minat baca masyarakat. Namun, Penambahan – penambahan ruang ini memberi dampak buruk pada pengembangan bangunan, sehingga bangunan terlihat sembrawut dan kurang teratur. Walaupun sudah memberi inovasi namun perpustakaan daerah yang ada di kota Medan ini pun belum menjadikan masyarakatnya tertarik akan dunia baca, terbukti dari penggunaan perpustakaan ini hanya digunakan oleh pelajar, mahasiswa, instansi pendidikan dan pemerintahan. Fenomena bahwa perpustakaan hanya untuk orang – orang terpelajar, dapat meningkatkan stress dan mungkin mereka menganggap perpustakaan tidak terlalu penting dalam peningkatan kualitas hidup mereka, sehingga menyebabkan kurangnya minat baca masyarakat. Hal ini terjadi karena perencanaan operasional perpustakaan masih bersifat tradisional, dimana mulai dari penataan ruangan, penyediaan buku-buku sumber belum bisa membangkitkan minat baca masyarakat. Perpustakaan umum masih kurang memadai dalam hal kelengkapan dan kecanggihan fasilitas, konsep desain ruang yang kurang menarik dan tidak terciptanya inovasi- inovasi desain baru yang dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan umum, serta suasana yang kurang nyaman untuk sebuah tempat belajar . Membaca sebagai sarana pengembangan potensi anak dan orang dewasa. Dalam perkembangannya, anak – anak butuh kesempatan untuk bermain dan belajar. Dari membaca anak dapat membangkitkan daya imajinasi dan fantasi anak – anak yang lebih kreatif, sedangkan orang dewasa akan lebih memiliki banyak akses pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengendalikan diri dan situasi yang dihadapi dan serta yang akan membantunya dalam memecahkan berbagai masalah dan perrsoalan dalam kehidupannya. Gunarsa, 2004, p, 44 Berdasarkan hal diatas maka di butuhkan sebuah perpustakaan umum yang edukatif dan rekreatif sehingga dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Perpustakaan merupakan institusi pembinaan minat baca bagi seluruh masyarakat tanpa membedakan status. Tua, muda, miskin atau kaya dapat memanfaatkan koleksi Universitas Sumatera Utara 3 perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan sarana bacanya. Dan suatu perpustakaan yang lebih representatif terhadap kemajuan zaman serta mengikuti perkembangan masyarakat. Yaitu perpustakaan yang berbasis teknologi informasi serta memberikan variasi pada ruang baca untuk memenuhi selera berbagai macam masyarakat dalam menikmati bahan pustaka. Perpustakaan berperan sebagai institusi penyedia saran baca bagi masyarakat. Perpustakaan yang kerap dianggap tempat yang membuat stress, menjadi tempat bermain sambil belajar , disinilah letak edukatif dan rekreatif yang ingin di capai. Dari uraian di atas, maka perlu adanya redesain perpustakaan umum Medan, agar representif terhadap Kebutuhan zaman yang semakin berkembang dan diminati masyarakat.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN