Alasan Pemilihan Tema Tujuan Tema Berdasarkan Interpretasi Kriteria

46 untuk datang berekreasi dan belajar, baik dari segi bentuk, warna dan penataan ruang, namun tidak terlepas dari unsur bangunan sebagai bagian dari bangunan pemerintahan.

3.3.1 Alasan Pemilihan Tema

Adapun alasan pemilihan tema adalah sebagai berikut :  Memudahkan pengaplikasian sifat belajar yang rekreatif dan edukatif pada kasus proyek.  Mendapatkan suatu wadah bagi masyarakat di lingkungan binaan yang sesuai dengan unsur belajar sambil berekreasi.  Menjadikan suasana bagi pengguna untuk melihat suatu ilmu pengetahuan sebagai sarana belajar yang menyenangkan.

3.3.2 Tujuan Tema Berdasarkan Interpretasi

Beberapa tujuan yang ingin diwujudkan setelah dipilih tema rekreatif – edukatif, antara lain : 1. Menggunakan pemecahan masalah perancangan dengan adanya pendekatan dari sudut sifat dan aktivitas pendidikan dan aktifitas rekreasi yang sesuai dengan tuntutan fungsi bangunan. 2. Menghasilkan perancangan berdasarkan tema yang relevan sehingga hasil perancangan yang didasari oleh tema ini dapat mengakomodasi segala aktifitas yang sesuai dengan karakteristik rekreatif edukatif. 3. Menghasilkan rancangan yang dapat memfasilitasi kebutuhan ruang pengguna dan sesuai dengan kebutuhan standar perpustakaan dan keinginan pengguna.

3.3.3 Kriteria

Ada beberapa kriteria yang harus diwujudkan dalam perancangan bangunan agar dapat mewujudkan tema bangunan yang rekreatif – edukatif. Kriteria tersebut adalah : 1. Bangunan tersebut harus dapat memberi identitas banguan yang memiliki sifat atau karakter bangunan edukatif rekreatif. 2. Bangunan tetap mempertahankan simbol edukatif, namun juga memiliki tampilan yang rekreatif. Universitas Sumatera Utara 47 3. Bangunan yang akan dirancang dapat memfasilitasi kebutuhan pengguna ilmu pengetahuan. 4. Bangunan memiliki tipe yang memberi kesan mengundang dari segi visual dan mampu membangkitkan emosional pengunjung. 5. Bangunan dapat memberi keselarasan terhadap lingkungan yang terbentuk dengan lingkungan sekitar, serta dapat memberi image baru yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Semua kriteria pembentuk tema dalam perancangan ini harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberi kesan dan pengalaman tersendiri bagi pengguna. Pencapaian tema dalam perancangan juga didukung dengan beberapa faktor pendukung. Berikut ini adalah faktor pendukung terciptanya kesan edukatif dan rekreatif pada suatu lingkungan binaan. 1. View, suasana yang tercipta melalui view yang berbeda dari yang biasa dialami pengguna. View tersebut harus dapat memberi penyegaran fisik dan mental serta member pengguna kesempatan untuk melupakan sdejenak rutinitas yang menegangkan. 2. Sequence ruang, yang juga erat kaitannya dengan view. Pengalaman berbeda yang dialami oleh pengguna dalam suatu lingkungan binaan dapat membuat pengguna merasakan ketertarikan untuk melakukan kegiatan rekresi sambil belajar. Dalam hal ini terbukti view berkaitan dengan sequence ruang yang diciptakan, baik ruang luar maupun ruang dalam. 3. Sirkulasi, kenyamanan sirkulasi juga merupakan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi pada setiap lingkungan binaan. Alur sirkulasi yang direncanakan dapat memberi kesan tersendiri bagi pengunjung. Pola atau alur sirkulasi yang dituntut dalam tema rekreatif adalah sirkulasi yang menghasilkan vista, baik yang lurus atau kurva. 4. Material dan tekstur, memberi kesan berbeda, terutama dalam hal rekreatif, material yang dipilih biasanya adalah material yang alami. 5. Style bangunan, direncanakan sedemikian rupa agar tercipta suatu keistimewaan dan image tertentu yang dapat memberi kesan tersendiri pada bangunan. 6. Warna, penerapan warna yang diterapkan dalam kasus desain untuk memberikan pengaruh psikologis pada manusia. Dalam hal ini dibutuhkan Universitas Sumatera Utara 48 penerapan warna yang memberi kesan bagi pengguna dan pengunjung. Penerapan warna dalam hal ini berkaitan dengan teori warna. Warna-warni memiliki efek psikologis. Efeknya berpengaruh terhadap pikiran, emosi, tubuh, dan keseimbangan. Aplikasi warna pada sebuah ruangan dapat menghasilkan kesan perasaan yang semakin luas atau justru kebalikannya. Berikut ini sifat-sifat psikologis beberapa warna:  Merah - Berani, penuh semangat, agresif, memicu emosi, dan menarik perhatian. Secara positif, warna merah mengandung arti cinta, gairah, berani, kuat, agresif, merdeka, kebebasan, dan hangat. Negatifnya adalah punya arti bahaya, perang, darah, anarki, dan tekanan.  Kuning - Menciptakan perasaan optimis, percaya diri, pengakuan diri, akrab, dan lebih kreatif. Kuning juga dapat merugikan kita karena menyampaikan pesan perasaan ketakutan, kerapuhan secara emosi, depresi, kegelisahan, dan keputusasaan. Pilihan warna kuning yang tepat dan penggunaan yang sesuai akan mengangkat semangat kita dan lebih percaya diri.  Hijau - berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, dan kemudaan. Unsur negatif warna ini di antaranya memberi kesan pencemburu, licik, terasa jenuh, serta dapat melemahkan pikiran dan fisik. Di dalam sejarah China, warna hijau adalah warna perempuan. Lain dengan budaya muslim, yang menganggap warna hijau adalah warna yang suci. Warna untuk perdamaian juga hijau.  Biru - Melambangkan intelektualitas, kepercayaan, ketenangan, keadilan, pengabdian, seorang pemikir, konsistensi, dan dingin. Selain itu, dapat memicu rasa depresi dan ragu-ragu. Biru gelap akan membantu berpikir tajam, tampil jernih, dan ringan. Biru muda akan menenangkan dan menolong berkonsentrasi dengan tenang. Terlampau banyak biru akan menimbulkan rasa terlalu dingin, tidak akrab, dan tak punya emosi atau ambisi.  Ungu - Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian, dan kebenaran. Ungu mampu menunjang kegiatan bermeditasi dan berkontemplasi. Kemerosotan dan mutu yang jelek adalah sifat-sifat negatif warna ini.  Putih - Warna murni, suci, steril, bersih, sempurna, jujur, sederhana, baik, dan netral. Warna putih melambangkan malaikat dan tim medis. Warna ini juga bisa berarti kematian karena berkonotasi kehampaan, hantu, dan kain kafan.  Abu-abu - Bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, dan seimbang. Warna abu-abu juga mengandung arti lamban, kuno, lemah, kehabisan energi, dan kotor. Karena warnanya tergolong netral atau seimbang, warna ini banyak dipakai untuk warna alat-alat elektronik, kendaraan, perangkat dapur, dan rumah.  Hitam - Berkesan elit, elegan, memesona, kuat, agung, teguh, dan rendah hati. Kesan negatifnya adalah hampa, sedih, ancaman, penindasan, putus asa, dosa, kematian, atau bisa juga penyakit. Tak seperti putih yang memantulkan warna, hitam menyerap segala warna. Dengan hitam, segala energi yang datang akan diserap. Walau mampu memesona dan berkarakter kuat, tapi banyak orang yang takut akan gelap. Warna hitam berkonotasi gelap. Universitas Sumatera Utara 49

3.3.4 Lingkup Kajian Tema