95
F. Analisis Pelaksanaan Prinsip Syariah
Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS sebagai- mana diatur dalam Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM
Nomor: 91 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah Koperasi yang kegiatan usahanya
bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola syariah Kementerian KUKM, 2008a. Kegiatan usaha KJKS BMT Mardlotillah
antara lain adalah menjalankan usaha dibidang Simpan Pinjam berupa produk: penghipunan dana simpanan dan produk penyaluran dana pinjamanpem-
biayan, dengan rincian sebagai berikut KJKS BMT Mardlotillah, 2012a: 1.
Produk Penghipunan Dana Produk penghimpunan dana yang dilakukan KJKS BMT Mardlo-
tillah adalah simpanan anggotacalon anggota dengan Pola Syariah. Dana yang dihimpun dapat dikelompokan
menjadi 3 yaitu simpanan modal sendiri, simpanan wahdiah dhomanah, dan simpanan wahdiah.
Terkait kegiatan Penghipunan Dana Simpanan, tabungan dan simpanan memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan kepentingan
dan manfaat yang ingin diperoleh, yang esensinya tidak menyimpang dari prinsip wadiah dan mudharabah serta serta tidak bertentangan dengan
syariah yang berlaku Kementerian KUKM, 2008a. Merujuk pada Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 02DSN-MUIIV 2000 tentang Tabungan,
tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip Mu- dharabah dan Wadi’ah DSN-MUI, 2000a.
a. Simpanan modal sendiri koperasi yaitu penghimpunan dana dari anggota terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan
anggota. Sampai dengan 31 Desember 2011 dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 416,025,134,- dengan rincian sebagai berikut :
1 Simpanan Pokok Anggota Rp
252.306.299,- 2 Simpanan Wajib Anggota
Rp 127.844.667,-
3 Modal Penyertaan Pendiri Rp
35.874.168,-
96
Simpanan modal sendiri pada prinsipnya diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 perkoperasian dalam praktek simpanan diperlakukan
sebagai modal sendiri koperasi dan atas usaha yang dijalankan akan memperoleh sisa hasil usaha sebagaimana disepakati dalam Rapat
Anggota Tahunan diatur dalam Anggaran DasarAnggaran Rumah Tangga Koperasi. Sesuai Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.15DSN-
MUIIX2000 tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan
prinsip Bagi Hasil Net Revenue Sharing. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad
Kementerian KUKM, 2010a 2010b dan DSN-MUI, 2000f. b. Simpanan Wahdiah Dhomanah yaitu penghimpunan dana dari anggota
dan calon anggota dalam bentuk dana titipan yang dapat dimanfaatkan dan berhak mendapat keuntunganbonus dari pemanfaatan tersebut
, namun tidak diperjanjikan sebelumnya. Simpanan wahdiah dhomanah
terdiri atas simpanan tamalah, simpanan tasima, simpanan qurban dan aqikah, simpanan walimah, simpanan hají dan umroh, dan simpanan
askesos. Sampai dengan 31 Desember 2011 dana yang berhasil dihim- pun sebesar Rp 2.423.697.713,- dengan rincian pada Table 35.
Table 35 Simpanan Wahdiah Dhomanah
No Jenis Simpanan
Jumlah Orang
Jumlah Simpanan
1. Simpanan Tamalah
10.219 Rp
2.067.716.581,- 2.
Simpanan Tasima 1.883
Rp 181.850.458,-
3. Simpanan
Qurban Aqiqah
156 Rp
36.651.709,- 4.
Simpanan Walimah 12
Rp 6.711.009,-
5. Simpanan Haji dan Umroh
193 Rp
115.180.639,- 6.
Simpanan Askesos
asuransi kesehatan sosial
208 Rp
5.587.313,-
Sumber : KJKS BMT Mardlotillah 2012 c. Simpanan Wahdiah Lainnya yaitu rupa-rupa dana titipan dari anggota
dan calon anggota yang terdiri atas dana sehat, tunjangan kesehatan, jasa warkeming notaris, bagi hasil deposito, cadangan resiko, asuransi
gadai, dana linkage KUR, transaksi non syariah, tajir angsuran, dan
97
kewajiban segera lainnya. Sampai dengan 31 Desember 2011 dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 147.052.726,-
dengan rincian pada Table 36.
Table 36 Simpanan Wahdiah Lainnya
No Jenis Dana Titipan
Jumlah
1. Titipan dana sehat
adalah titipan dari anggota pembiayaan yang besarnya relatif besarnya pinjaman dari tiap peminjam dengan cara
diangsur sesuai jenis pembiayaan dan hanya bisa ditarik apabila peminjam mengalami sakit selama pembiayaan
belum jatuh tempo BMT memberikan keringanan biaya pengobatan dengan syarat harus membawa keterangan
sakit dari dokter yang bersangkutan dan hanya berlaku selama satu kali sakit
Rp 30.584.534,00,-
2. Titipan tunjangan kesehatan
adalah titipan yang diperoleh dari potongan gaji karyawan tiap bulan sebesar Rp 10.000 dan akan
dikeluarkan apabila ada karyawan yang sakit. Rp
868.350,00,-
3. Titipan notaris
adalah titipan yang diperoleh dari anggota pem-biayaan yaitu jasa warmeking yang nantinya akan dibayarkan
kepada Notaris. Rp 7.438.825,00,-
4. Titipan bagi hasil deposito adalah titipan anggota
deposito yang belum diambil bagi hasilnya Rp 5.892.131,85,-
5. Titipan Cadangan Resiko
adalah titilan anggota tabungan anggota yang dapat diambil setelah pembiayaannya lunas.
Rp 29.950.283,-
6. Titipan asuransi gadai
adalah titipan dari pembiayaan dgn pola gadai al-rahn Rp
4.029.897,- 7.
Titipan dana linkage KUR adalan tiitipan Pinjaman Program KUR dari BSM Cimahi
Rp 50.000.000,-
8. Titipan transaksi non syariah
adalah tiitipan dari bagi hasil tabungan di bank konvensional
Rp 4.830,83,-
9. Titipan tajir angsuran
adalah titipan yang diperoleh dari tajirdengan dari peminjam yang membayar angsuran tidak tepat
waktuingkar janji Rp
4.361.436,-
10. Kewajiban segera lainnya
adalah titipan yang diperoleh dari kewajiban segeralainya yang belum jatuh tempo
Rp 13.923.438,-
Sumber : KJKS BMT Mardlotillah 2012 d. Simpanan Tamaka deposito berjangka yaitu penghimpunan dana
simpanan berjangka anggota dan calon anggota dalam bentuk sim- panan dana investasi tidak terikat mudharabah mutlaqah yaitu sim-
panan anggotacalon anggota yang diserahkan sepenuhnya dana ter- sebut kepada KJKS sebagai mudharib, untuk mengelola dana tersebut
secara profesional dan diinvestasikan pada usaha-usaha menguntung-