Analisis Kesehatan Kinerja KJKS
61
dengan pembobotan yang meliputi aspek-aspek: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan,
jatidiri koperasi serta pelaksanaan prinsip syariah diperoleh hasil penilaian kinerja kesehatan KJKS BMT Mardlotillah sebesar 81,76 dengan predikat
Sehat. Adapun perhitungan menggunakan Microsoft Exel 2007, sebagaimana hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja KJKS pada Lampiran 7 dan data
dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja pada Lampiran 6. Hasil perhitungan masing-masing aspek adalah sebagai berikut:
1. Permodalan Penilaiannya dilakukan dengan menggunakan dua rasio permodal-
an yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset dan rasio kecukupan modal Kementerian KUKM, 2008b.
a. Rasio modal sendiri terhadap total asset
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja Neraca dan Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 7 dan
perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, di- peroleh hasil:
100 =
. .
. ,
, ,
100 = 9,59 Penilaian bobot dari rasio diperoleh dengan menggunakan
standar Table 7. Table 7 Predikat Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset
Rasio Nilai
Predikat
0 X 10 25
Tidak sehat 10 X 15
50 Kurang sehat
15 X 20 75
Cukup sehat 20 X 100
100 Sehat
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio modal sendiri terhadap total asset
sebesar 9,59 berada pada predikat tidak sehat, artinya bahwa hanya 9,59 asset KJKS yang berasal dari modal sendiri dan 91,41 asset
dari modal luar. Besarnya modal luar KJKS, menunjukan kemampuan KJKS dalam menghimpun dana dari tabungan dan pinjaman lembaga
keuangandonor dan mengidikasikan besarnya kepercayaan anggota
62
dan lembaga luar kepada KJKS, namun harus menanggung resiko dan beban bagi hasil.
Rasio modal sendiri terhadap total asset dimaksudkan untuk mengukur kemampuan KJKS dalam menghimpun modal sendiri di-
bandingkan dengan modal yang dimiliki. Kemampuan dalam meng- himpun modal sendiri mengidikasikan bahwa KJKS telah mampu
menumbuhkan rasa memiliki anggota anggotanya dan kepercayaan untuk menyimpan dana pada KJKSUJKS koperasi.
b. Rasio Kecukupan ModalCapital Adequacy Ratio CAR Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
kinerja Modal Tertimbang dan Aktiva Tertimbang pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, di-
peroleh hasil: 100 =
. .
. .
.
100 = 11,40 Penilaian bobot dari rasio diperoleh dengan menggunakan
standar Table 8. Table 8 Predikat Kecukupan ModalCapital Adequacy Ratio
Rasio Nilai
Skor Nilai
6 25
Tidak sehat 6 x 7
50 Kurang sehat
7 x 8 75
Cukup sehat 8
100 Sehat
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio Kecukupan ModalCAR sebesar
11,40 berada pada predikat sehat, artinya Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR yang dijamin oleh modal sendiri KJKS sebesar
11,40. Rasio Kecukupan ModalCAR merupakan kemampuan penye- diaan kecukupan modal modal minimum didasarkan pada risiko akti-
va yang dimilikinya. Standar Bank Indonesia yang berlaku saat ini sebuah lembaga keuangan dikatakan sehat apabila nilai CAR mencapai
8 atau lebih.
63
Rasio tersebut dimaksudkan agar para pengelola KJKS melaku- kan pengembangan usaha yang sehat dan dapat menanggung risiko
kerugian dalam batas-batas tertentu yang dapat diantisipasi oleh modal yang ada, terkait sumber asset dan kewajiban atas asset tersebut.
2. Kualitas Aktiva Produktif Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 3
rasio, yaitu rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, rasio portofolio pembiayaan berisiko
terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, dan Rasio Penyisihan Peng- hapusan Aktiva Produktif PPAP terhadap Penyisihan Penghapusan Akti-
va Produktif Yang Wajib Dibentuk PPAPWD. a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap jumlah
piutang dan pembiayaan Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
kinerja Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 6 dan perhi- tungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, diperoleh
hasil: 100 =
. .
. .
.
100 = 4,55 Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan
standar Table 9. Table 9
Predikat Rasio Tingkat Piutang dan Pembiayaan Bermasa- lah Terhadap Jumlah Piutang dan Pembiayaan
Rasio Nilai
Predikat
12 25
Tidak Lancar 9 X 12
50 Kurang Lancar
5 X 8 75
Cukup Lancar 5
100 Lancar
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio tingkat piutang dan pembiayaan
bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan sebesar 4,55 berada pada predikat lancar, artinya KJKS BMT Mardlotillah berhasil
mengelola pinjaman anggota sehingga piutang dan pembiayaan yang diberikan kepada anggota dapat berjalan dengan lancar, hanya 4,55
yang bermasalah dalam pembayaran kewajiban atas pinjamanpembia-
64
yaan yang diberikan dan masuk dalam kategori pembiayaan yang kura- ng lancar, diragukan dan macet.
b. Rasio portofolio pembiayaan berisiko terhadap jumlah piutang dan pembiayaan
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 6 dan perhi-
tungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, diperoleh hasil:
100 =
. .
. .
.
100 = 2,86 Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan
standar Table 10. Table 10 Predikat Rasio Portofolio Pembiayaan Berisiko Terhadap
Jumlah Piutang dan Pembiayaan
Rasio Nilai
Predikat
30 25
Sangat Beresiko 26 X 30
50 Kurang Beresiko
21 X 26 75
Cukup Beresiko 21
100 Beresiko Rendah
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio pembiayaan berisiko terhadap
jumlah piutang dan pembiayaan sebesar 2,86 berada pada predikat beresiko rendah, artinya jumlah pembiayaan beresiko masih memiliki
resiko rendah jauh dibawah standar dan jika penanganan pembiayaan beresiko dilakukan dengan baik dengan asumsi 90 pembiayaan
kurang lancar dan 50 pembiayaan diragukan berhasil ditangani, maka peluang peningkatan pembiayaan beresiko macet hanya sebesar
2,86. Untuk memperoleh hasil tersebut KJKS Mardlotillah harus
memiliki standar operasional prosedur dalam penanganan pembiayaan bermasalah dan menjadi peringatan bagi manajamen dan kolektor
pendamping untuk memberikan perhatian dan pendampingan agar ang- gota dapat mengatasi permasalahan usahanya dan kembali memenuhi
kewajibannya dengan baik.
65
c. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk
PPAPWD Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
kinerja Neraca dan Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b,
diperoleh hasil: 100 =
. .
. .
100 = 28,19
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan modifikasi standar Table 11.
Table 11 Predikat Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang
Wajib Dibentuk
Rasio Nilai
Rasio x 100
Predikat
0 X 25 0 - 25
Tidak Sehat 26 X 50
26 - 50 Kurang Sehat
51 X 75 51 - 75
Cukup Sehat 76 X 100
76 - 100 Sehat
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio PPAP terhadap PPAPWD sebe-
sar 56,38 berada pada predikat cukup sehat, artinya KJKS BMT Mardlotillah hanya mampu menyisihkan dana penghapusan aktiva
produktif sebesar 56,38 dari standar yang harus dibentuk yaitu Kementerian KUKM, 2008b: 0,5 aktiva produktif lancar + 10
aktiva produktif kurang lancar + 50 aktiva produktif diragukan + 100 aktiva produktif macet – Agunan + Jaminan Resiko.
Berdasarkan rasio tersebut, KJKS BMT Mardlotillah dapat mengurangi atau menghapus pembiayaan yang macet dengan dana
mengeksekusi dana titipan cadangan resikojaminanresiko dan agunan yang diberikan.
3. Manajemen Berdasarkan kertas kerja berupa daftar pertanyaan dari Kepmen
No .
35.3PerM.KUKMX2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan
66
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Ko- perasi dan atas jawaban dari Manajer Operasional dan Keuangan sebagai-
mana hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja KJKS pada Lampiran 7, diperoleh skor jawaban sebesar : 13,30.
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan Table 12 sebagai berikut :
Table 12 Predikat Skor Jawaban Manajemen
Skor Jawaban Nilai
Rasio x 100 Predikat
0 X 3,00 0 – 3,00
Tidak Sehat 3,01 X 6,00
3,00 – 6,00 Kurang Sehat
6,01 X 12,00 6,01 – 12,00
Cukup Sehat 12,01 X 15,00
12,01 – 15,00 Sehat
Sumber: modifikasi standar Kementerian KUKM 2008b Dengan standar tersebut, skor manajemen KJKS BMT Mardlotilah
berada pada predikat sehat. Skor tersebut belum menunjukan nilai yang sebenarnya karena jawaban belum seluruhnya disertai pembuktian
dokumen. Dari hasil penilaian, perbaikan yang harus dilakukan antara lain adalah
a. Manajemen Umum, menyusun perencanaan jangka panjang tiga tahunan yang dijabarkan kembali pada perencanaan jangka pendek
rencana tahunan. Melalui perencancanaan jangka panjang tersebut pengurus akan memiliki program yang lebih terencana dan pencapaian
target yang terukur selama kepengurusannya. b. Manajemen Permodalan, peningkatan pertumbuhan modal sendiri
yang berasal dari anggota sekurang - kurangnya sebesar 10 diban- dingkan tahun sebelumnya dihitung berdasarkan data yang ada di
neraca dan investasi harta tetap dari inventaris serta pendanaan ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri pengecekan
silang dengan laporan sumber dan penggunaan dana. 4. Penilaian Efesiensi
Penilaian efisiensi KJKSUJKS koperasi didasarkan pada 3 tiga rasio yaitu : rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto, rasio
aktiva tetap terhadap total asset dan rasio efisiensi staf. a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto
67
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan
pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, diperoleh hasil:
100 =
. .
. .
.
100 = 64,68 Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan
standar Table 13. Table 13
Predikat Rasio Biaya Operasional Pelayanan Terhadap Partisipasi Bruto
Rasio Nilai
Predikat
100 25
Tidak Efisien 85 X 100
50 Kurang Efisien
69 X 84 75
Cukup Efisien 68
100 Efisien
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio biaya operasional pelayanan
terhadap partisipasi bruto sebesar 64,68 berada pada predikat efisien, artinya KJKS BMT Mardlotillah memiliki efisiensi yang baik sesuai
standar yang ditetapkan dengan beban operasional pelayanan dapat ditanggung oleh pendapatan dari partisipasi anggota dan dapat
menyisahkan SHU sebesar 35,32. b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja Neraca dan Aktiva Tertimbang pada Lampiran 6 dan per-
hitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, diperoleh hasil:
100 =
. .
. .
.
100 = 8,97 Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan
standar Table 14. Table 14
Predikat Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Aset
Rasio Nilai
Predikat
76 X 100 25
Tidak Baik 51 X 75
50 Kurang Baik
26 X 50 75
Cukup Baik 25
100 Baik
Sumber : Kementerian KUKM 2008b.
68
Dengan standar tersebut, rasio aktiva tetap terhadap total aset sebesar 8,97 berada pada predikat baik, artinya KJKS BMT
Mardlotillah sebagian besar asset yang dimiliki tidak diinvestasikan pada aktiva tetap harta tidak bergerak sehingga dapat dimaksimalkan
pemanfaatannya untuk pelayananan kebutuhan pembiayaan bagi anggota.
c. Rasio efesiensi staf Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
kinerja dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, diperoleh hasil:
100 =
.
100 = 98,5 Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan
standar Table 15. Table 15
Predikat Rasio
Efesiensi Staf
dengan menggunakan Pebandingan Jumlah Mitra Pembiayaan dengan Jumlah Staf
Rasio Nilai
Predikat
50 25
Tidak Baik 50 x 74
50 Kurang Baik
75 x 99 75
Cukup Baik 99
100 Baik
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio efesiensi staf sebesar 98,5
berada pada predikat cukup baik, artinya jumlah mitra pembiayaan berbanding karyawan memiliki rasio yang cukup baik.
Rasio efisiensi staf dengan menggunakan rumus dan standar tersebut menunjukan semakin besar kemampuan staf mengelola mitra
pembiayaan maka semakin besar nilai dan predikat padahal hal kemampuan karyawan terbatas, sehingga harus disempurnakan.
Untuk itu, dalam penilaian kesehatan kinerja menggunakan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b. Dengan
data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja Neraca dan Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 6 diperoleh hasil:
100 =
. .
. .
.
100 = 6,38
69
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan standar Table 16.
Table 16 Predikat Rasio
Efesiensi Staf dengan menggunakan
Pebandingan Biaya Karyawan dengan Volume Pembiayaan
Rasio Nilai
Predikat
5 100
Baik 5 x 10
75 Cukup Baik
10 x 15 50
Kurang Baik 15
Tidak Baik
Sumber : Kementerian KUKM 2008c. Dengan standar tersebut, rasio efesiensi staf sebesar 6,38
berada pada predikat cukup baik, artinya biaya karyawan yang dike- luarkan berbanding volume pembiayaan memiliki rasio yang cukup
baik. 5. Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KJKS dilakukan terhadap 2 dua rasio, yaitu: rasio kas terhadap dana yang diterima dan rasio
pembiayaan terhadap dana yang diterima. a. Rasio Kas
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja Neraca dan Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 6
dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, diperoleh hasil:
100 =
. .
. .
.
100 = 29,87 Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan
standar Table 17. Table 17
Predikat Rasio Kas
Rasio Nilai
Predikat
X 14 dan X 56 25
Tidak Likuid 14 X 20 dan 46 X 56
50 Kurang Likuid
21 X 25 dan 35 X 45 75
Cukup Likuid 26 X 34
100 Likuid
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio kas sebesar 29,87 berada pada
predikat likuid, artinya berdasarkan rasio ini Kas dan Bank KJKS BMT Mardlotillah mampu atau dapat digunakan untuk memenuhi
70
kewajiban lancarnya secara tepat waktu sehingga tidak ingkar dan dapat tetap menjaga kepercayaan dari lembaga keuangandonor.
b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
kinerja Neraca, Keterangan Pendukung dan Database Penilaian Kese- hatan pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kemen-
terian KUKM 2008b, diperoleh hasil: 100 =
. .
. .
. .
100 = 67,59 Penilaian bobot dari rasio pembiayaan terhadap dana yang
diterima, diperoleh dengan menggunakan standar Table 18. Table 18
Predikat Rasio Pembiayaan Terhadap Dana yang Diterima
Rasio Nilai
Predikat
50 25
Tidak Likuid 51 x 75
50 Kurang Likuid
76 x 100 75
Cukup Likuid 100
100 Likuid
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio pembiayaan terhadap dana yang
diterima sebesar 67,59 berada pada predikat kurang likuid, artinya berdasarkan rasio ini KJKS BMT Mardlotillah pada tahun depat lebih
meningkatkan penyaluran pinjaman atau mengurangi sumber dana pihak ketiga
. 6. Kemandirian dan Pertumbuhan
Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3 rasio, yaitu rentabilitas aset, rentabilitas modal sendiri, dan kemandirian
operasional. a. Rasio rentabilitas aset
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan
pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, diperoleh hasil:
100 =
. .
. .
.
100 = 0,75
71
Penilaian bobot dari rasio pembiayaan rentabilitas aset, diper- oleh dengan menggunakan standar Table 19.
Table 19 Predikat Rasio Rentabilitas Aset
Rasio Nilai
Predikat
X 5 dan X 30 25
Rendah 5 X 7,4 dan 25 X 30
50 Kurang
7,5 X 10 dan 20 X 25 75
Cukup 10 X 20
100 Tinggi
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio rentabilitas aset sebesar 67,59
berada pada predikat rendah, artinya KJKS BMT Mardlotillah belum secara produktif memanfaatkan asset yang dimiliki untuk menghasil-
kan pendapatan yang diperoleh. b. Rasio rentabilitas modal sendiri
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan
pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM 2008b, diperoleh hasil:
100 =
. .
. .
.
100 = 4,73 Penilaian bobot dari rasio pembiayaan rentabilitas modal
sendiri, diperoleh dengan menggunakan standar Table 20. Table 20
Predikat Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio Nilai
Predikat
X 5 dan X 35 25
Rendah 5 X 7,4 dan 35 X 30
50 Kurang
7,5 X 10 dan 25 X 30 75
Cukup 10 X 25
100 Tinggi
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio rentabilitas modal sendiri se-
besar 4,73 berada pada predikat rendah, artinya KJKS BMT Mardlo- tillah belum secara produktif memanfaatkan modal sendiri yang dimi-
liki untuk menghasilkan SHU Bagian Anggota. c. Rasio kemandirian operasional pelayanan
Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
72
kinerja Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian
KUKM 2008b, diperoleh hasil:
.
100 =
. .
. .
.
100 = 170,68 Penilaian bobot dari rasio kemandirian operasional pelayanan,
diperoleh dengan menggunakan standar Table 21. Table 21
Predikat Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Rasio Nilai
Predikat
X 100 25
Tidak Mandiri 100 X 125
50 Kurang Mandiri
126 X 150 75
Cukup Mandiri 150
100 Mandiri
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio kemandirian operasional pela-
yanan sebesar 170,68 berada pada predikat mandiri, artinya KJKS BMT Mardlotillah mampu membiayai beban usaha dan beban koperasi
dari partisipasi netto anggota pendapatan yang diperoleh dari tran- saksi anggota setelah dikurangi beban pokokjasa kepada anggota.
7. Jatidiri Koperasi Penilaian aspek jati diri koperasi dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jati diri koperasi menggunakan 2 dua
rasio, yaitu: rasio promosi ekonomi anggota dan rasio partisipasi bruto. a.
Rasio partisipasi bruto Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
kinerja Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian
KUKM 2008b, diperoleh hasil: 100 =
, ,
, ,
, ,
100 = 100 Penilaian bobot dari rasio partisipasi bruto, diperoleh dengan
menggunakan standar Table 22.
73
Table 22 Predikat Rasio Partisipasi Bruto
Rasio Nilai
Predikat
x 25 25
Rendah 25 x 49
50 Kurang
50 x 75 75
Cukup 75
100 Tinggi
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio partisipasi bruto sebesar 100
berada pada predikat tinggi, artinya KJKS BMT Mardlotillah telah sepenuhnya melayani kebutuhan pembiayaan anggota.
b. Rasio promosi ekonomi anggota Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan
kinerja Perhitungan Hasil Usaha dan Database Penilaian Kesehatan pada Lampiran 6 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian
KUKM 2008b, diperoleh hasil: Manfaat Ekonomi Partisipasi Anggota + SHU Bagian Anggota
Total Simpanan Pokok + Simpanan Wajib 100
=
, ,
, ,
100 = 56,32
Penilaian bobot dari rasio promosi ekonomi anggota, diperoleh dengan menggunakan standar Table 23.
Table 23 Predikat Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Rasio Nilai
Predikat
5 25
Rendah 5 X 7.99
50 Kurang
8 X 11,99 75
Cukup 12
100 Tinggi
Sumber : Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, rasio promosi ekonomi anggota
sebesar 56,32 berada pada predikat tinggi, artinya KJKS BMT Mardlotillah telah mampu memberikan manfaat yang besar bagi
anggota. 8. Kepatuhan Prinsip Syariah
Berdasarkan kertas kerja berupa daftar pertanyaan dan atas jawab- an dari Manajer Operasional dan Keuangan sebagaimana hasil kertas kerja
74
penilaian kesehatan kinerja KJKS pada Lampiran 7, diperoleh skor jawaban sebesar : 8.
Penilaian bobot dari rasio, diperoleh dengan menggunakan modifikasi standar Table 24.
Table 24 Predikat Kepatuhan Prinsip Syariah
Skor Jawaban Nilai
Rasio x 100 Predikat
0 X 2,50 0 – 2,50
Tidak Patuh 2,51 X 5,00
2,51 – 5,00 Kurang Patuh
5,01 X 7,50 5,01 – 7,50
Cukup Patuh 7,51 X 10,00
7,51 – 10,00 Patuh
Sumber : modifikasi Kementerian KUKM 2008b. Dengan standar tersebut, skor Kepatuhan Prinsip Syariah dari
KJKS BMT Mardlotillah berada pada predikat patuh. Skor tersebut belum menunjukan nilai yang sebenarnya karena jawaban belum seluruhnya
disertai pembuktian dokumen. Dari hasil penilaian, perbaikan yang harus dilakukan antara lain adalah
a. Pertemuan kelompok yang dihadiri pengurus, pengawas, Dewan Penga- was Syariah, Pengelola, Karyawan pendiri dan anggota yang diseleng-
garakan secara berkala dibuktikan dengan daftar hadir dan agenda acara pertemuan kelompok.
b. Meningkatnya pemahaman anggota terhadap keunggulan system sya- riah dari waktu ke waktu dibuktikan dengan adanya laporan pening-
katan partisipasi mudharib di KJKS.