Pelaksanaan Prinsip Syariah a. Kegiatan Usaha KJKS

18 dijalankan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kegiatan pelaku usaha mikro sangat penting dalam menolong dirinya sendiri dari ketiadaan pekerjaan dan kemiskinan. Upaya proteksi KJKS melalui kegiatan produktif bagi kaum miskin dapat menjamin distri- busi “rasa kesejahteraan” dari masyarakat yang tidak punya kepada masyarakat yang punya. Melalui kegiatan produktif bagi kaum miskin, KJKS berperan sebagai agent of asset distribution, yang memberdayakan ekonomi ummat Kementerian KUKM, 2012a . Jika KJKS sebagai baitul maal berfungsi sebagai lembaga so- sial, maka KJKS sebagai baitul tamwil berfungsi sebagai lembaga bis- nis yang mencari keuntungan dengan konsep syariah bagi hasil. Ke- giatan yang dijalankan KJKS sangat strategis karena tidak saja ber- gerak dalam usaha simpan pinjam anggotacalon anggota di sektor ke- uangan, tetapi juga berperan langsung pada sektor riil melalui pembia- yaan, piutang, sewa ijrah, pinjaman kebajikan qardh dan produk lain sesuai syariah. Kegiatan baitul tamwil KJKS memiliki peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam pada lembaga keuangan. Dalam kegi- atan bisnis tamwil tidak diperbolehkan memisahkan antara masalah- masalah duniawi dan agama, yang berimplikasi bahwa hukum Islam sebagai dasar untuk semua aspek kehidupan. Kegiatan baitul tamwil KJKS harus beroperasi dengan landaskan Al-Quran dan As-Sunnah, baik dalam aktivitas transaksi bisnis dan perilaku bisnis harus sejalan dengan ajaran Islam Kementerian KUKM, 2012a . Dalam ajaran Islam, tidak diperbolehkan memperjualbelikan atau memperdagangkan uang, sebagaimana dipraktekkan lembaga ke- uangan konvensional yang melaksanakan perdagangan dalam bentuk uang membeli uang dari deposan dan menjual uang dalam bentuk pin- jaman. KJKS harus melaksanakan perdagangan dalam aset nyata atau jasa. Sebagaimana ajaran Islam, KJKS harus mendorong dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip dan hukum Islam untuk transaksi keuangan dan bisnis, Kementerian KUKM, 2012a. Terdapat perbedaan utang uang dengan utang pembiayaan pengadaan barang. 19 Utang karena pinjam meminjam uang tidak boleh ada tambahan, ke- cuali dengan alasan yang pasti dan jelas, seperti biaya meterai, biaya notaris dan studi kelayakan. Utang karena pembiayaan pengadaan ba- rang, harus jelas harga jualnya, yang terdiri atas harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati dan tidak boleh berubah naik karena akan masuk dalam kategori riba Antonio, 2001. KJKS tidak diijinkan melaksanakan kontrak berdasarkan peris- tiwa yang tidak pasti. Hubungan kontrak di KJKS atau lembaga ke- uangan syariah lainnya tergantung pada sifat dari transaksi, bisa men- jadi pembagian keuntungan mudharabah, penyimpanan wadiah, perusahaan patungankemitraan musyarakah, jual-beli murabahah, dan sewa guna usaha ijar. Hubungan tersebut dalam lembaga keuang- an konvensional hanya dikenal istilah kreditur-debitur. Prinsip lain yang diterapkan sesuai ajaran Islam adalah kemitraan dan pembagian risiko. KJKS menawarkan pemilik dana anggota sebagai investor deposan partisipasi dalam pembagian risiko bukan bunga tetap seperti pada deposito konvensional. Resiko mencerminkan aset nyata dan produktif dengan tingkat variabel pengembalian terkait dengan kinerja asset. Keuangan Islam menggunakan konsep partisipasi dalam peru- sahaan, memanfaatkan dana beresiko berdasarkan pembagian laba- rugi, sehingga mendorong manajemen sumber daya lebih baik. KJKS, sebagai lembaga keuangan berbasis syariah harus berkontribusi pada dimensi penciptaan etika, sosial dan moral yang meningkatkan kese- taraan dan keadilan bagi anggota dan calaon anggota koperasi. KJKS memiliki tanggung jawab sosial terhadap kemiskinan dalam masyara- kat Islam, dan harus berkontribusi dalam upaya pengentasan kemiskin- an dan pemberdayaan masyarakat Kementerian KUKM, 2012a .

b. Produk KJKS

1 Penghimpunan Dana Tamwil KJKS Produk penghimpunan dana dibedakan dalam hal akad tran- saksi yang digunakan yaitu mudharabah dan wadiah. Mudharabah 20 adalah akad kerjasama usahaperniagaan antara pihak pemilik dana shahibul maal sebagai pihak yang menyediakan modal dana se- besar 100 dengan pihak pengelola modal mudharib, untuk di- usahakan dengan porsi keuntungan yang akan dibagi bersama nis- bah sesuai dengan kesepakatan dimuka dari keduabelah pihak. Jika terjadi kerugian atau kegagalan usaha, beban operasional dan tenaga kerja pengelolaan ditanggung pengelola, sedangkan KJKS sebagai penyedia dana shahibul maal akan menanggung kerugian atas dana yang diinvestasikan kecuali jika ditemukan ada kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola mudharib seperti penyele- wengan, kecurangan dan penyalah gunaan dana Kemeneg KUKM, 2010a. Sesuai fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI No. 07 Tahun 2000 tentang Pembiayaan Mudharabah Qiradh, LKS sebagai pe- nyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib nasabah melakukan kesalahan yang dise- ngaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. Dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah yad al-amanah, kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan DSN-MUI, 2000c. Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pi- hak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si pemilik menghendaki. Titip- an wadiah berasal dari simpanantabungan anggotacalon anggota, titipan dari anggotacalon anggota menggunakan akad wadiah yad dhamanah artinya anggotacalon anggota menitipkan dana tersebut dan boleh dikelola, dengan syarat jika diminta harus dikembalikan. KJKS boleh memberikan bonus kepada anggotacalon anggota de- ngan syarat tidak diperjanjikan sebelumnya Kementerian KUKM, 2010a. Dalam perhitungan nisbah bagi hasil simpanan dilakukan de-ngan metode distribusi bagi hasil pendapatan. Formulasi per-