172 Berbagai hasil analisis dan kajian yang berkaitan sosial ekonomi
kelembagaan, selera konsumen, peluang pasar, kebijakan, dan lingkungan merupakan salah satu pilar dalam meningkatkan daya saing, termasuk industri
kelapa sawit. Dukungan kebijakan dan kelembagaan merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan daya saing. direspon dengan teknologi-teknologi
ramah lingkungan, karena aspek lingkungan juga termasuk salah satu atribut dalam menentukan daya saing. Isu pengelolaan kelapa sawit di Indonesia,
khususnya yang dicurigai merusak hutan memperlemah daya saing industri sawit Indonesia, baik pada sisi investasi kredit dari luar negeri untuk membangun
kebun kelapa sawit dan pasar CPO Indonesia di Eropa.
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pengembangan industri kelapa sawit meliputi ketersediaan pupuk yang cukup, pestisida, insetisida dan herbisida serta
penyediaan dan pembangunan infrastruktur bagi industri kelapa sawit. Penyediaan infrastruktur meliputi pembangunan pelabuhan yang layak,
pembangunan jembatan, jalan, transportasi yang memadai. Infrastruktur di Indonesia masih dirasakan sangat kurang dibandingkan dengan Malaysia,
akibatnya produktivitas kelapa sawit tidak maksimal. Dengan luas lahan produksi di Indonesia mencapai 7,5 juta ha produtivitas kelapa sawitnya hanya mencapai
19 juta ton setahun. Padahal Malaysia yang hanya memiliki lahan produksi 4 juta ha sanggup menghasilkan 16 juta ton kelapa sawit setahun.
7. Politik Ekonomi Industri Kelapa Sawit
Pengembangan industri kelapa sawit di masyarakat saat ini merupakan hasil proses evolusi yang sudah berlangsung 1,5 abad yang lau sehingga pola
perkebunan sudah memiliki cirri khas hubungan sosial dan budaya yang masih dipengaruhi oleh hubungan sosial yang dibangun pada zaman kolonialisme.
Pengembangan industri kelapa sawit sangat terkait dengan aspek sosial, karena selain membutuhkan lahan yang luas dan membutuhkan tenaga kerja yang
banyak, juga investasi dalam industri kelapa sawit juga membutuhkan waktu yang lama minimum 25 tahun.
173 Keterkaitan politik ekonomi dalam pengembangan industri kelapa sawit
terutama disebabkan karena produk yang dihasilkan yaitu minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok yang stabilitas harganya terus dipantau
oleh pemerintah. Setiap ada gejolak harga minyak goreng pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti pajak ekspor untuk menstabilkan harga.
Terdapat dua faktor yang menunjukkan bahwa eratnya kaitan antara perkembangan politik-ekonomi dengan pengembangan industri kelapa sawit
yaitu : faktor keamanan berusaha dan tingkat penerimaan masyarakat. Karenanya untuk mewujudkan kondisi yang stabil dibutuhkan dukungan politik karena salah
satu prasyarat masuknya investor adalah terjaminnya keamanan berusaha dalam arti luas, terutama kepastian hukum. Dan kondisi tersebut ditentukan oleh
keberhasilan menciptakan harga TBS dan keberhasilan mengantisipasi harga CPO.
Untuk mewujudkan pengembangan industri kelapa sawit sebagai agroindustri unggulan, strategi pengembangan hendaknya diarahkan menjadi satu
pilar pembangunan pertanian dalam menunjang perekonomian masyarakat. Kunci pokok yang perlu mendapat perhatian yaitu: 1 Peningkatan kualitas SDM,
2 Peningkatan penguasaan IPTEK, 3 Pengembangan kelembagaan dan 4 Pengembangan sarana dan prasarana. Keempat kunci tersebut dikaitkan
dengan peningkatan daya saing, kemandirian dan berkelanjutan. Dukungan kebijakan yang berpihak pada kepentingan masyarakat umum juga sangat
diperlukan guna pengembangan industri kelapa sawit.
VII. ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN BERBASIS INDUSTRI