Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

210

1. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan sistem dalam pengembangan agroindustri kelapa sawit membutuhkan perumusan kebijakan publik dengan pendekatan sistem untuk menyelesaikan konflik kepentingan demi terwujudnya pemenuhan kebutuhan para pelaku agroindustri kelapa sawit. Berdasarkan hasil analisis kebijakan, maka disajikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatur tata niaga minyak sawit antara lain a Pengendalian laju inflasi dan mencegah penurunan pendapatan riil masyarakat, b Pengendalian pasokan minyak sawit kasar di dalam negeri melalui pembatasan ekspor dalam rangka menjaga kestabilan harga minyak goreng sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat, dan c Mencegah terjadinya distorsi pasar mengingat pasar minyak sawit kasar dan minyak goreng lebih cenderung pada struktur pasar yang bersifat oligopoli dan oligopsoni. Dalam kebijakan pemerintah tersebut digunakan beberapa instrumen kebijakan yang digunakan oleh pemerintah antara lain adalah : a Penetapan pajak ekspor secara berkala, b Penetapan alokasi kebutuhan dalam negeri berupa pembatasan ekspor, c Pemupukan cadangan penyangga minyak sawit kasar, d Pelarangan ekspor dan e Impor minyak goreng dalam upaya menstabilkan harga minyak goreng melalui operasi pasar. 2. Keberhasilan pengembangan agroindustri kelapa sawit ditentukan oleh kemampuan menciptakan keamanan berusaha, menyediakan sumber pendanaan yang layak, serta menata sistem tataniaga produk perkebunan TBS dan produk pengolahan CPO. Setiap keputusan dalam pengembangan agroindustri kelapa sawit hendaknya mengutamakan pada tujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan perkebunan rakyat, perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan. Selanjutnya kegiatan yang perlu diprioritaskan adalah peningkatan pemerataan pembangunan, pelestarian lingkungan, peningkatan pendapatan pelaku usaha, dan peningkatan pendapatan pemerintah. Untuk mewujudkan perioritas tersebut, terdapat 5 lima instrumen kebijakan 211 terpenting yang berpengaruh, yaitu kebijakan harga TBS, penetapan pajak ekspor secara berkala, pemupukan penyangga minyak kelapa sawit, pola usaha dan kelembagaan, dan distribusi lahan. 3. Peningkatan pengembangan industri kelapa sawit dilakukan dengan melakukan berbagai survey untuk persiapan penetapan kebijakan pemerintah yang bersifat peningkatan kualitas produk dan menjamin kesejahteraan pelaku usaha dan pendapatan masyarakat perkebunan dan menjamin kelestarian lingkungan serta peningkatan kualitas dan produksi TBS melalui mekanisme pengembangan industri kelapa sawit yang transparan efisien dan efektif sehingga memberi keuntungan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan dan peningkatan pendapatan masyarakat. 4. Dalam penyusunan strategi pengembangan industri kelapa sawit, faktor utama yang menjadi bahan perhatiaan adalah ketersediaan modaldana dan kondisi pasar. Ditinjau dari segi aktor pelaku, peran utama masih dipegang oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Tujuan yang seharusnya mendapat perioritas adalah peningkatan pendapatan perkebunan dan peningkatan pendapatan tenaga kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut upaya pokok yang menentukan adalah pengaturan dalam hal harga Tandan Buah Segar TBS gaji dan upah dan perpajakan.

2. Saran