159
1. Kondisi Umum PTPN IV Medan Sumatera Utara
Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara IV PTPN IV merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN penggabungan merger dari PTPN
IV,dan PTPN VII yang berlokasi di Provinsi Sumatra Utara. Jenis tanaman perkebunan yang diusahakan adalah kelapa sawit, kakao dan teh. Penggabungan
tersebut dilandasi oleh Akte Notaris Harun Kamil SH No. 37 tangal 11 Maret 1996 dan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. C2.8335.HT.01.01 tahun 1996
tanggal 8 Agustus 1996 yang dicantumkan dalam Tambahan Berita Negara No.81 tanggal 8 Agustus 1996. Visi PTPN IV adalah menjadi perusahaan agribisnis
perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing baik di sektor hulu dan hilir di tingkat nasional dan regional. Untuk mewujudkan visi tersebut, PTPN IV
mengemban misi sebagai berikut: 1. Menjalankan usaha agribisnis di bidang perkebunan kelapa sawit komoditas
utama, teh dan kakao serta menghasilkan produk minyak sawit, teh jadi, biji kakao kering serta produk turunannya yang berkualitas untuk memberikan
kepuasan bagi pelanggan. 2. Meningkatkan daya saing produk serta terus menerus yang didukung oleh
sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi.
3. Menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan nilai
tambah yang optimal bagi pemegang saham, karyawan dan stakeholder lainnya.
4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa
berpedoman pada tata kelola perusahan secara sehat. 5. Memberikan perhatian dan peran yang sungguh-sungguh dalam membangun
kemitraan dan mengembangkan masyarakat lingkungan serta kelestarian lingkungan hidup.
Maksud dan tujuan pendirian PTPN IV adalah turut melaksanakan dan
160 menunjang kebijakan dan program pemerintah dalam pembangunan nasional di
bidang ekonomi, khususnya pembangunan di bidang perkebunan. Maksud dan tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan pengusahaan budidaya
perkebunan berupa tanaman kelapa sawit, teh dan kakao. Luas areal yang diusahakan pada saat ini berupa : 1 Tanaman kelapa sawit seluas 126.343.85 ha,
terdiri atas tanaman menghasilkan seluas 96.777 ha dan tanaman belum menghasilkan seluas 10.459 ha, Tahun Tanam yang Akan Datang TTAD seluas
4.087 ha, dan tanaman ulang barukonversi seluas 15.020,85 ha; 2 Tanaman teh seluas 5.396,11 ha, yang terdiri dari tanaman menghasilkan seluas 5.341,07 ha,
tanaman belum menghasilkan seluas 55.04 ha; dan 3 Tanaman kakao seluas 4.135 ha yang semuanya merupakan tanaman menghasilkan.
Area Tanaman yang Menghasilkan TM kelapa sawit pada tahun 2005 adalah 96.777 ha, berkurang 2.732 ha bila dibandingkan dengan tahun 2004.
Berkurangnya areal ini disebabkan adanya mutasi areal 7.219 ha yang terdiri atas areal Tanaman Ulangan TU 1.126 ha, TTAD 3.887 ha, areal percobaan PPKS 65
ha, pabrik kompos 8 ha, pengeboran minyak oleh Pertamina 1 ha dan realisasi penanaman TU 2003 sebesar 10 ha dan penambahan areal tanaman belum
menghasilkan menjadi tanaman yang menghasilkan adalah 2.365 ha. Tanaman kakao memiliki luas areal lahan yang menghasilkan 4.135 ha.
Luas areal ini berkurang setelah sebagian areal dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit seluas 3.281 ha pada tahun 2004 dan 2005. Untuk tanaman teh, pada
tahun 2005 luas areal TM yaitu 5.341,07 ha, dan areal TBM 55,04 ha. Luas areal ini sama untuk tahun 2004. Luas areal tanaman yang menghasilkan dicapai setelah
dikurangi dengan areal yang dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit seluas 3.179,85 ha pada tahun 2004 dan 2005.
PTPN IV memiliki peralatan produksi untuk operasional dengan kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai disajikan pada Table 14. Selain itu perusahaan
juga memiliki pabrik perakitan mesin 1 unit da pabrik kompos 1 unit yang terdapat pada PKS Dolok Sinumbah. Perusahaan tidak memiliki load faktor.
Tabel 14. Alat produksi ,kapasitas terpasang , dan kapasitas terpakai PTPN IV
161
Alat Produksi Kapasitas terpasang
Kapasitas terpakai
Pabrik Kelapa Sawit 15 unit 560 ton TBSJam
474 ton TBSJam
Pabrik Fraksionasi dan Rafinasi 1 unit
300 ton CPOhari 310 CPOhari
Pabrik Pengolahan Inti Sawit 1 unit
Pabrik Teh 4 unit 400 ton IShari
266 ton DTBhari 350 ton IShari
254 ton DTBhari
Selain bergerak pada sub sistem hulu budidaya, PTPV IV juga bergerak pada sub sistem hilir industri pengelolahan. Industri pengolahan yang beroperasi
paad saat ini berupa pabrik fraksionasi dan rafinasi yang berlokasi di Belawan dengan kapasitas 300 ton Crud Palm Oil CPOhari. Produk yang dihasilkan
dalam bentuk RDB olien, crude stearin dan fatty acid. Industri hilir ini pada tahun 2005 sudah di spin off dengan dengan PT. Pamina yang merupakan anak
perusahaan PTPN IV yang mengusahakan produk sejenis. Pabrik Pengolahaan Inti Sawit PPIS yang berlokasi di kebun pabatu dengan kapasitas 400 ton inti
sawithari menghasilkan produk berupa Palm Kernel PKO dan Palm Kernel Meal PKM
Pihak manajemen PTPN IV merupakan budaya kerja perusahaan corporate culture yang bersifat aktif agar para karyawan memiliki motivasi dan
kinerja yang optimal. Setiap karyawan diberi bimbingan dan dorongan agar memiliki perilaku sebagai berikut : 1 Berfikir positif untuk dapat menangkap
setiap peluang, 2 Proaktif dalam menghasilkan inovasi dan prestasi, 3 Kerja sama tim untuk membangun kekuatan, 4 Menempatkan kepentingan perusahaan
sebagai pertimbangan utama bagi setiap keputusan yang diambil oleh setiap keputusan yang diambil setiap jajaran perusahaan dan 5 menempatkan
peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan.
162 Sasaran PTPN IV adalah menjaga kesinambungan perusahaan dengan
mengupayakan pencapaian laba yang optimal agar dapat tumbuh dan perkembangan di masa yang akan datang. Pada tahun 2005 ditetapkan beberapa
indikator sasaran yang perlu dicapai perusaan seperti : tingkat produksi dan produktivitas, pendemen, harga pokok produksi termasuk pembelian, harga pokok
penjualan, volume penjualan, pengadaan barang, pendapatan penjualan, kinerja keuangan, laba sebelum pajak, jumlah tenaga kerja, peningkatan kompetensi
karyawan, dan perpanjangan Hak Guna Usaha HGU 11 unit kebun yang sudah habis masa berlakunya dan penerbitan HGU baru untuk 6 unit kebun yang belum
ada. Untuk mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan dilandasi oleh
kebijakan-kebijakan dasar sesuai bidang masing-masing. Selanjutnya setiap kebijakan tersebut dilengkapi dengan strategi dan program guna dan memudahkan
pencapaian sasaran. Strategi yang dirumuskan pihak perusahaan secara umum adalah meningkatkan kinerja perusahaan melalui upaya peningkatan pengendalian
biaya dan produktivitas sumber-sumber yang bersedia.
2. Kebijakan Berbasis Industri