180 cukup baik dari jajaran pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Sedangkan
menurut Dirjen Perkebunan prioritas ke dua tujuan adalah untuk meningkatkan pendapatan tenaga kerja yang di pekerjakan perusahaan perkebunan 0,201.
Prioritas ketiga untuk tujuan meningkatkan kualitas lingkungan sekitar usaha perkebunan kelapa sawit 0,156, dan prioritas ke empat yakni meningkatkan
kinerja pabrik kelapa sawit 0,128. Sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
pelaksanaan kegiatan di lapangan, kelembagaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan mewadahi organisasi pekerja dan pelaku usaha perkebunan dilapangan
dan kelembagaan ini menjadikan tujuan meningkatkan pendapatan pelaku usaha baik negeri PTPN maupun swasta menjadi hal utama dalam rangka
meningkatkan pengembangan industri kelapa sawit 0,330. Sedangkan menurut kelembagaan prioritas ke dua tujuan adalah untuk meningkatkan pendapatan
tenaga kerja di PTPN IV 0,248. Prioritas ke tiga untuk tujuan meningkatkan kualitas lingkungan, baik dari lingkungan masyarakat sekitar usaha perkebunan
maupun pemanfaatan limbah kelapa sawit 0,229, dan tujuan ke empat untuk tujuan peningkatan kinerja pabrik kelapa sawit 0,121 dan prioritas ke lima untuk
tujuan pendapatan pemerintah 0,071.
c. Alternatif
Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa untuk mencapai tujuan meningkatkan pendapatan pemerintah, alternatif dengan prioritas yang paling tinggi adalah
strategi 2, penetapan harga Tandan Buah Segar TBS 0,482. Melalui penetapan harga Tandan Buah Segar TBS diharapkan petani dapat meningkatkan taraf
hidupnya dan menjaga kualitas kalapa sawit yg dihasilkan dan pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan manaikkan upah dan gaji
karyawan yg bekerja di bidang perkebunan . Dalam rangka mencapai tujuan meningkatkan pendapatan pelaku usaha
dan perkebunan PTPN IV, alternatif dengan prioritas yang paling tinggi adalah strategi 2, penetapan harga Tandan Buah Segar TBS. Alternatif ini menjadi
penting mengingat strategi ini merupakan strategi yang baik guna meningkatkan produktifitas pengolahan kelapa sawit di tengah terbatasnya lahan yang dapat di
181 gunakan .
Tabel 17. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar
Elemen pada Tingkat 5 Elemen Alternatif Strategi kebijakan AL
T URAIAN
T1 T2
T3 T4
T5
1 Penetapan Pajak Ekspor secara
berkala 0,20
2 0,19
7 0,18
3 0,18
9 0,20
4 2
Penetapan Harga TBS 0,48
2 0,48
6 0,46
0,40 0,37
9 3
Diversivikasi produk
olahan Minyak sawit
0,12 8
0,11 1
0,13 0,18
4 0,17
2 4
Distribusi Lahan 0,11
2 0,07
2 0,04
0,09 2
0,12 1
5 Pola Usaha dan Pemasaran Produk
yang Merata 0,07
6 0,13
4 0,13
4 0,13
5 0,12
4
Alternatif 3 0,184 yaitu diversivikasi produk olahan minyak sawit merupakan alternatif prioritas utama untuk mencapai tujuan meningkatkan
pendapatan tenaga kerja perkebunan. Alternatif ini menjadi penting karena semakin banyak cabang industri pengolahan kelapa sawit menjadi berbagai
macam produk olahan selain minyak sawit menjadikan pendapatan pekerja di bidang perkebunan kelapa sawit semakin bertambah karena semakin banyak
memerlukan tenaga kerja. Distribusi lahan sebagai alternatif 4 0,112 dipilih sebagai prioritas utama
dari tujuan meningkatkan pendapatan pemerintah karena distribusi lahan yang tepat akan mendapatkan keutungan bagi pemerintah berupa pajak dan penyerapan
tenaga kerja agar tercipta masyarakat yang lebih sejahtera dan pemanfaatan lahan yang tepat guna serta meningkatnya pertumbuhan industri khususnya industri
182 minyak kelapa sawit dan olahan lain dari kelapa sawit.
Pola usaha dan pemasaran produk yang merata menjadi alternatif 5 0,135 yang menjadi prioritas tujuan peningkatan pendapatan tenaga kerja.
Alternatif ini menjadi penting karena dengan diaturnya pola usaha dan pemasaran produk yang merata memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta
berusaha di bidang perkebunan dengan pola usaha yg telah di tetapkan pemerintah yang pastinya menguntungkan bagi masyarakat dan pengusaha yang bergerak
dibidang perkebunan.
2. Hasil Pengolahan Data secara Vertikal dalam AHP