148 Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih dahulu
kekonsistenan pembobotan yang diberikan responden. Pengolahan kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan Expert Choice 2000. Dimana dalam
penelitian ini batas tingkat inkonsitensi ditetapkan 10. Kemudian setelah masing–masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan
pembobotan oleh masing–masing individu akan digabungkan dalam satu matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur kembali
pembobotannya lewat mekanisme perhitungan AHP dengan menggunakan software expert choice 2000 yang akan menghasilkan pengolahan data horizontal
dan pengolahan data vertikal. Hasil pengolahan horizontal akan memperlihatkan keterkaitan dan tingkat
pengaruh antara satu faktor dalam satu tingkat hirarki dengan elemen lain dalam tingkat hirarki di atasnya. Hasil pengolahan vertikal akan menunjukkan data
pemilihan alternatif strategi pengembangan industri kelapa sawit di PTPN IV Medan Sumatera Utara.
3. Pendekatan Sistem
Pendekatan Sistem didefenisikan sebagai suatu metodologi penyelesaian masalah yang dimulai dengan secara tentatif mendefenisikan atau merumuskan
tujuan dan hasilnya adalah suatu sistem operasi yang secara efektif dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan Eriyatno, 1998.
Pendekatan sistem memberikan penyelesaian masalah dengan metode dan alat yang mampu mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi dan mendesain
sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait, yang diformulasikan secara lintas-disiplin dan komplementer untuk mencapai tujuan yang sama
Eriyatno, 2002. Menurut Manetech dan Park 1997, suatu pendekatan sistem akan dapat berjalan dengan baik jika terpenuhi kondisi-kondisi berikut ini :
1 Tujuan sistem didefinisikan dengan baik dan dapat dikenali jika tidak dapat dikuantifikasikan, 2 Prosedur pembuatan keputusan dalam sistem riil adalah
tersentralisasi atau cukup jelas batasannya dan 3 Dalam perencanaan jangka panjang memungkinkan untuk dilakukan.
Lucas 1993 menyatakan bahwa secara teoritis komponen-komponen
149 dalam suatu sistem saling berhubungan dan memiliki ketergantungan antar
komponen. Sistem harus di pandang secara keseluruhan holistik dan akan bersifat sebagai pengejar sasaran goal seeking, sehingga terjadi sebuah
keseimbangan untuk mencapai tujuan. Sebuah sistem mempunyai masukan input yang akan berproses untuk menghasilkan keluaran output. Pada sebuah
sistem ada umpan balik yang berfungsi sebagai pengatur komponen-komponen sistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan dan sistem yang lebih besar
dapat terdiri atas beberapa sistem kecil subsistem yang akan membentuk suatu hirarki.
1. Metode Perbandingan Eksponensial
Metode Perbandingan Eksponensial Exponential Comparative Methode, ECM
merupakan salah
satu metode
pengambilan keputusan
yang mengkuantitasikan pendapat seseorang atau lebih dalam skala tertentu. Metode
ini pada prinsipnya merupakan metode skoring terhadap beberapa pilihan yang ada. Hal yang sangat penting dalam metode ini adalah penentuan bobot dari
kriteria yang ada. Selain itu kemampuan orang yang memberikan judgement sangat berpengaruh terhadap validnya hasil dari metode keputusan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemilihan keputusan dengan menggunakan metode MPE, adalah penentuan alternatif keputusan, penyusunan
kriteria keputusan yang akan dikaji, penentuan derajat kepentingan relatif setiap kriteria keputusan dengan menggunakan skala konversi tertentu sesuai dengan
keinginan pengambil keputusan, penentuan derajat kepentingan relatif setiap pilihan keputusan pada setiap alternatif keputusan, dan peningkatan nilai yang
diperoleh dari setiap alternatif keputusan. Hal yang sangat penting dalam penerapan Metode Perbandingan
Eksponensial MPE dalam pengambilan keputusan adalah penentuan derajat kepentingan relatif atau bobot dari setiap kriteria yang ditetapkan. Penentuan
bobot ini dinilai sangat penting karena akan mempengaruhi nilai total akhir dari setiap pilihan keputusan. Metode dalam penentuan bobot adalah pemberian bobot
secara langsung kepada setiap kriteria tanpa melakukan perbandingan relatif yang lainnya dan penentuan bobot dengan metode Eckenrode.
150
2. Model Analytical Hierarchy Process