Revitalisasi Perkebunan NILAI STRATEGIS INDUSTRI SAWIT

117 Malaysia Ekspor 000 ton Persentase Pertumbuhan 8.140,72 58,24 -5,17 10.002,49 59,1 22,87 1.448,74 56,00 4,46 12.079,13 57,49 15,60 11.793,59 50,53 -2,36 13.197,21 49,81 11,90 Lainnya Ekspor 000 ton Persentase Pertumbuhan 1.726,26 12,35 1,44 2.01,69 11,91 16,77 1.875,66 10,05 -6,95 2.545,79 12,12 35,73 2.882,49 12,35 13,23 2.920,76 11,02 1,33 Sumber: Nuryanti 2008 Sejak tahun 2006, Indonesia berhasil menggeser posisi Malaysia sebagai produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia, lebih cepat dari yang diproyeksikan semula yaitu tahun 2010. Dalam lima tahun terakhir, peran Indonesia sebagai produsen CPO dunia meningkat tajam menjadi 44,3 pada 2008, sejalan dengan pesatnya pertumbuhan produksi yang tumbuh rata-rata 9,1 persen per tahun. Sebaliknya peran Malaysia turun secara tajam dari 49,8 pada tahun 2005 menjadi 40,9 pada tahun 2008 Miranti, 2010. Menurut Widodo et al.2010 hal ini juga bisa berdampak negatif yaitu kelangkaan minyak goreng dalam negeri akibat pertumbuhan ekspor serta kerusakan lingkungan akibat pembukaan lahan baru kelapa sawit.

3. Revitalisasi Perkebunan

Program Revitalisasi Perkebunan adalah upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan melibatkan perusahaan di bidang usaha perkebunan sebagai mitra pengembangan dalam pembangunan kebun, pengolahan dan pemasaran 118 hasil. Komoditi yang dikembangkan adalah kelapa sawit, karet dan kakao dengan kegiatan mencakup perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman, seluas 2 juta ha. Untuk pelaksanaan Program Revitalisasi tersebut telah terbit Peraturan Menteri Pertanian No. 33Permentan0506 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 117PMK1206 serta penunjukan 5 bank pelaksana oleh Menteri Keuangan, yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank Sumut dan Bank Nagari. Untuk menjalankan program ini, pemerintah telah mensubsidi bunga kredit perbankan sehingga petani “hanya” dikenakan bunga maksimal 10 Ditjenbun, 2007; Nuryanti, 2008. Dalam revitalisasi perkebunan, pemerintah menyediakan kemudahan pada hal-hal yang berkaitan dengan Dradjat, 2007: 1 Investasi dan pembiayaan, seperti penyediaan kredit investasi dan subsidi bunga oleh pemerintah untuk peremajaan, rehabilitasi dan perluasan kebun kelapa sawit, karet, dan kakao. 2 Manajemen pertanahan dan tata ruang, seperti penetapan dan pemanfaatan lahan produktif untuk pembangunan kebun kelapa sawit di kawasan perbatasan Kalimantan. 3 Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, seperti pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam partisipatif. 4 Infrastruktur pertanian. 5 Pengembangan SDM dan pemberdayaan petani. 6 Insentif dan pendanaan riset dan pengembangan teknologi. 7 Penyusunan kebijakan perdagangan yang mengedepankan kepentingan bangsa 8 Promosi dan pemasaran hasil, dan 9 Insentif perpajakan dan retribusi berupa keringanan hingga penghapusan beban bagi komoditas pertanian. Revitalisasi perkebunan merupakan program pemerintah yang memanfaatkan dana perbankan untuk mendorong pemberdayaan para petani yang memiliki lahan namun pemanfaatannya belum maksimal. Target pengembangan secara nasional, seluas 2 juta hektar sampai tahun 2010 untuk program perluasan, 119 peremajaan dan rehabilitasi. Pembiayaan yang diberikan kepada petani adalah mulai dari pembelian bibit sampai dengan pasca panen, termasuk biaya pengurusan sertifikat lahan. Subsidi bunga dari pemerintah sebesar 3 s.d 4, dimana petani hanya membayar bunga kredit 10 selama masa grace period. Besarnya bunga setelah masa tenggang adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bank BI, 2009. Sasaran dari setiap komoditi secara nasional disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Luas sasaran revitalisasi pertanian untuk kelapa sawit, karet dan kakao Komoditas Perluasan ha Peremajaan ha Rehabilitasi ha Jumlah ha Kelapa sawit 1.375.000 125.000 - 1.500.000 Karet 50.000 250.000 - 300.000 Kakao 110.000 54.000 36.000 200.000 Jumlah 1.535.000 42.000 36.000 2.000.000 Sumber: BI 2009 Di Sumut, program revitalisasi perkebunan melibatkan 4 bank, yaitu Bank Sumut, BPD Aceh, BNI dan Bank Mandiri. Komoditi yang dikembangkan Kelapa Sawit dengan sistem kemitraan serta Karet dan Kakao dengan sistem non mitra. Realisasi program sampai dengan Mei 2009 disajikan pada Tabel 4. 120 Tabel 4. Realisasi kemitraan sawit di Sumatera Utara Luas Areal Ha Mitra Usaha KUD Inti Plasma Total Jumlah peserta KK PTPN IV 4 15.900 9.000 24.900 4.500 PT Perkebunan Sumut 2 2.600 900 3.500 450 PT Langkat Anugerah Makmur 7 12.200 7.800 20.000 2.600 Total 13 30.700 17.700 48.400 7.550 Sumber: BI 2009

4. Produksi dan Konsumsi Minyak Nabati Dunia