169 Pemilihan teknologi pembibitan yang tepat mempengaruhi peningkatan
pendapatan perkebunan dan PKS. Perbedaan yang nyata antar setiap teknologi pembibitan menyebabkan perlunya kebijakan pembibitan untuk pengembangan
industri kelapa sawit di Indonesia. Pada teknologi pengolahan limbah kelapa sawit, limbah yang dihasilkan
oleh PKS terdiri dari limbah cair dan limbah padat.Limbah padat yang dihasilkan berupa tandan kosong, sabut, dan cangkang. Limbah juga dapat berasal dari
perkebunan, terutama limbah pelepah dan batang sawit. Pelepah dapat digunakan sebagai pupuk dan bahan baku pulp, sedangkan batang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan meubel dan papan partikel.
3. Investasi Dan Pendanaan
Agroindustri kelapa sawit merupakan industri padat modal karena tingginya investasi untuk membangun satu unit PKS yang lengkap dengan kebun.
Untuk mensuplai bahan baku PKS dengan kapasitas 30 ton TBSjam dibutuhkan kebun sawit seluas 6.000 ha. Untuk membangun satu unit agroindustri kelapa
sawit dibutuhkan investasi sebesar Rp. 130 milyar terdiri dari investasi pabrik Rp. 40 milyar dan investasi kebun Rp. 90 milyar investasi per ha 15 juta.
Besarnya investasi tersebut menjadi hambatan bagi petani atau organisasi petani untuk memiliki unit agroindustri kelapa sawit.
Walaupun investasi kebun lebih tinggi dari pabrik, karena perkebunan dapat diusahakan dalam skala kecil maka perkebunan rakyat dapat berkembang
dengan baik. Dampak dari ketidak mampuan memiliki pabrik tersebut menyebabkan banyak dari petani sawit yang mengelola perkebunan rakyat saat
ini masih sangat tergantung pada pemilik pabrik. Ketergantungan rakyat pekebun terhadap pabrik sangat tinggi disebabkan karena waktu panen buah tidak dapat
ditunda karena buah yang sudah dipanen harus diolah paling lambat 24 jam. Bagi perserta plasma ketergantungan mereka smakin tinggi karena mereka tidak
memiliki pilihan untuk menjual TBS-nya kecuali pada pemilik kebun inti sebagai penjamin hutang dari pinjaman untuk investasi perkebunan. Kondisi ini
menyebabkan posisi tawar petani sawit menjadi sangat rendah. Transaksi yang kurang adil menyebabkan terjadinya ketidak efisienan sumber daya. Karena
170 jumlah rakyat pekebun yang bergerak dalam industri kelapa sawit cukup besar
maka selayaknya kebijakan pemerintah lebih berpihak kepada kelompok petani agar aspirasi dan kepentingan mereka diakomodir oleh kebijakan
Pemerintah. Distribusi pendapatan pemerintah ditunjukkan oleh besarnya penerimaan
yang diperoleh dari pajak. Sumber penerimaan pajak pemerintah terhadap agroindustri kelapa sawit terdiri dari pajak PPh, pajak PPn, pajak ekspor CPO dan
PK. Pada tingkat propinsi terdapat 3 tiga faktor yang hendaknya menjadi perhatian propinsi, diantaranya adalah pengaturan kepemilikan saham atau bentuk
pola usaha. Peran yang diterapkan dari pemerintah KabupatenKota dalam pengembangan industri kelapa sawit yang terpenting adalah penetuan tingkat
upah, dan pengaturan pengendalian lingkungan.
4. Pemberdayaan Masyarakat Kebun SDM