18
2.3. Interaksi Terumbu Karang dan Ikan Karang
Kawasan terumbu karang mempunyai struktur habitat yang kompleks dan ini menyediakan banyak ruang sebagai tempat perlindungan bagi berbagai spesies
ikan Connell 1978. Banyak penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh kompleksitas habitat ini terhadap populasi ikan terumbu karang, namun hasil yang
didapat berbeda-beda dari kebanyakan kajian yang dilakukan Chabanet et al. 1997; Gratwicke dan Speight, 2005. Kajian yang utama yang dilakukan adalah
melihat pengaruh penutupan karang hidup terhadap populasi ikan karang. Banyak peneliti mendapatkan bahwa tutupan karang hidup mempunyai pengaruh positif
terhadap keanekaragaman spesies dan kelimpahan inidividu ikan karang Carpenter et al. 1982; Chabanet et al. 1997.
Penelitian juga dilakukan untuk melihat dampak pentupan karang hidup terhadap beberapa suku tertentu, terutama dengan suku Chaetodontidae, yang
dijadikan sebagai bioindikator untuk suatu kawasan karang Reese, 1981. Ini karana suku ini adalah organisma pemakan karang corallivorous dan diketahui
mempunyai korelasi yang positif dengan pentupan karang hidup Bouchon dan Navaro, 1985, dan jika kawasan perairan karang terganggu, akan berdampak
langsung kepada suku ini dan seterusnya akan mengurangi kelimpahan individu Sano et al. 1987.
Keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara langsung dipengaruhi oleh kesehatan terumbu atau persentase penutupan karang
hidup yang berhubungan dengan ketersediaan makanan, tempat berlindung dan tempat memijah bagi ikan Hutomo, 1986. Distribusi dan kelimpahan komunitas
ikan karang sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor biologi dan fisik seperti gelombang, beban sedimen, kedalaman perairan serta kompleksitas topografi
rugosity dari substrat terumbu karang Sano et al. 1987. Secara ekologi, perkembangan ikan karang disebabkan karena beberapa
faktor, yaitu 1 mobilitas dan ukuran ikan, yaitu ikan karang umumnya relative tidak berpindah-pindah sedentary dan berukuran relative kecil; 2 aksesibiltas
habitat yang mudah dicapai, yaitu perairannya relative dangkal, berada dilingkungan yang hangat dan jernih dibandingkan dengan perairan yang lain; 3
19
skala pemanfaatan ruanghabitat, yaitu ikan karang baik larva maupun dewasanya hidup di perairan yang relative dangkal, dekat dengan substrat yang solid dan
dekat dengan daratan, siklus hidup ikan karang umumnya telah diketahui dan banyak diantaranya hidup hanya beberapa tahun walupun beberapa ada yang bisa
berumr panjang Suharti, 2005. Namun demikian, terdapat juga kajian yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara kompleksitas habitat dengan populasi ikan terumbu karang Luckhurst dan Luckhurst, 1978; McManus et al. 1982. Risk 1972.
Luckhurst dan Luckhurst 1978 juga mendapati tidak terdapat adanya korelasi yang signifikan antara komunitias ikan karang dan keanekeragaman habitat dan
spesies karang. Luckhurst dan Luckhurst 1978 juga menunjukkan tidak terdapat korelasi antara kondisi karang hidup dan kelimpahan ikan yang hidup dan
bersembunyi di kawasan terumbu karang. Chabanet et al. 1997 juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelimpahan individu
ikan karnivora dan ikan pemakan plankton dengan kompleksitas habitat. Beberapa faktor yang menyebabkan hasil yang berbeda untuk hubungan
antara populasi ikan karang dan habitatnya adalah penggunaan kumpulan taksonomi dan kumpulan ikan yang berbeda serta keragaman metode yang
digunakan. Selain itu, hubungan antara populasi ikan dan substrat juga berbeda diantara habitat dan kawasan karang serta kawasan biogeografi yang berlainan
Chabanet et al. 1997; Gratwicke dan Speight, 2005.
2.4. Nilai Ekonomi Sumberdaya Terumbu Karang