VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di lapangan dan analisis data, serta pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut : 1. Kondisi Perairan dan Perubahan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang sebelum
dan susadah dijadikan DPL a. Kondisi perairan DPL Pulau Sekate dapat mendukung untuk pertumbuhan
terumbu karang secara alami, sehingga diharapkan tutupan karang hidup dikawasan ini dapat meningkat.
b. Perbandingan Tutupan Karang Hidup, Ikan Karang dan Megabhentos antara Pengamatan Waktu T
, T
1
, T
2
, dan T
3
di Pulau sekate. 1 Secara visual terjadi penurunan persentase tutupan karang hidup
setelah pembentukan DPL pada tahun 2006, dimana pada studi baseline t
tahun 2004 tutupan karang sebesar 69,34 terjadi penurunan sebesar 1,37 pada monitoring pertama t1 tahun 2007
menjadi sebesar 67,97 dimana pada waktu ini DPL telah di bentuk. Penurun tutupan karang terjadi kembali sebesar 14,64 pada
monitoring t
2
tahun 2008 menjadi sebesar 53,33 dan pada hasil penelitian t
3
tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 14,38 karang hidup menjadi sebesar 67,71.
2 Terjadinya penurunan kesehatan terumbu karang setelah pemebentukan DPL Pulau Sekate, hal ini terlihat dari menurunnya
jumlah kelimpahan jenis ikan indikator sebagai ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan
ekosistem daerah tersebut, dimana jika dibandingkan pada monitoring terumbu karang pada tahun 2007 dan 2008 dan penelitian pada tahun
2009 terjadi dibandingkan tahun 2004 sebelum pembentukan DPL. 3 Dari hasil RCB diperoleh bahwa di peraiaran kepuluan Sekate untuk
tiap-tiap stasiun di dominasi oleh Diadema setosum. Pada pengamatan
ini beberapa jenis megabenthos mempunyai persentase jumlah jenis yang sangat rendah, bahkan ada yang tidak ditemukan sama sekali
sehingga tingkat keragaman megabenthos pada stasiun penelitian dapat dikategorikan rendah.
2. Pendugaan Nilai Ekonomi Perikanan Nilai Ekonomi Total Kawasan terumbu Karang DPL Pulau Sekate dilihat dari
sumberdaya ikannya pada bulan Mei 2009 adalah sebesar Rp. 5.512.848,19 hektar.
3. Beradasarkan Kajian Stakeholder
peran serta masyarakat dalam pengembangan Daerah Perlindungan Laut adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan mengenai terumbu karang dan DPL Pulau Sekate Semenjak ditetapkannya DPL Pulau Sekate pada tahun 2006, tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai fungsi terumbu karang dan keberadaan DPL terlihat rendah, rendahnya presentasi dipengaruhi oleh tidak adanya
tanda batas DPL dan rendahnya sosialisasi mengenai lokasi DPL. 2. Partisipasi Mayarakat dalam Pembentukan DPL
Keterlibatan kelompok pengelola dan nelayan terlihat rendah dalam hal perencanaan dan penentuan lokasi DPL. Presentasi Kelompok LPM dan
LSM terlihat memiliki partisipasi yang tinggi dimana hal ini dipengaruhi oleh anggota LPM keseluruhannya merupakan anggota pengelola
sedangkan LSM merupakan lembaga pendamping masyarakat yang di tunjuk oleh pelaksana program.
3. Partisipasi Mayarakat dalam Pengelolaan DPL Keterlibatan LPM dan LSM sejak dalam perencanaan pembentukan DPL
menpengaruhi tingginya presentasi kepedulian dalam keterlibatan pengelolaan DPL dibandingkan dengan kelompok lainnya, Keterlibatan
sejak awal masyarakat dalam program DPL merupakan hal yang sangat menentukan bagi keberlanjutan program tersebut. Suatu program
konservasi akan berhasil dengan baik apabila sejak awal perencanaan program hingga fase pelaksanaan masyarakat setempat berpartisipasi aktif.
4. Berdasarkan fungsi- fungsi ekosistem kawasan konservasi dan kajian- kajian yang dilakukan dalam penelitian ini seperti kajian ekologi, kajian
pendugaan nilai ekonomi terumbu karang dan kajian sosial, maka dapat dirumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan DPL yaitu :
Kebijakan Ekologi, Kebijakan Ekonomi dan Kebijakan Sosial.
6.2. Saran