16
atoll. Terumbu karang khususnya terumbu karang tepi tumbuh subur di daerah
dengan ombak yang cukup dan kedalaman tidak lebih 40 m sehingga berperan penting sebagai pelindung pantai dari hempasan gelombang dan arus kuat yang
berasal dari laut. Selain itu terumbu karang mempunyai peran utama sebagai habitat, tempat
mencari makanan feeding ground, tempat asuhan dan pembesaran nursery ground
serta tempat pemijahan spawning ground bagi berbagai biota yang hidup di terumbu karang Bengen, 2001. Meskipun terumbu karang di temukan
ditemukan di seluruh perairan dunia, tetapi hanya di daerah tropis terumbu karang dapat berkembang dengan baik. Faktor lain yang membatasi perkembangan
terumbu karang adalah salinitas. Karang hermatipik adalah organisme lautan sejati yang tidak dapat bertahan pada salinitas yang jelas menyimpang dari salinitas air
laut yang normal 32‰ - 35‰. Nybakken, 1992.
2.2. Ikan Karang Ekonomis
Ikan karang merupakan jenis ikan yang umumnya menetap atau relatif tidak berpindah tempat sedentary dan pergerakannya relative mudah dijangkau. Jenis
substrat untuk dijadikan habitat biasanya pada karang hidup, karang mati, pecahan karang dan karang lunak Suharti, 2005.
Pada daerah terumbu karang, ikan karang merupakan organisme yang jumlahnya terbanyak dan juga merupakan organisme besar yang mencolok.
Dengan jumlahnya yang besar dan mengisi terumbu karang, maka dapat terlihat dengan jelas bahwa ikan karang penyokong hubungan yang ada dalam ekosistem
terumbu karang Nybakken, 1992. Keberadaan ikan- ikan karang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan terumbu karang yang ditunjukkan oleh
persentase penutupan karang hidup. Bentuk pertumbuhan terumbu karang yang beragam seperti
bercabang, pipihmerayap, meja, daun dan pejalpadat, memungkinkan adanya ce lah atau ruang. Celah atau ruang yang ada ini menjadikan
terumbu karang sebagai tempat hidup dan tempat yang nyaman untuk melakukan pemijahan, pengasuhan dan mencari makan ataupun tempat
17
berteduh atau bersembunyi oleh ikan demersal maupun pelagis yang memp unyai nilai pasar.
Banyak ikan yang mempunyai daerah hidup di terumbu karang dan jarang dari ikan-ikan tersebut keluar daerahnya untuk mencari makanan dan tempat
perlindungan. Batas wilayah ikan tersebut didasarkan pada pasokan makananan, keberadaan predator, daerah tempat hidup, dan daerah pemijahan. Hal ini yang
menyebabkan hubungan ikan karang semakin kompleks White dan McConnel, 1987. Kebanyakan ikan yang tergolong herbivora adalah ikan- ikan yang aktif
pada siang hari diurnal, berwarna cemerlang dengan mulut yang kecil. Beberapa
-
jenis umumnya membentuk kelompok ketat dan cepat bergerak McConnaughey dan Zottoli, 1983.
Ikan karang terbagi dalam 3 tiga kelompok yaitu: 1 ikan target yaitu ikan-ikan yang lebih dikenal oleh nelayan sebagai ikan konsumsi seperti Famili
Serranide, Lutjanidae, Haemulidae, Lethrinidae; 2 kelompok jenis indikator yaitu ikan yang digunakan sebagai indikator bagi kondisi kesehatan terumbu
karang di suatu perairan seperti Famili Chaetodontidae; dan 3 kelompok ikan yang berperan dalam rantai makanan, karena peran lainnya belum diketahui
seperti Famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae, Caesionidae, Siganidae, Muliidae, Apogonidae Adrim, 1993.
Beberapa kelompok ikan yang paling sering terlihat di terumbu karang, adalah: 1 Sub ordo Labroide, famili: Labrides ikan cina-cina, Scaridae ikan
kakak tua, Pomacentridae ikan betook; 2 Sub ordo Acanthuroidei, famili: Acanthuridae butanasurgeon fish, Siganidae beronang, dan Zanclidae
Moorish idol; 3 Sub ordo Chaetodontoidei, famili: Chaetodontidae kepe- kepebutterfly fish, Pomacantidae kambing-kambingangel fish; 4 Famili
Blennidae dan gobiidae yang bersifat demersal dan menetap; 5 Famili Apogonidae ikan beseng, nocturnal, memangsa avertebrata terumbu dan ikan
kecil; 6 Famili Ostraciidae, Tetraodontidae, dan Balestide ikan pakol yang menyolok dalam bentuk dan warnanya; dan 7 pemangsa dan pemakan ikan
Piscivorous yang besar jumlahnya dan bernilai ekonomis tinggi, meliputi famili: Serranidae kerapu, Lutjanidae kakap, Lethrinidae lencam, dan Holocentridae
suanggi.
18
2.3. Interaksi Terumbu Karang dan Ikan Karang