Metode Stakeholder Analisis METODE PENELITIAN

42 6 Pendugaan Nilai Ekonomi U, Harga yang dibayarkan Pt dan Konsumen Surplus per unit sumberdaya CS Misal : terumbu karang m 2 Q U m U = 2 ............................................................................................................. 9 1 2 X Q P m P t t = = ............................................................................................... 10 Q CS m CS = 2 ..................................................................................................... 11

3.6. Metode Stakeholder Analisis

Analisis stakeholder adalah suatu sistem untuk mengumpulkan informasi mengena i kelompok atau induvidu yang terkait, mengkategorikan informasi, dan menjelaskan kemungkinan konflik antar kelompok, dan kondisi yang memungkinkan terjadinya trade-off Brown et al. 2001. Proses penentuan stakeholder dilakukan dengan cara : 1 mengindentifikasi sendiri berdasarkan pengalaman berkaitan dengan perencaan kebijakan dan berdasarkan catatan statistik serta laporan penelitian. Hasilnya berupa daftar panjang individu dan kelompok yang terkait pengelolaan kawasan DPL, 2 Indentifikasi stakeholder menggunakan pendekatan partisipatif dengan teknik snow ball dimana setiap stakeholder mengindentifikasi stakeholder lainnya. Berdiskusi dengan stakeholder yang terindentifikasi pertama kali dapat mengungkapkan pandangan mereka tentang keberadaan stakeholder penting lain yang berkaitan dengannya. Metode ini dapat membantu pengertian yang lebih mendalam terhadap kepentingan dan keterkaitan stakeholder. stakeholder penentu pengambil kebijakan dan lembaga legislatif, stakeholder Penunjang LSM, Perguruan Tinggi, pengusaha dan lembaga donor swasta, stakeholder kunci Nelayan, dan lainnya dimana sumber ekonominya sangat bergantung dengan kawasan DPL. 43 Berdasarkan indentifikasi stakeholder tersebut dilakukan analisis kepentingan inportance dan pengaruh influence masing- masing stakeholder dalam kaitan dengan kebijakan pengelolaan kawasan DPL. Kepentingan merujuk pada peran seorang stakeholder di dalam pencapaian output dan tujuan serta menjadi fokus pertimbangan terhadap keputusan yang akan dibuat, sedangkan pengaruh merujuk pada kekuatan yang dimiliki seorang stakeholder yang terindentifikasi dan hasil analisis stakeholder.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Umum Kelurahaan Pulau Abang

Kelurahan Pulau Abang merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Galang Kelurahan-kelurahan yang termasuk wilayah Kecamatan Galang adalah Pulau Abang, Karas, Sijantung, Sembulang, Rempang Cate, Subang Mas dan Galang Baru. Kelurahan ini terletak di bagian selatan Kota Batam, menempati areal seluas 52,7 km 2 dengan ketinggian 30 meter di atas permukaan laut. Secara astronomis, Dusun Pulau Abang yang merupakan pusat kelurahan terletak pada posisi lintang N. 00.54115 dan E. 104.23536, sedangkan Dusun Air Saga terletak pada posisi N. 00.55460 dan E. 104.22196 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Riau, 2002. Dari pusat pemerintahan kecamatan, kelurahan ini berjarak 50 km, sedangkan dari pusat Kota Batam berjarak 137 km. Kelurahan ini dikelilingi oleh Kelurahan Karas sebelah utara, Kabupaten Karimun sebelah selatan serta Senayang dan Sijantung, masing- masing di sebelah timur dan barat. Belum tersedia pelayanan transportasi umum untuk dapat mencapai kelurahan ini. Transportasi umum hanya tersedia sampai di Pelabuhan Akau pelabuhan milik perorangan, yaitu dilayani oleh bis damri dari Kota Batam dan kendaraan roda empat yang dapat mengangkut sekitar 12 penumpang. Dari pelabuhan ini menuju Pulau Abang, perjalanan diteruskan dengan transportasi laut dengan menggunakan pompong milik sendiri atau sewa atau menumpang kapal ikan. Jalur lain yang biasa dilalui adalah jalur Kota Batam- Jembatan Enam - P. Abang. Dari Kota Batam, perjalanan ke Jembatan Enam dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum sewa taxipribadi, dimana di lokasi ini dimana terdapat satu dermaga milik salah seorang pengusaha di bidang perikanan di Kelurahan P. Abang. Selanjutnya, untuk menuju ke P. Abang, perjalanan diteruskan dengan angkutan laut, tetapi harus dengan pompong sendiri, menyewa atau menumpang pada pompong orang lain.