Kegiatan Pariwisata di Kecamatan Banawa

3.6.3. Kelompok Etnis

Masyarakat yang bermukim di wilayah Kecamatan Banawa terdiri dari berbagai etnis, meskipun didominasi oleh Suku Kaili sebagai kelompok etnis asli. Kelompok etnik lainnya yang terdapat di wilayah ini adalah Bugis, Jawa, Minahasa, dan kelompok etnik lainnya meskipun dalam jumlah yang kecil. Kehidupan antara etnis berlangsung rukun dan damai, dan terjalin interaksi yang baik antar mereka. Bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pengantar sehari-hari dalam pemerintahan, komunikasi antar etnis, pendidikan, dan bahasa pergaulan sehari-hari. Bahasa daerah biasanya hanya digunakan untuk berkomunikasi secara internal pada masing-masing kelompok etnis.

3.7. Kegiatan Pariwisata di Kecamatan Banawa

Kegiatan kepariwisataan di wilayah ini sebenarnya telah berlangsung sejak lama sebelum pemerintah menetapkannya sebagai salahsatu sektor prioritas. Hal ini dimungkinkan karena Kecamatan Banawa memiliki beberapa lokasi wisata yang dikenal dan merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat baik yang bermukim di Kabupaten Donggala maupun Kota Palu dan sekitarnya. Lokasi wisata tersebut diantaranya Pemandian Loli yang terletak di Desa Loli Oge, Air terjun Loto yang terletak di Desa Loli Tasiburi, pantai pasir putih Tanjung Karang yang terletak di Kelurahan Labuan Bajo, Pantai Pasir Putih Boneoge di Kelurahan Boneoge, Pantai Pasir Putih Kaluku yang terletak di Dusun Kaluku Desa Limboro, dan Pantai Pusentasi di Desa Tovale. Pada dekade 1990an Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala, mulai memberikan perhatian kepada wilayah ini karena memiliki potensi yang cukup besar bagi pembangunan daerah. Disamping kebijakan pemerintah pusat yang menetapkan pariwisata sebagai salahsatu sektor yang terus didorong perkembangannya, juga karena kunjungan wisatawan lokal yang tetap stabil pada lokasi-lokasi tersebut serta mengalirnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanjung Karang merupakan dorongan bagi pemerintah daerah untuk lebih serius dalam memberikan perhatiannya. Bukti keseriusan pemerintah daerah tersebut adalah dengan menjadikan sektor pariwisata sebagai salahsatu unggulan dan kemudian berdasarkan PERDA Nomor 6 Tahun 1995 dibentuk Dinas Pariwisata di Kabupaten Donggala, yang selanjutnya berdasarkan PERDA Nomor 6 Tahun 2001 berubah menjadi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Disparsenibud Donggala, 2002. Pada Kawasan Wisata Tanjung Karang Pusentasi terdapat beberapa lokasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan yaitu Tanjung Karang, Boneoge, Kaluku, dan Pusentasi. Tanjung Karang merupakan lokasi yang merupakan sebuah tanjung diujung Teluk Palu dimana salahsatu sisi pantainya menghadap ke teluk sementara sisi yang lainnya menghadap ke Selat Makassar. Lokasi ini memiliki pantai pasir putih yang indah serta memiliki gugusan terumbu karang yang dekat dari pantai. Hal ini menyebabkan Tanjung Karang menjadi lokasi yang paling dikenal dan disukai oleh wisatawan dibanding lokasi lainnya di kawasan ini. Berdasarkan informasi yang dikemukakan oleh pengelola pintu masuk, lokasi ini dikunjungi oleh sekitar 200 – 700 orang wisatawan lokal setiap minggu dihitung berdasarkan jumlah karcis pintu masuk yang terjual. Disamping wisatawan lokal yang biasanya berkunjung pada setiap hari Minggu, terutama minggu pertama dan kedua, lokasi ini juga banyak dikunjunhg oleh wisatawan mancanegara. Gambar 3. Lokasi wisata Tanjung Karang dilihat dari salahsatu sisi Lokasi Wisata Boneoge yang terletak sekitar 1 kilometer sebelah barat Tanjung Karang merupakan sebuah kelurahan yang memanjang dari arah timur ke barat dan memiliki pantai pasir putih membentang hampir disepanjang wilayahnya. Namun demikian, kondisi pantainya nampak tidak terurus karena sebagian besar dipenuhi oleh sampah yang sebagian besar terbawa oleh air laut pada saat pasang, kecuali pada ujung bagian barat dimana terdapat pondok peristrahatanpenginapan yang dimiliki oleh Pemda Kabupaten Donggala. Dibandingkan dengan Tanjung Karang, lokasi ini agak jarang dikunjungi oleh wisatawan. Meskipun demikian, wisatawan lokal yang berkunjung ke Tanjung Karang sering melanjutkan perjalanan ke Boneoge untuk membeli ikan segar yang dijual oleh nelayan yang baru tiba melaut. Gambar 4. Sebagian Pantai Boneoge yang belum terurus kiri, dan sumur laut yang terdapat di Lokasi Pusentasi kanan. Lokasi Wisata Pantai Kaluku yang terletak di Desa Limboro merupakan lokasi yang memiliki pantai yang landai dengan pasir putih yang indah serta memiliki gugusan terumbu karang yang merupakan salahsatu sumber mata pencaharian nelayan. Pada bagian lain dari lokasi ini terdapat sebuah batu karang berukuran besar terletak agak menjorok kelaut yang oleh masyarakat disebut dengan vatu nolanto batu mengapung yang sering digunakan untuk melakukan pesta adat untuk mendapatkan keselamatan dalam melakukan aktifitas melaut. Pada lokasi ini terdapat 5 buah pondok penginapan yang dimiliki oleh pengusaha dari Palu, namun karena pengelolaan yang kurang baik lokasi ini sangat jarang dikunjungi. Lokasi yang terakhir adalah Pusentasi yang berjarang sekitar 500 meter dari Kaluku. Di lokasi ini terdapat sebuah sumur air laut yang terletak ± 75 meter dari bibir pantai yang oleh masyarakat disebut dengan pusentasi atau pusat laut. Pusentasi merupakan lokasi yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Donggala dan sering dijadikan sebagai lokasi festival budaya yang dilakukan oleh pemerintah. Di lokasi ini terdapat beberapa bangunan sebagai tempat peristrahatan bagi pengunjung dan sering pula digunakan sebagai ruang pameran dan berbagai aktifitas lainnya. Setiap minggu lokasi ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal baik yang berasal dari Kota Palu maupun Donggala, tetapi tidak diperoleh catatan tentang jumlah pengunjung yang mendatangi lokasi ini. Berkaitan dengan potensi pariwisata baik alam maupun budaya yang tersedia, pemerintah daerah Kabupaten Donggala menjadikan lokasi-lokasi yang terdapat di kawasan ini sebagai bagian dari prioritas pengembangan pariwisata Bappeda Kabupaten Donggala, 1999. Berdasarkan rencana strategi pengembangan kepariwisataan Kabupaten Donggala, aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian adalah dalam hal pengembangan produk yang khas dan memiliki daya tarik, promosi, peningkatan keterampilan pengelola, dan pengembangan kelembagaan Disparsenibud Donggala, 2002.

3.8. Tipologi wisatawan