3.4. Geologi dan Topografi
Kawasan Kecamatan Banawa merupakan bagian dari wilayah Dataran Bambamua-Tanah Mea, yang secara geologi terdiri dari endapan-endapan pantai
dan alluvial baru yang berasal dari sedimen yang lebih tua. Tanahnya bertekstur sedang dengan drainase dari lambat sampai agak baik. Topografi dari datar
sampai bergelombang. Dataran-dataran yang lebih sempitkecil terdapat di wilayah pesisir pantai.
Kawasan pesisir kecamatan Banawa merupakan dataran yang berbatasan dengan laut, dengan ketinggian antara 0 - 100 meter dari permukaaan laut.
Topografi relatif sedang dengan kemiringan tanah 2 – 15 . Disepanjang pantai
membentang pasir putih dan rataan terumbu karang reef flat, yang merupakan habitat beberapa jenis ikan karang Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi
Sulawesi Tengah, 2003. Keadaan topografi wilayah di kawsan wisata Tanjung Karang Pusentasi tersebut dikemukakan pada Tabel berikut.
Tabel 3. Luas wilayah dan keadaan topografi di wilayah penelitian
DesaKelurahan Luas
km² Bentuk permukaan tanah
Ketinggian dari
permukaan laut meter
Dataran Perbukitan
Pegunungan Boneoge
5,50 40
60 -
– 250 Labuan Bajo
5,50 50
50 -
– 250 Limboro
23,46 60
40 -
– 200
Sumber: Kecamatan Banawa dalam Angka, 2006
3.5. Tipologi dan Ekosistem Pantai
Kawasan pantai Tanjung Karang - Pusentasi sebagian didominasi oleh jenis batuan lepas rawan longsor dan karang pantai seperti yang terdapat pada
bagian ujung selatan Boneoge sampai Dusun Kaluku, Limboro, sedangkan pantai yang landai dan berpasir sebagian besar terdapat pada bagian tengah hingga utara
Desa Boneoge dan Tanjung Karang. Di bagian utara kawasan ini terdapat terumbu pantai yang relatif sempit,
dan rataan tengah yang relatif lebar. Disamping itu terdapat pula suatu patch reef gosong dengan lebar sekitar 100 meter dan kedalaman antara 1
– 2 meter pada saat air surut. Gosong tersebut memanjang dari Tanjung Karang ke Wilayah
Boneoge. Di kawasan ini, khususnya di Boneoge dan Dusun Kaluku Limboro sebagian ditumbuhi oleh lamun dari jenis Enhallus acoroides, Thalassia
hemprichii, dan Syringgoinium sp. Berdasarkan laporan Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tengah 2003 pada beberapa tempat telah terjadi kerusakan
karang yang disebabkan oleh aktifitas manusia berupa pengambilan batu karang untuk bahan bangunan dan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan
peledak dan potasium. Disamping itu kerusakan yang terjadi juga disebabkan oleh organisme pemangsanya yaitu bintang laut bermahkota duri atau
Acanthaster plancii. Pantai di kawasan ini umumnya ditumbuhi oleh vegetasi hutan pantai
seperti jenis Ketapang Terminalia catappa, Beringin Ficus benyamina, dan Bayam Intsia bijuga. Pada bagian lain sebagian besar ditumbuhi oleh pohon
kelapa milik masyarakat. Disamping itu juga terdapat beberapa jenis burung seperti burung Gosong Megapodius bernsteinee, Dara Laut Sterna hirundo,
Elang Perut Putih Haliaeetus leucogaster, dan Nuri atau Betet kelapa punggung biru Tanygnathus sumatranus. Sedangkan jenis fauna yang lainnya adalah
Biawak Varanus sp., Musang Sulawesi Macrogalidea Musschenbroeki, dan Penyu Celonia sp. Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tengah, 2003.
3.6. Sosial Ekonomi dan Budaya 3.6.1. Penduduk