pada bulan Juli dan Agustus yaitu 73 persen. Curah hujan pada tahun 2005 yaitu antara 27-281 mm perbulan atau rata-rata 148,08 mm perbulan, sementara jumlah
hari hujan berkisar anatara 4-13 hari perbulan atau rata-rata 8,25 hari perbulan. Penyinaran matahari rata-rata 69, dan penguapan rata-rata 6,14 mmhari.
Tabel 2. Keadaan curah hujan di Kecamatan Banawa tahun 2006
Lokasi pengukuran Bulan
Hari hujan Curah hujan mm
Banawa Januari
12 281
Pebruari 8
125 Maret
11 200
April 9
183 Mei
7 265
Juni 5
81 Juli
13 177
Agustus 4
27 September
6 35
Oktober 4
29 Nopember
11 202
Desember 9
172
Sumber : Kecamatan Banawa dalam Angka, 2006
3.3. Kondisi hidrologi
Secara umum, keadaan hidrologi di Kecamatan Banawa sama dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Donggala. Di Kecamatan Banawa terdapat
beberapa buah sungai yang keadaan airnya sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya curah hujan. Sungai-sungai tersebut masing-masing terdapat di Desa
Loli Oge, Loli Tasiburi, Kabonga Besar, Limboro dan Tovale, serta satu buah sungai yang membelah kota Donggala.
Khusus untuk ketiga lokasi yang masuk kedalam kawasan wisata yaitu Tanjung Karang, Boneoge dan Dusun Kaluku tidak terdapat sungai. Selain
Tanjung Karang, kedua lokasi tersebut memiliki sumber air tanah yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk keperluannya sehari-hari dengan menggali
sumur di sekitar pemukiman mereka. Sementara, Tanjung Karang merupakan wilayah daratan yang menjorok ke laut, dengan wilayah dataran yang relatif
sempit dan tidak memiliki sumber air tawar berupa air tanah seperti yang dimiliki oleh kedua lokasi lainnya. Karenanya untuk kebutuhan air bagi warga dan
wisatawan sangat tergantung pada suplai air dari Perusahaan Daerah Air Mimum PDAM di Donggala.
3.4. Geologi dan Topografi
Kawasan Kecamatan Banawa merupakan bagian dari wilayah Dataran Bambamua-Tanah Mea, yang secara geologi terdiri dari endapan-endapan pantai
dan alluvial baru yang berasal dari sedimen yang lebih tua. Tanahnya bertekstur sedang dengan drainase dari lambat sampai agak baik. Topografi dari datar
sampai bergelombang. Dataran-dataran yang lebih sempitkecil terdapat di wilayah pesisir pantai.
Kawasan pesisir kecamatan Banawa merupakan dataran yang berbatasan dengan laut, dengan ketinggian antara 0 - 100 meter dari permukaaan laut.
Topografi relatif sedang dengan kemiringan tanah 2 – 15 . Disepanjang pantai
membentang pasir putih dan rataan terumbu karang reef flat, yang merupakan habitat beberapa jenis ikan karang Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi
Sulawesi Tengah, 2003. Keadaan topografi wilayah di kawsan wisata Tanjung Karang Pusentasi tersebut dikemukakan pada Tabel berikut.
Tabel 3. Luas wilayah dan keadaan topografi di wilayah penelitian
DesaKelurahan Luas
km² Bentuk permukaan tanah
Ketinggian dari
permukaan laut meter
Dataran Perbukitan
Pegunungan Boneoge
5,50 40
60 -
– 250 Labuan Bajo
5,50 50
50 -
– 250 Limboro
23,46 60
40 -
– 200
Sumber: Kecamatan Banawa dalam Angka, 2006
3.5. Tipologi dan Ekosistem Pantai
Kawasan pantai Tanjung Karang - Pusentasi sebagian didominasi oleh jenis batuan lepas rawan longsor dan karang pantai seperti yang terdapat pada
bagian ujung selatan Boneoge sampai Dusun Kaluku, Limboro, sedangkan pantai yang landai dan berpasir sebagian besar terdapat pada bagian tengah hingga utara
Desa Boneoge dan Tanjung Karang. Di bagian utara kawasan ini terdapat terumbu pantai yang relatif sempit,
dan rataan tengah yang relatif lebar. Disamping itu terdapat pula suatu patch reef gosong dengan lebar sekitar 100 meter dan kedalaman antara 1
– 2 meter pada saat air surut. Gosong tersebut memanjang dari Tanjung Karang ke Wilayah