2.3. Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat
Pariwisata  berbasis  masyarakat  adalah  pariwisata  yang  secara  de  facto direncanakan  dan  dikelola  oleh  suatu  kelompok  individurumahtangga  yang
terdiri dari masyarakat sebagai suatu kelompok usaha komunal. Kegiatan tersebut dapat  pula  dikelola  oleh  suatu  perusahaan  swasta  dimana  agenda  kegiatannya
disusun  oleh  masyarakat  Sharma,  1998b    dalam  Godde,  1998.    Selanjutnya, Ngece 2002  mengemukakan bahwa kegiatan pariwisata sebagai kegiatan yang
berbasis masyarakat bila masyarakat lokal memiliki kontrol yang kuat dan terlibat didalam  kegiatan  pariwisata  dimana  sebagian  besar,  jika  tidak  keseluruhan,
manfaatnya dapat tinggal dan diperoleh masyarakat. Beberapa  alasan  yang  mendasari  betapa  pentingnya  posisi  dan  peran
masyarakat dalam pengelolaan pariwisata, seperti yang dikemukakan oleh Godde 1998  sebagai berikut :
Pertama ;  adanya  peningkatan  demand  akan  wisata  terhdap  sumber-
sumber  alam  yang  terdapat  dilingkungan  pada  umumnya  menunjukan  adanya tekanan yang besar terhadap peran pengelolaan oleh masyarakat,
Kedua ;  kegiatan  pariwisata  berbasis  masyarakat    diharapkan  akan
meningkatkan kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat,
Ketiga ;  pariwisata  berbasis  masyarakat  dapat  memenuhi  keinginan  kita
akan  adanya  suatu  identitas  budaya  masyarakat  yang  diharapkan  dapat menghambat akibat negatif dari pariwisata.
Keempat ; pariwisata berbasis masyarakat juga  dapat menciptakan suatu
struktur  perencanaan,  implementasi  dan  monitoring  kegiatan  pariwisata  yang efektif serta untuk memudahkan dalam menentukan skala aktifitas ekonomi yang
tepat. Harris dan Vogel 2004 mengemukakan bahwa kegiatan pariwisata yang
berbasis masyarakat dapat memberikan kontribusi dan insentif bagi perlindungan alam  dan  budaya  disamping  memberikan  kesempatan  untuk  meningkatkan  taraf
hidup masyarakat.  Oleh karena itu, konsep pariwisata berbasis masyarakat dapat dikatakan ada apabila keputusan mengenai aktifitas wisata dan pengembangannya
dikendalikan  oleh  masyarakat  setempat.    Menurut  Godde  1998  masyarakat
berperan  sebagai  pemimpin  dalam  perencanaan,  pengelolaan  dan  pemilik  dari kegiatan wisata tersebut.
Beberapa ciri-ciri pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Harris dan Vogel 2004 adalah sebagai berikut :
1.  Kegiatan  pariwisata  dijalankan  dan  berdasarkan  persetujuan  masyarakat lokal.    Berkaitan  hal  ini,  masyarakat  lokal  harus  berpatisipasi  dalam
perencanaan dan pengelolaan wisata. 2.  Diutamakan  pelibatan  masyarakat  daripada  pelibatan  individu.    Hal  ini
dilakukan  dengan  pertimbangan  bahwa  pelibatan  secara  individu  akan lebih memungkinkan terjadinya gangguan sosial.
3.  Adanya  pembagian  keuntungan    yang  adil  bagi  masyarakat  lokal. Idealnya  hal  ini  juga  berkaitan  dengan  kepentingan-kepentingan  sosial
masyarakat seperti kesehatan dan pendidikan. 4.  Menghormati  budaya  tradisional  dan  struktur  sosial  setempat  serta
dilakukan dengan ramah lingkungan.
2.4. Pengembangan Masyarakat