Persepsi dan Partisipasi TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata

hidup masyarakat dalam segala aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya. Upaya pengembangan masyarakat tersebut menurut Robert D. Putnam Frank dan Smith , 2005 dibangun berdasarkan atas empat sumberdaya yang penting yaitu modal sosial, sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan finansial. Pengembangan masyarakat diyakini sebagai suatu proses pembangunan yang lebih bersifat partisipatif dan pemecahan masalah dilakukan secara bersama- sama cooperative oleh semua pihak yang berkepentingan Fuller dan Reid, 1998 dalam Pinel, 1999. Dengan demikian berarti bahwa aktifitas pengembangan masyarakat merupakan upaya yang sangat tepat dalam rangka pemberdayaan empowerment masyarakat, terutama masyarakat lokal yang masih memiliki berbagai keterbatasan.

2.5. Persepsi dan Partisipasi

Persepsi pada umumnya menjadi dasar bagi sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok masyarakat. Adiputro 1999 mengemukakan bahwa persepsi merupakan pendapat, sikap dan prilaku yang bersifat pribadi dan subyektif yang mempunyai arti penting dan kedudukan yang kuat dalam diri manusia. Menurut Sarwono 2002 persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya. Sedangkan alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi. Bagaimana persepsi sesorang tentang sesuatu sangat tergantung pada komunikasi atau seberapa jauh terdapat hubungan-hubungan antara keduanya. Perbedaan persepsi antara satu orang dengan orang lainnya menurut Sarwono 2002 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1 Perhatian ; rangsangan yang ada di sekitar kita tidak kita tangkap sekaligus, tapi kita hanya menfokuskan pada satu atau dua obyek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengan yang lainnya akan menyebabkan perbedaan persepsi, 2 Set ; adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul, misalnya seorang pelari yang siap digaris start terhadap set bahwa akan terdengar letusan pistol disaat ia harus berlari, 3 Kebutuhan ; kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap akan mempengaruhi persepsi orang tersebut, 4 Sistem nilai seperti adat istiadat dan kepercayaan yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi, dan 5 Ciri kepribadian misalnya watak, karakter, kebiasaan akan mempengaruhi pula persepsi sesorang. Partisipasi secara sederhana memiliki arti peran serta seseorang atau sekelompok orang ataupun sesuatu pihak dalam suatu kegiatan atau upaya untuk mencapai sesuatu yang diinginkan oleh pihak yang berperan tersebut Sumardjo, 2003. Sedangkan Sastroepoetro, 1988 dalam Illahi, 1998menyatakan partisipasi sebagai keterlibatan spontan dengan kesadaran disertai tanggungjawab terhadap kepentingan untuk mencapai tujuan. Partisipasi masyarakat akan memiliki nilai bagi pembangunan bila masyarakat memahami arti dan tujuan partisipasi mereka. Oleh karena itu pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan mengandung unsur edukasi. Partisipasi merupakan kegiatan yang bersifat sukarela yaitu adanya kebebasan dan keinginan yang dilandasi oleh kesadaran individu atau masyarakat untuk terlibat dan ikut serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi masyarakat memiliki tingkatan yang beragam mulai dari sekedar memperoleh informasi hingga terbangunnya inisiatif yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Pada Tabel 1 dikemukakan tingkatlevel partisipasi yang dikemukakan oleh Pretty 1994. Tabel 1. Tingkatanlevel partisipasi masyarakat Tipologi Komponen dari masing-masing tipe Partisipasi pasif Masyarakat berpartisipasi karena diberitahu apa yang akan dan telah terjadi. Pengarahan dilakukan oleh penguasa ataupun pejabat proyek, respon masyarakat tidak menjadi pertimbangan. Informasi yang diberikan adalah milik para profesional dari luar masyarakat setempat. Partisipasi dalam memberikan informasi Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dari luar maupun manager proyek dengan menggunakan kuesioner, survei, ataupun pendekatan sejenis. Mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mempengaruhi proses, karena hasil penelitian ataupun desain proyek tidak diberitahukan atau dicek kebenarannya. Partisipasi dengan konsultasi Masyarakat berpartisipasi dengan cara diminta pendapatnya, dan agen dari luar mendengarkan pandangan masyarakat tersebut. Agen dari luar mendefinisikan masalah dan cara penyelesaiannya, serta dapat mengubahnya setelah mengetahui respon masyarakat. Proses konsultasi tersebut tidak melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, dan para profesional tidak wajib mengikuti pandangan. Partisipasi untuk insentif material Masyarakat berpartisipasi dengan cara memberikan sarana, tenaga kerja dengan imbalan seperti makanan, uang, atau insentif material lainnya. Masyarakat setempat terlibat dalam kegiatan itu tetapi tidak terlibat didalam proses belajar. Partisipasi tersebut biasanya akan berhenti dengan selesainya proyek. Partisipasi fungsional Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yang berhubungan dengan proyek. Inisiatif proyek dapat berasal dari luar masyarakat. Keterlibatan mereka biasanya tidak sejak awal atau tahap perencanaan, namun baru mulai setelah keputusan utama diambil. Pada partisipasi jenis ini, kelompok yang terbentuk cenderung tergantung pada inisiatif eksternal dan fasilitator, tetapi juga bisa menjadi mandiri. Partisipasi interaktif Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama, yang kemudian diikuti dengan rencana aksi dan pembentukan kelompok lokal atau memperkuat yang telah ada. Cara ini cenderung dilaksanakan melibatkan banyak pihak dengan metode interdisipliner, yang mencari berbagai perspektif dan menggunakan proses belajar terstruktur ataupun sistematis. Kelompok ini mengontrol pengambilan keputusan lokal, dan juga orang lokal memiliki kepedulian dalam pengelolaan program. Mobilisasi diri sendiriMandiri Masyarakat berpartisipasi dengan cara mengambil inisiatif yang bebas dari institusi eksternal untuk membuat perubahan. Mobilisasi mandiri dan kegiatan bersama dilakukan untuk mengubah keadaan dan pembaharuan dalam distribusi kekayaan dan kekuasaan. Sumber : Pretty 1994 dalam Pleumaron 1997.

III. GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1. Letak Geografis