Tipologi wisatawan GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1. Letak Geografis

dari Palu, namun karena pengelolaan yang kurang baik lokasi ini sangat jarang dikunjungi. Lokasi yang terakhir adalah Pusentasi yang berjarang sekitar 500 meter dari Kaluku. Di lokasi ini terdapat sebuah sumur air laut yang terletak ± 75 meter dari bibir pantai yang oleh masyarakat disebut dengan pusentasi atau pusat laut. Pusentasi merupakan lokasi yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Donggala dan sering dijadikan sebagai lokasi festival budaya yang dilakukan oleh pemerintah. Di lokasi ini terdapat beberapa bangunan sebagai tempat peristrahatan bagi pengunjung dan sering pula digunakan sebagai ruang pameran dan berbagai aktifitas lainnya. Setiap minggu lokasi ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal baik yang berasal dari Kota Palu maupun Donggala, tetapi tidak diperoleh catatan tentang jumlah pengunjung yang mendatangi lokasi ini. Berkaitan dengan potensi pariwisata baik alam maupun budaya yang tersedia, pemerintah daerah Kabupaten Donggala menjadikan lokasi-lokasi yang terdapat di kawasan ini sebagai bagian dari prioritas pengembangan pariwisata Bappeda Kabupaten Donggala, 1999. Berdasarkan rencana strategi pengembangan kepariwisataan Kabupaten Donggala, aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian adalah dalam hal pengembangan produk yang khas dan memiliki daya tarik, promosi, peningkatan keterampilan pengelola, dan pengembangan kelembagaan Disparsenibud Donggala, 2002.

3.8. Tipologi wisatawan

Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Wisata Tanjung Karang Pusentasiterdiri dari wisatawan mancanegara, wisatawan nusantara, dan wisatawan lokal. Wisatawan mancanegara berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, negara-negara Eropa, dan Asia. Berdasarkan catatan kunjungan wisatawan mancanegara yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Donggala terlihat bahwa pada tahun 2005 berjumlah 254 wisatawan. Sebagaian besar diantaranya berasal dari Jerman sejumlah 100 orang, selebihnya berasal dari Perancis 53 orang, Belanda 39 orang, Australia 13 orang, Austria 11 orang, Amerika Serikat 15 orang, Inggris 9 orang, Swiss 6 orang, Selandia Baru 3 orang, Ukraina 2 orang, serta Belgia, Italia, dan Thailand masing-masing 1 orang, dengan waktu tinggal selama 5 – 21 hari. Sebagian besar wisatawan mancanegara yang berkunjung merupakan wisatawan yang melakukan perjalanan dengan inisiatif sendiri karena telah mengetahui informasi tentang lokasi ini melalui informasi perorangan. Berdasarkan wawancara dengan pemilik dan pengelola salahsatu cottage, seorang yang berkebangsaan Jerman, bahwa informasi tentang lokasi wisata Tanjung Karang beredar melalui kawan-kawan dan keluarga beliau yang pernah berkunjung ke lokasi ini. Sementara itu, wisatawan yang berkunjung sebagian besar merupakan wisatawan yang berasal dari kelas menengah. Meskipun demikian, tidak diperoleh data yang lengkap tentang tipologi wisatawan secara rinci baik pada lokasi wisata maupun pada instansi pemerintah di daerah ini. Wisatawan lokal yang berkunjung terutama berasal dari kota Palu yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, dan pegawai negeri dan swasta yang berkunjung secara perorangan maupun berkelompok. Mereka memanfaatkan hari-hari libur untuk berkunjung ke beberapa lokasi wisata di Kawasan Tanjung Karang Pusentasi. Diantaranya ada pula yang menggunakan sarana penginapancottage baik yang disediakan oleh pemerintah, pengusaha wisata, maupun masyarakat lokal untuk bermalam di lokasi wisata. Sementara itu, wisatawan nusantara yang berkunjung sebagian besar adalah warga masyarakat dari luar daerah baik dari bwebagai wilayah di Sulawesi maupun dari daerah lainnya yang kebetulan memiliki kegiatan baik di Palu maupun Donggala.

IV. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang bersifat eksploratif untuk mempelajari kemungkinan dikembangkannya pariwisata yang berbasis masyarakat di wilakayah Kecamatan Banawa, khususnya di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Karang Pusentasi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi yang lengkap berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka digunakan pendekatan triangulasi Decrop, 1999 ; Oppermann, 2000, sebagai sebuah pendekatan untuk memahami atau menjawab suatu masalah dengan menggunakan lebih dari satu sumber dan cara pengumpulan data.

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kawasan Wisata Pantai Tanjungkarang-Pusentasi Donggala yang terletak di wilayah Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala dan mencakup 3 tiga desakelurahan yaitu Kelurahan Labuanbajo, Desa Boneoge, dan Limboro. Penelitian di lapangan selama 3 tiga bulan, dimulai pada bulan Juni sampai Agustus 2007. 4.2. Metode Penelitian 4.2.1. Penentuan Sampel Penentuan sampel dilakukan secara sengaja purposive sampling Soeratno dan Arsyad, 1993. Responden yang diwawancarai untuk mengetahui berbagai hal tentang kegiatan pariwisata di wilayah penelitian, persepsi masyarakat dan para pihak lainnya, ekspektasi masyarakat terhadap kegiatan pariwisata, dan konsep pengelolaan pariwisata adalah sejumlah 82 responden yang terdiri dari 70 orang masyarakat lokal, 6 orang aparat pemerintah, 4 orang pengusaha pariwisata, dan 2 orang dari lembagakelompok swadaya masyarakat. Sampel yang dimaksudkan disini bukan keterwakilan populasi tetapi merupakan keterwakilan dari permasalahan atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat, pelaku, dan aktifitas Sugiyono, 2005. Penyebaran responden pada masyarakat lokal, pemerintah, pengusaha wisata dan LSM dikemukakan pada Tabel 7.