Penelitian Terdahulu Ruang Lingkup Penelitian
16 bahan non pangan yang bermanfaat seperti minyak wangi, sabun, dan obat
tradisional. Jeruk siam merupakan jenis jeruk yang cukup banyak mendapat perhatian
dibandingkan dengan jenis jeruk yang lain, karena telah dicanangkan program pengembangan jeruk secara nasional. Target pengembangannya meliputi Aceh
sampai Papua. Pemerintah pun turut aktif membantu penanganan masalah yang menyangkut nasib jeruk, baik masalah penyakitnya maupun tataniaganya.
Manfaat jeruk bukan hanya untuk kesehatan saja tetapi juga berguna bagi budaya masyarakat, khususnya masyarakat Tionghoa. Dalam budaya Tionghoa
jeruk dipercaya sebagai lambang kemakmuran. Dalam bahasa Tionghoa, kata jeruk bunyinya hampir sama dengan Da Ji yang artinya besar rejeki. Oleh sebab
itu, saat Tahun Baru Imlek jeruk merupakan salah satu suguhan utama, karena masyarakat Tionghoa percaya bahwa jeruk yang berwarna kuning orange dan
masih ada daunnya dipercaya sebagai jeruk terbaik yang melambangkan kekayaan yang terus tumbuh.
2. 2. Penelitian Terdahulu
Penelitian Lubis 2009 mengenai “Analisis Sistem Pemasaran Belimbing Dewa studi kasus : Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok”
yang bertujuan: 1 menganalisis sistem pemasaran komoditas belimbing di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok dengan menganalisis
saluran dan lembaga pemasaran, fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, serta keragaan pasar; 2 menganalisis
tingkat efisiensi pemasaran belimbing dewa untuk menentukan alternatif saluran pemasaran belimbing dewa. Permasalahan yang dihadapi di lokasi penelitian
adalah tingginya margin tataniaga dan nilai farmer’s share yang rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan data primer dan
data sekunder .
Analisis dilakukan secara kualitatif yaitu dengan melihat saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, permasalahan
pemasaran dan secara kuantitatif yaitu dengan mengetahui keadaan marjin pemasaran, farmer’s share serta rasio keuntungan dan biaya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: a terdapat empat saluran pemasaran belimbing dewa di Kelurahan Pasir Putih yaitu: saluran pemasaran 1 petani – tengkulak – pedagang
17 besar – pedagang pengecer – konsumen. Saluran pemasaran 2 petani - pedagang
pengecer toko buah dan pasar tradisional – konsumen. Saluran pemasaran 3 petani – pusat koperasi belimbing – pedagang pengecer toko buah – konsumen.
Saluran pemasaran 4 petani – pusat koperasi belimbing – pemasok – pedagang pengecer modern swalayan – konsumen. Saluran pemasaran tiga adalah saluran
pemasaran yang paling efisien karena memiliki nilai margin pemasaran terendah, farmer’s share
tertinggi dan juga kegiatan pemasaran pada saluran tiga menguntungkan bagi setiap lembaga yang terlibat.
Kurniawati 2007 meneliti tentang “Analisis Sistem Pemasaran Buah Stroberi Kasus di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terdapat pada lokasi penelitian adalah terjadinya perbedaan yang cukup besar antara harga jual buah stroberi di tingkat
petani dan harga jual buah dtroberi di tingkat pedagang pengecer. Sehingga penelitian ini bertujuan menganalisis terjadinya perbedaan yang besar diantara
harga jual di tingkat petani dan harga jual di tingkat pedagang pengecer; menganalisis sistem pemasaran pada lokasi penelitian dengan menganalisis
saluran pemasaran, lembaga pemasaran, struktur pasar dan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran; menganalisis tingkat efisiensi pemasaran
berdasarkan marjin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan biaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan
kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui keadaan marjin pemasaran dan farmer’s share. Analisis kuantitatif dilakukan dengan
mengidentifikasi saluran pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan permasalahan pemasaran. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa
terjadinya perbedaan harga yang cukup besar di tingkat petani dan pedagang pengecer disebabkan karena petani tidak memiliki posisi tawar yang cukup tinggi
dibandingkan dengan lembaga-lembaga pemasaran lainnya, dan juga petani tidak memiliki informasi pasar yang lengkap tentang harga. Terdapat lima pola saluran
pemasaran buah stroberi di Desa Alamendah yang melibatkan empat lembaga pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran yang paling
efisien adalah petani – pedagang pengecer desa – konsumen.
18 Penelitian mengenai “Analisis Pemasaran Mangga Gedong Gincu
Mangifera Indica L. di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat” oleh Eryani 2009 memiliki tujuan: 1 menganalisis saluran pemasaran dan fungsi pemasaran
yang dilakukan oleh pelaku pemasaran komoditas mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon; 2 menganalisis struktur, perilaku dan keragaan pasar yang
terdapat dalam pemasaran komoditas mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon; 3 mengidentifikasi efisiensi pemasaran mangga gedong gincu dengan
menggunakan indikator marjin pemasaran, bagian harga yang diterima petani farmer’s share dan perbandingan keuntungan terhadap biaya benefitcost ratio.
Permasalahan yang terjadi pada pemasaran mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon adalah variasi saluran pemasaran, distribusi margin yang tidak merata,
posisi tawar petani yang lemah, harga jual di tingkat petani yang rendah, informasi pasar yang terbatas dan penanganan saat panen dan pascapanen yang
kurang baik. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis pendapatan dan biaya usahatani, analisis saluran pemasaran, analisis struktur dan
perilaku pasar, analisis marjin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan saluran pemasaran
mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon; fungsi yang paling berperan dalam pemasaran mangga gedong gincu adalah fungsi sortasi, grading, fungsi
pengangkutan dan fungsi penyimpanan serta fungsi pembiayaan; struktur pasar yang terjadi cenderung mengarah pada pasar bersaing tidak sempurna. Saluran
pemasaran yang paling efisien untuk mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon ini adalah petani – pedagang pengumpul besar – pedagang pengecer di pasar lokal
– konsumen. “Analisis Efisiensi Pemasaran Alpukat Kasus di Desa Ciburial,
Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat” oleh Taufan 2006 bertujuan: 1 menganalisis saluran pemasaran dan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan
oleh masing-masing lembaga pemasaran komoditas alpukat di lokasi penelitian. 2 menganalisis struktur dan perilaku pasar yang dihadapi komoditas alpukat. 3
menganalisis tingkat efisiensi dari tiap saluran pemasaran untuk menentukan saluran pemasaran alpukat yang paling efisien bagi petani. Dari hasil identifikasi
yang dilakukan, ditemukan bahwa petani memperoleh harga jual yang rendah dan
19 menghadapi posisi tawar yang rendah. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa sistem pemasaran alpukat di Desa Ciburial ,
Kecamatan Leles ,
Kabupaten Garut dilakukan dengan melibatkan lima lembaga pemasaran, yaitu: petani,
pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan, pedagang grosir, dan pedagang pengecer dan terdapat empat pola saluran pemasaran. Saluran
pemasaran yang dapat dijadikan alternatif saluran pemasaran guna meningkatkan pendapatan petani adalah petani – pedagang grosir – pedagang pengecer –
konsumen dengan farmer’s share 47 persen, dan marjin sebesar 78,17 persen dari harga beli konsumen.
Sumardi 2009 meneliti “Analisis Efisiensi Pemasaran Jambu Biji Psidium guajava Studi Kasus Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bogor” yang bertujuan: 1 mengidentifikasi dan menganalisis sistem pemasaran melalui saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar
dan perilaku pasar jambu biji di Desa Cilebut Barat; 2 menganalisis efisiensi pemasaran melalui marjin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan atas
biaya yang diterima petani jambu biji Desa Cilebut Barat. Keterlibatan lembaga pemasaran dalam memasarkan jambu biji di Desa Cilebut Barat menyebabkan
perbedaan harga. Dalam penelitian ini efisiensi pemasaran dianalisis dengan menggunakan marjin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan dan biaya.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran yang dijalankan oleh petani responden di Desa Cilebut Barat, yang melibatkan
petani, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pengecer. Dari ketiga saluran tersebut yang relatif paling banyak dipilih oleh petani adalah saluran petani –
pedagang pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang terlibat meliputi fungsi
pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas sudah berjalan relatif baik namun belum dilaksanakan secara tepat oleh beberapa lembaga pemasaran khususnya
petani.
20
Tabel 8.
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Tahun Penelitian
Judul Penelitian Persamaan
Perbedaan Hartati Utami
Lubis 2009
Analisis Sistem pemasaran
Belimbing Dewa Studi kasus :
Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan
Sawangan, Kota Depok
Alat analisis yang
digunakan 1. Jenis
komoditi 2. Lokasi
penelitian
Solechan Rima
Kurniawati 2007
Analisis Sistem Pemasaran Buah
Stroberi Kasus di Desa Alamendah,
Kecamatan Rancabali,
Kabupaten Bandung, Propinsi
Jawa Barat Alat analisis
yang digunakan
1. Jenis komoditi
2. Lokasi penelitian
Yeyen Eryani 2009
Analisis Pemasaran
Mangga Gedong Gincu Mangifera
Indica L. di Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat
Alat analisis yang
digunakan 1. Jenis
komoditi 2. Lokasi
penelitian
R. Mochammad
Taufan 2006
Analisis Efisiensi Pemasaran
Alpukat Kasus di Desa Ciburial,
Kecamatan Leles, Kabupaten Garut,
Jawa Barat Alat analisis
yang digunakan
1. Jenis komoditi
2. Lokasi penelitian
Dedi Sumardi
2009 Analisis Efisiensi
Pemasaran Jambu Biji Psidium
guajava Studi Kasus Desa
Cilebut Barat, Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor
Alat analisis yang
digunakan 1. Jenis
komoditi 2. Lokasi
penelitian
21
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3. 1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Pemasaran