51
Tabel 18.
Karakteristik Pedagang Berdasarkan Pengalaman Berdagang
No. Pengalaman bertani tahun
Jumlah Presentase
1 1 – 5
6 42,86
2 6 – 10
2 14,29
3 11 – 15
4 28,57
4 15
2 14,29
Total 14
100,00
Usaha yang dimiliki oleh pedagang di daerah ini merupakan usaha milik sendiri dan tidak melakukan kemitraan atau kerjasama dengan petani maupun
pedagang lainnya. Komoditas pertanian yang diperdagangkan sebagian besar hanya berupa jeruk. Namun, beberapa pedagang juga menjual buah-buahan lain
seperti pisang, mangga, pepaya, semangka dan melon, akan tetapi persentasi
jumlah buah jeruk tetap lebih banyak dari buah-buah yang lain. Pedagang di daerah ini umumnya tidak memiliki tenaga kerja tetap untuk
melakukan usaha dagangnya, walaupun ada beberapa pedagang yang dibantu oleh tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri. Sehingga terdapat beberapa
pedagang yang tidak mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja. Di daerah ini juga belum terdapat suatu perkumpulan usaha sejenis, sehingga pedagang menjalankan
usahanya secara sendiri-sendiri.
5.3. Gambaran Usahatani Jeruk Siam di Kampung Wadio
Petani jeruk di kampung ini umumnya adalah penduduk pendatang yang berasal dari Pulau Jawa, karena Kampung Wadio ini merupakan daerah
transmigrasi. Usahatani jeruk di Kampung Wadio telah dilakukan selama 15 tahun. Sebelum melakukan usahatani jeruk, para petani mengusahakan padi,
kakao, dan palawija. Namun setelah mendapatkan anjuran dari pemerintah untuk mengusahakan jeruk di kampung tersebut serta melihat usaha tersebut
menguntungkan untuk dijalankan, maka petani mulai beralih menanam jeruk. Setelah menjalankan usahatani jeruk ini, petani merasa bahwa usaha tersebut
menguntungkan, sehingga hingga saat ini petani terus menanggapi secara positif program pemerintah untuk terus mengembangkan komoditas jeruk di daerah
tersebut. Varietas jeruk yang ditanam di daerah ini umumnya adalah jeruk siam.
52
5.3.1. Pembenihan
Benih yang digunakan oleh para petani berasal dari penangkar setempat karena bibit yang siap ditanam pada areal pertanaman adalah bibit hasil okulasi.
Proses pembenihan diawali dengan menabur biji jeruk dari varietas jeruk asam yang akan digunakan sebagai batang bawah.
Gambar 4. Tanaman Jeruk Sebelum Dipindahkan ke Bedengan
Setelah berumur 3 bulan, tanaman tersebut dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 20 centimeter x 20 centimeter dan dilakukan pemupukan
setiap bulan. Proses okulasi dilakukan setelah tujuh bulan tanaman ditanam pada bedengan. Batang atas untuk okulasi diperoleh dari pohon jeruk manis yang telah
dewasa. Proses okulasi antara batang bawah yang berasal dari tanaman jeruk asam dan batang atas dari jeruk manis dilakukan agar tanaman yang akan menghasilkan
nantinya memiliki batang yang kuat dan tahan terhadap penyakit, sebab tanaman jeruk manis memiliki batang yang kurang kuat dan tidak tahan terhadap serangan
penyakit. Setelah satu bulan proses okulasi, dilakukan pemotongan ujung-ujung
cabang batang bawah jeruk asam, sehingga yang tersisa hanya ujung cabang dari jeruk manis. Sebulan berikutnya saat besar batang telah mencapai 1,5 centimeter,
bibit siap ditanam pada areal penanaman. Kebutuhan benih untuk satu hektar
lahan adalah kurang lebih 400 pohon.
53
Gambar 5.
Tanaman Jeruk yang Telah Diokulasi 5.3.2. Persiapan Lahan
Proses penyiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma atau tanaman-tanaman yang ditanam sebelumnya. Kemudian tanah digemburkan
dengan cara dicangkul. Setelah itu dilakukan pembuatan guludan dan parit. Selanjutnya dapat dilakukan penanaman benih dengan jarak tanam 5 meter x 5
meter.
5.3.3. Penanaman
Kegiatan penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dengan cara menggali tanah pada bedengan sedalam tinggi polibag. Bagian bawah polibag
dilubangi secara melingkar, kemudian bibit ditanam pada lubang galian dan lubang ditimbun dengan tanah. Polibag ditarik ke atas dan sisinya dipadatkan
dengan tanah. Bila diperlukan tanaman diberi ajir untuk mempertegak tanaman tersebut. Apabila kondisi tanah kering dilakukan penyiraman dengan air
secukupnya. Setelah tamanan berumur tiga bulan, dilakukan pemupukan dengan dosis per hektar = 200 kilogram TSP, 300 kilogram Urea atau Za, dan 200
kilogram KCL.
5.3.4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman. Apabila setelah satu bulan penanaman terdapat bibit yang mati maka dilakukan penyulaman dengan menanam kembali bibit pada lubang
tanam yang tanamannya tidak tumbuh atau mati.
54 b. Pengairan. Pada saat fase vegetatif maupun generatif tanaman jeruk sangat
membutuhkan air sehingga dilakukan pengairan secara berkala dengan melihat kondisi tanah dan cuaca.
c. Penanaman tanaman sela. Pada saat tanaman jeruk belum menghasilkan, dilakukan penanaman secara tumpang sari dengan jagung, kedelai dan
tanaman sayur-sayuran seperti tomat, cabai, bawang merah, kacang panjang, melon dan semangka.
d. Penyiangan dan penggemburan tanah. Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur satu bulan. Penyiangan berikutnya dilakukan secara kontinu setiap 2
– 4 minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan perbaikan parit saat tanaman telah berumur satu tahun.
e. Pemupukan. Pemupukan dilakukan saat tanaman berumur tiga bulan. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah Urea atau Za sebanyak 300 kilogram
per hektar, TSP sebanyak 200 kilogram per hektar dan KCL sebanyak 200 kilogram per hektar. Pemupukan diberikan kembali setelah tanaman
berproduksi, sebanyak 2 kali dalam setahun. f. Pemangkasan dan pembentukan pohon. Pemangkasan ditujukan untuk
pembentukan pohon dan menjaga kesehatan tanaman. Kegiatan pemangkasan dilakukan dengan menggunakan alat yang tajam seperti pisau atau gunting
pangkas. Saat pembentukan pohon dilakukan, tanaman harus dalam kondisi tercukupi unsur hara dan airnya. Pada bekas pangkasan disemprot dengan
pestisida untuk mencegah terjadinya infeksi.
5.3.5. Pembungaan dan Pembuahan
Tanaman jeruk mulai berbunga saat tanaman berumur kurang lebih dua tahun dan mulai berbuah saat tanaman berumur tiga tahun. Produksi buah
tanaman jeruk akan maksimal saat tanaman berumur 5 – 7 tahun. Umur maksimal tanaman jeruk mencapai 10 tahun.
5.3.6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
Terdapat beberapa OPT yang perlu diperhatikan dalam kegiatan usahatani jeruk. Hama yang sering mengganggu tanaman maupun buah yang telah
dihasilkan adalah lalat buah. Sedangkan penyakit yang dapat membahayakan
55 tanaman jeruk di daerah ini adalah Phitoptora dan Diplodia. Untuk
mengendalikan hama dan penyakit, pada umumnya petani masih menggunakan pestisida. Perkembangan hama dan penyakit ditekan dengan melakukan sanitasi
kebun dan perbaikan parit serta peninggian guludan. Pengendalian lalat buah juga dilakukan dengan menggunakan perangkap lalat buah yang diberi petrogenol
senyawa kimia yang mempunyai daya tarik terhadap serangga, berbentuk larutan dan berwarna kuning jernih untuk mengendalikan lalat buah.
Gambar 6.
Jeruk yang Terserang Lalat Buah
5.3.7. Pemanenan
Umur panen buah jeruk adalah 240 – 255 hari setelah berbunga. Buah telah siap dipanen apabila kulit buah berwarna hijau kekuningan, pangkal bawah
buah bila ditekan terasa lunakempuk, dan penampakan kulit mengkilat. Produksi jeruk rata-rata adalah 75 kilogrampohontahun atau 30 ton per hektar. Proses
pemanenan atau pemetikan dilakukan dengan tangan atau dapat juga dengan menggunakan gunting panen. Biasanya pemanenan dilakukan saat hari cerah,
dengan menggunakan wadah tas nelon.
56
Gambar 7.
Buah Jeruk yang Telah Siap Untuk Dipanen
5.3.8. Pasca Panen
Setelah kegiatan pemanenan, jeruk yang telah dipanen diangkut dengan menggunakan sepeda motor menuju tempat pengumpulan. Bila permukaan kulit
jeruk kotor, buah jeruk yang telah dipanen dibersihkan dengan menggunakan kain lap basah. Kegiatan sortasi dilakukan dengan memisahkan buah-buah yang cacat
dan rusak. Buah jeruk yang akan dijual ke luar kota dikemas dalam peti-peti yang terbuat dari kayu, sedangkan buah jeruk yang akan di jual di sekitar Kabupaten
Nabire dikemas dalam kardus-kardus atau tas-tas nilon. Kegiatan pengangkutan buah jeruk dari kebun ke tempat penampungan atau pengumpulan dilakukan
dengan menggunakan sepeda motor. Selanjutnya buah jeruk yang akan dijual diluar daerah akan diangkut menggunakan truk menuju pelabuhan dan akan
langsung dikirim dengan menggunakan kapal ke tempat tujuan penjualan di luar daerah. Sedangkan untuk penjualan pada pasar daerah pengangkutan dilakukan
dengan menggunakan mobil angkutan ataupun sepeda motor. Kegiatan pengolahan buah jeruk yang dilakukan hanya sebatas untuk juiceminuman segar
yang disajikan di rumah-rumah makan.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Lembaga Pemasaran