28 mengalami peningkatan. Contoh biaya variabel adalah biaya tenaga kerja
langsung, biaya perawatan, dan lain-lain. Biaya pemasaran merupakan “biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pemasaran . Biaya pemasaran meliputi biaya angkut, biaya pengeringan,
pungutan retribusi, dan lain-lain” Soekartawi 2002. Rahim dan Hastuti 2008
mendefinisikan biaya pemasaran komoditas pertanian sebagai biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan usaha pemasaran komoditas pertanian.
Besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh petani produsen ataupun pedagang dapat berbeda-beda satu sama lain, hal ini bergantung kepada jenis atau
macam komoditi yang dipasarkan, lokasi pemasaran, dan jenis lembaga serta efektivitas pemasaran yang dilakukan. Kadangkala komoditi pertanian yang
bernilai tinggi memiliki biaya pemasaran yang tinggi pula. Namun peraturan pemasaran yang berlaku pada suatu daerah juga menentukan jenis lembaga
pemasaran dan efektivitas pemasarannya. Apabila pemasaran dilakukan dengan semakin efektif maka semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan.
Komponen biaya-biaya yang biasanya dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam memasarkan produk berupa komoditas pertanian adalah sebagai
berikut. Pada tingkat pemasaran petani biaya-biaya yang dikeluarkan adalah upah tenaga kerja, biaya pengemasan, biaya listrik, air, dan sewa tempat, telepon, serta
speksi timbangan. Pedagang pengumpul mengeluarkan biaya-biaya pemasaran berupa biaya transportasi, retribusi, biaya bongkar, biaya sewa tempat dan listrik,
biaya keamanan, biaya tenaga kerja, speksi timbangan dan telepon. Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah biaya transportasi, sewa
tempat dan listrik, pajak, speksi timbangan, biaya pengemasan, serta biaya penyimpanan.
3.1.6. Margin Pemasaran
Marjin pemasaran sering digunakan dalam menjelaskan kegiatan yang terjadi dalam gap yang terjadi diantara pasar ditingkat petani dan pasar di tingkat
pengecer. Sehingga marjin pemasaran dapat diartikan sebagai perbedaan harga antara berbagai lembaga pemasaran di dalam sebuah sistem pemasaran. Sudiyono
2002 dalam Asmarantaka 2009 mendefinisikan margin pemasaran sebagai
29 perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dengan harga yang
diterima oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh petani produsen. Tomek dan Robinson dalam Asmarantaka 2009 menyatakan terdapat dua
alternatif definisi marjin pemasaran, yaitu: a. Perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima
produsen. b. Harga dari kumpulan jasa-jasa pemasaran sebagai akibat adanya aktivitas-
aktivitas bisnis yang terjadi dalam sistem pemasaran. Sehingga dapat disimpulkan marjin pemasaran adalah perbedaan harga
yang terjadi diantara harga ditingkat petani dan pengecer, perbedaan tersebut terjadi akibat adanya aktivitas-aktivitas dalam proses penyaluran produk, marjin
yang terjadi dibayarkan oleh konsumen. Marjin tataniaga terdiri dari dua komponen yaitu biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan yang diperoleh oleh lembaga pemasaran tersebut
Sudiyono dalam Asmarantaka 2009.
Sumber : Hammond dan Dahl 1977 dalam Rahim dan Hastuti 2008
Gambar 2.
Marjin Pemasaran Pada gambar dua marjin pemasaran merupakan Pr – Pf x Qr, f , yaitu
perbedaan harga pada dua tingkat sistem pemasaran yang terlibat, dikalikan
Marjin Harga P
Jumlah Q Qr, f
P
r
P
f
S
f
S
r
D
r
D
f
30 dengan jumlah produk yang dipasarkan. Menurut Tomek dan Robinson dalam
Asmaranataka 2009, adanya perubahan marjin pemasaran dapat terjadi yang disebabkan oleh perubahan harga, efisiensi dari jasa pemasaran, kualitas dan
kuantitas jasa pemasaran yang digunakan dalam memproduksi produk akhir. Diantara berbagai komoditas, marjin pemasaran yang ada pun berbeda-beda.
Dampak perubahan marjin pemasaran di tingkat petani dan pedagang eceran pada pasar bersaing sempurna ditentukan oleh slope kurva permintaan dan
penawarannya. Tomek dan Robinson 1990 dalam Asmaranataka 2009 menyatakan
bahwa marjin pemasaran ditentukan oleh faktor-faktor berikut: 1 perubahan harga-harga input, 2 efisiensi pengadaan jasa-jasa pemasaran, 3 jumlah dan
kualitas jasa-jasa pemasaran, serta 4 perubahan struktur pasar dan teknologi. Oleh sebab itu, apabila terjadi perubahan pada komponen-komponen tersebut,
maka marjin pemasaran pun akan berubah. Terdapat beberapa unsur yang dibutuhkan dalam operasional marjin
pemasaran, yaitu: pertama, biaya langsung yaitu berupa biaya penanganan, pengangkutan dan penjualan. Kedua, biaya tambahan yang berupa biaya
perkantoran, gaji dan kontribusi, sosial untuk kesejahteraan karyawan, bunga bank dan penyusutan untuk peralatan dan fasilitas. Ketiga, pembayaran untuk
manajemen dan risiko, yang terdiri dari penghasilan bersih operasional atau penghasilan kewirausahaan Manumono dalam Rahim dan Hastuti 2008.
Berdasarkan penjelasan marjin pemasaran yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa adanya marjin pemasaran bertujuan untuk mengukur pangsa pasar petani
dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir; mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam proses penyaluran produk tersebut,
seperti biaya pengangkutan, penimbangan, retribusi, pembersihan, penyimpanan dan biaya transaksi lainnya; serta mengukur keuntungan yang diperoleh lembaga
pemasaran dalam menyalurkan produk dari produsen hingga ke tangan konsumen.
3.1.7. Farmer’s Share