Saluran dan Lembaga Pemasaran

22 Pemasaran dapat ditinjau dari dua perspektif yaitu perspektif makro yang menganalisis sistem pemasaran secara keseluruhan dalam penyampaian produkjasa hingga ke konsumen akhir, dan perpektif mikro yang menganalisis sistem pemasaran secara individu melalui aspek manajemen sebuah perusahaan Schaffner et al dalam Asmarantaka 2009. Penelitian ini mengkaji sistem pemasaran dengan menggunakan perpektif makro, yaitu sistem pemasaran dianalisis secara keseluruhan dimulai produk tersebut dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen.

3.1.2. Saluran dan Lembaga Pemasaran

Menurut Kotler dalam Taufan 2006, saluran pemasaran adalah suatu rangkaian dari lembaga-lembaga yang saling memiliki ketergantungan satu sama lain dalam sebuah proses agar menciptakan produk barang atau jasa yang siap digunakan oleh konsumen. Dalam saluran pemasaran terjadi suatu proses yaitu pemindahan barang dan jasa yang berasal dari produsen hingga ke konsumen. Proses tersebut meniadakan terjadinya kesenjangan yang ada di antara produsen dan konsumen, yaitu waktu, tempat dan kepemilikan. Sampainya produk ke tangan konsumen dapat berupa saluran pemasaran yang panjang atau pun pendek, hal ini tergantung kebijakan pada perusahaan atau pihak yang akan menyalurkan produk tersebut. Rantai distribusi atau saluran pemasaran dapat digolongkan atas dua tipe, yaitu saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung. Saluran pemasaran langsung yaitu produk disalurkan dari tangan produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara, contohnya penjualan di tempat produksi, penjualan di tokogerai produsen, penjualan dari pintu ke pintu, penjualan melalui surat. Sedangkan saluran pemasaran tidak langsung yaitu penyampaian produk dari produsen ke tangan konsumen melalui perantara. Perantara merupakan individu atau kelompok yang membeli suatu produk kemudian menjualnya kembali kepada perantara lain ataupun konsumen. Lembaga pemasaran merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyaluran barang dari produsen hingga konsumen. Menurut Rahim dan Hastuti 2008 lembaga pemasaran adalah “badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen 23 kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya ”. Munculnya lembaga pemasaran disebabkan oleh adanya keinginan konsumen untuk memiliki barang atau produk sesuai dengan waktu, tempat, dan bentuk tertentu. Lembaga pemasaran memiliki tugas yaitu melakukan fungsi-fungsi pemasaran serta mengupayakan agar keinginan konsumen dapat terpenuhi semaksimal mungkin. Margin merupakan balas jasa yang diberikan oleh konsumen kepada lembaga pemasaran atas keinginannya yang telah dipenuhi oleh lembaga pemasaran. Rahim dan Hastuti 2008 menyatakan bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu komoditas pertanian tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu: 1 jarak antara produsen dan konsumen, makin panjang jarak antara produsen dan konsumen maka biasanya saluran pemasaran yang dilalui akan semakin panjang. 2 daya tahan produkcepat tidaknya produk rusak, produk yang lebih cepat rusak harus segera diterima oleh konsumen sehingga membutuhkan saluran yang pendek dan cepat. 3 skala produksi, apabila jumlah produk yang dihasilkan dalam jumlah yang kecil-kecil, hal ini tidak memberi keuntungan bagi produsen apabila langsung memasarkan produknya ke pasar. Sehingga apabila skala produksi sebuah produk terdiri dari skala-skala yang kecil, maka saluran pemasarannya akan cenderung semakin panjang. 4 keadaan keuangan pengusaha. Pengusaha atau pedagang yang memiliki keadaan keuangan yang kuat maka cenderung akan memasarkan produknya melalui saluran pemasaran yang lebih pendek. Karena pedagang atau pengusaha yang memiliki keadaan keuangan yang kuat dapat lebih banyak melakukan fungsi-fungsi tataniaganya dibandingkan dengan pedagang atau pengusaha yang memiliki keadaan keuangan yang lemah. Dalam proses penyaluran produk dari produsen hingga ke konsumen, lembaga pemasaran yang sangat berperan adalah perantara. Perantara dapat digolongkan menjadi merchant middleman dan agent middleman. Merchant middleman seperti wholesaler distributor dan retailer dealer, adalah perantara yang memiliki barangproduk dengan membelinya dari lembaga pemasaran yang lain dan menjualnya lagi ke konsumen ataupun ke perantara yang lain. Sedangkan agent middleman tidak memiliki barangproduk secara langsung, tetapi hanya 24 mencari konsumenpembeli, kemudian bernegosiasi dengan pembeli tersebut dan melakukan transaksi atas nama produsen. Menurut Sudiyono dalam Rahim dan Hastuti 2008 “penguasaan terhadap komoditas yang diperjualbelikan oleh lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pertama, lembaga yang tidak memiliki tetapi menguasai benda, seperti agen perantara, makelar broker, selling broker, dan buying broker; kedua, lembaga yang memiliki dan menguasai komoditas pertanian yang diperjualbelikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importir; dan ketiga, lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditas-komoditas pertanian yang diperjualbelikan, seperti perusahaan-perusahaan penyedia fasilitas-fasilitas transportasi, asuransi pemasaran, dan perusahaan penentu kualitas produk pertanian surveyor. Sehingga lembaga pemasaran dapat dibedakan berdasarkan kepemilikan dan penguasaan atas komoditas yang diperjual belikan. Lembaga pemasaran tersebut adalah agen perantara dan makelar yang menguasai komoditas tersebut tetapi tidak memilikinya; pedagang pegumpul, tengkulak, importer dan eksportir yang memiliki dan senguasai komoitas tersebut; dan perusahaan transportasi, asuransi, dan penentukan kualitas produk pertanian yang tidak memiliki maupun tidak menguasai komoditas tersebut.

3.1.3. Fungsi-Fungsi Pemasaran