Farmer’s Share Efisiensi Pemasaran

30 dengan jumlah produk yang dipasarkan. Menurut Tomek dan Robinson dalam Asmaranataka 2009, adanya perubahan marjin pemasaran dapat terjadi yang disebabkan oleh perubahan harga, efisiensi dari jasa pemasaran, kualitas dan kuantitas jasa pemasaran yang digunakan dalam memproduksi produk akhir. Diantara berbagai komoditas, marjin pemasaran yang ada pun berbeda-beda. Dampak perubahan marjin pemasaran di tingkat petani dan pedagang eceran pada pasar bersaing sempurna ditentukan oleh slope kurva permintaan dan penawarannya. Tomek dan Robinson 1990 dalam Asmaranataka 2009 menyatakan bahwa marjin pemasaran ditentukan oleh faktor-faktor berikut: 1 perubahan harga-harga input, 2 efisiensi pengadaan jasa-jasa pemasaran, 3 jumlah dan kualitas jasa-jasa pemasaran, serta 4 perubahan struktur pasar dan teknologi. Oleh sebab itu, apabila terjadi perubahan pada komponen-komponen tersebut, maka marjin pemasaran pun akan berubah. Terdapat beberapa unsur yang dibutuhkan dalam operasional marjin pemasaran, yaitu: pertama, biaya langsung yaitu berupa biaya penanganan, pengangkutan dan penjualan. Kedua, biaya tambahan yang berupa biaya perkantoran, gaji dan kontribusi, sosial untuk kesejahteraan karyawan, bunga bank dan penyusutan untuk peralatan dan fasilitas. Ketiga, pembayaran untuk manajemen dan risiko, yang terdiri dari penghasilan bersih operasional atau penghasilan kewirausahaan Manumono dalam Rahim dan Hastuti 2008. Berdasarkan penjelasan marjin pemasaran yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa adanya marjin pemasaran bertujuan untuk mengukur pangsa pasar petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir; mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam proses penyaluran produk tersebut, seperti biaya pengangkutan, penimbangan, retribusi, pembersihan, penyimpanan dan biaya transaksi lainnya; serta mengukur keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran dalam menyalurkan produk dari produsen hingga ke tangan konsumen.

3.1.7. Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan bagian dari pengeluaran konsumen yang diterima oleh petani, dinyatakan sebagai persentasi pengeluaran konsumen. Farmer’s share merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan dalam 31 menentukan efisiensi pemasaran. Apabila terjadi peningkatan marjin dalam sebuah saluran pemasaran maka farmer’s share atau bagian yang diperoleh oleh petani akan menurun, karena farmer’s share dan marjin tataniaga memiliki hubungan yang negatif.

3.1.8 Efisiensi Pemasaran

Pasar persaingan sempurna merupakan realisasi pemasaran yang efisien. Akan tetapi, secara realita pasar persaingan sempurna belum dapat ditemukan Asmarantaka 2009. Banyak pengertian mengenai efisiensi yang diungkapkan para ahli begitu juga mengenai pengertian efisiensi pemasaran. Downey dan Steven dalam Rahim dan Hastuti 2008 menjabarkan pengertian efisiensi pemasaran sebagai tolak ukur produktivitas suatu kegiatan pemasaran dengan membandingkan sumberdaya yang digunakan dengan keluaran yang dihasilkan dari kegiatan pemasaran tersebut. Kemudian Crammer dan Jensen menyatakan bahwa pengukuran efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan jalan membandingkan nilai input dan nilai output. Nilai input berupa penilaian konsumen terhadap produk, dan nilai input berupa biaya produksi alternatif. Sehingga Rahim dan Hastuti 2008 menyimpulkan bahwa efisiensi pemasaran merupakan “peningkatan rasio output-input yang dapat dicapai dengan cara, yaitu; 1 output konstan dan input mengecil; 2 peningkatan output dan input konstan; 3 peningkatan output yang jumlahnya lebih tinggi daripada peningkatan input; 4 penurunan input yang lebih rendah dibandingkan penurunan input. Ukuran tingkat kepuasan konsumen relatif dan sangat sulit ditentukan terhadap masing-masing konsumen, namun kepuasan konsumen, produsen serta semua lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan penyaluran barang dari petani hingga kepada konsumen akhir merupakan ukuran efisiensi suatu pemasaran Kohl dan Uhl 2002. Pengurangan biaya dalam kegiatan pemasaran tanpa mengubah nilai kegunaan produk dapat meningkatkan efisiensi pemasaran. Hal yang sama dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai kegunaan produk dari proses pemasaran tanpa meningkatkan biaya pemasaran akan menghasilkan peningkatan efisiensi pemasaran. 32 Sehingga efisiensi pemasaran dapat dilihat melalui dua cara, yaitu efisiensi operasional dan efisiensi harga. Kohl dan Uhl 2002 menyatakan “operational efficiency refers to the situation where the cost of marketing are reduced without necessarily affecting the output side of the efficiency ratio” efisiensi operasional mengacu pada situasi dimana biaya pemasaran dikurangi tanpa harus mempengaruhi keadaan output. Asmarantaka 2009 menyatakan efisiensi operasional berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang menangani peningkatan rasio input maupun output pemasaran. Sumberdaya yang digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran termasuk didalamnya tenaga kerja, pengepakan, mesin-mesin, dan lain sebagainya, merupakan input pemasaran, sedangkan output pemasaran berupa kegunaan waktu, bentuk, tempat dan kepemilikan yang berkaitan dengan kepuasan konsumen. Oleh karena itu sumberdaya merupakan biaya dan kegunaan merupakan benefit dari rasio efisiensi pemasaran. Biaya pemasaran dapat dikatakan sebagai jumlah total dari harga sumberdaya yang digunakan dalam proses pemasaran, sehingga nilainya lebih mudah dihitung dan diketahui daripada indikator nilai kepuasan dari konsumen. Rasio efisiensi pemasaran dapat dilihat melalui dua cara, yaitu peningkatan perubahan sistem pemasaran melalui pengurangan biaya perlakuan pada fungsi- fungsi pemasaran tanpa mengubah kepuasan konsumen, dan peningkatan kegunaan output tanpa meningkatkan biaya pemasaran suatu sistem pemasaran. Akan tetapi, yang sering digunakan untuk mengetahui besarnya indikator efisiensi operasional adalah analisis margin pemasaran. Bentuk kedua dari efisiensi pemasaran adalah efisiensi harga. Kohl dan Uhl 2002 menyatakan “marketing efficiency is concerned with the ability of the market system to efficiently allocate resources and coordinate the entire food production and marketing process in accordance with consumer directives” efisiensi harga berkaitan dengan kemampuan sistem pemasaran yang efisien untuk mengalokasikan sumberdaya dan mengkoordinasikan seluruh produksi dan proses pemasaran sesuai dengan keinginan konsumen. Asmaranataka 2009 menguraikan bahwa efisiensi harga bertujuan agar tercapainya efisiensi alokasi sumberdaya dan maksimumnya output. Efisiensi harga dapat dianalisis dengan mengidentifikasi ada atau tidak adanya keterpaduan 33 pasar antara pasar acuan dengan pasar pengikutnya, contohnya antara pasar di tingkat petani dengan pasar ditingkat konsumen akhir. Prinsip efisiensi pemasaran juga dinyatakan dalam Soekartawi 2004 bahwa efisiensi pemasaran dapat tercapai apabila dengan biaya-biaya yang serendah-rendahnya dapat menyampaikan hasil-hasil pertanian kepada konsumen dan dari total harga yang dibayarkan, konsumen dapat melakukan pembagian harga secara merata kepada semua pihak dalam pemasaran. Selain itu, secara makro efisiensi pemasaran dianalisis dengan menggunakan pendekatan S-C-P Structure-Conduct-Performance. Pendekatan S-C-P diawali dengan menganalisis kondisi dasar pasar yaitu keadaan sosial dan politik, elastisitas teknologi dan harga input. Analisis struktur pasar dilakukan dengan mengidentifikasi konsentrasi pasar, ukuran distribusi, jumlah lembaga pemasaran, hambatan masuk, integrasi vertikal, struktur biaya, diferensiasi produk dan sebagainya. Perilaku pasar mengidentifikasi keadaan harga, keadaan produk, kebijakan keuangan, R D inovasi, promosi, dan sebagainya. Sedangkan keragaan pasar menganalisis profitabilitas, tingkat pertumbuhan, kemuhtahiran teknologi, dan sebagainya. 34

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional 2. Bagaimana tingkat efisiensi pemasaran jeruk siam? - Fluktuasi harga jeruk - Transportasi tergantung kepada kapal penumpang 1. Bagaimana saluran pemasaran, lembaga pemasaran dan fungsi-fungsi pemasaran yang terjadi ? Petani mengalami kendala dalam memasarkan hasil produksinya Rekomendasi Analisis Struktur, Perilaku dan Keragaan Pasar Analisis lembaga saluran pemasaran Analisis Farmer’s Share Analisis struktur biaya pemasaran Analisis fungsi-fungsi pemasaran Efisiensi pemasaran Analisis RC Rasio