Karakteristik Responden 1. Karakteristik Petani Responden

47 setempat umumnya masih memiliki luas lahan yang kecil. Hanya beberapa penduduk yang memiliki luas lahan 3 – 5 hektar. Belum ada petani atau penduduk yang memiliki lahan lebih dari lima hektar. Hal ini disajikan secara rinci pada Tabel 12. Tabel 12. Struktur Kepemilikan Lahan Pertanian di Kampung Wadio, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire Tahun 2011 No. Luas Pemilikan Lahan ha Jumlah penduduk jiwa Persentase 1 0,1 43 14,53 2 0,1 - 0,5 67 22,64 3 0,6 – 1 65 21,96 4 1,1 - 1,5 51 17,23 5 1,6 - 2,0 55 18,58 6 3 – 5 15 5,07 7 6 Jumlah 296 100,00 Sumber : Balai Kampung Wadio 2011 Sarana perekonomian yang mendukung atau menunjang kegiatan perekonomian di Kampung Wadio salah satunya adalah satu unit pasar. Pasar ini menjual sembilan bahan pokok. Akan tetapi, kegiatan pasar tersebut hanya berlangsung pada pagi dan sore hari. Selain itu terdapat 10 unit kioswarung dan satu unit KUD. 5.2. Karakteristik Responden 5.2.1. Karakteristik Petani Responden Keberhasilan usahatani suatu desa atau kampung dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh para petaninya. Karakteristik petani responden dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, status usaha dan pengalaman bertani. Usia petani responden berdasarkan Tabel 13 pada umumnya 31 – 50 tahun, dengan rata-rata usia petani responden 44 tahun. Usia ini tergolong ke dalam usia produktif. Sehingga hal ini menunjukkan sebagian besar petani tergolong dalam usia produktif. Hal ini juga dapat secara rinci pada Tabel 13. 48 Tabel 13. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Usia No. Usia tahun Jumlah Petani orang Persentase 1 20 – 30 1 6,67 2 31 – 40 6 40,00 3 41 – 50 5 33,33 4 50 3 20,00 Total 15 100,00 Pendidikan merupakan salah satu faktor pelancar pembangunan pertanian. Sehingga dengan semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat di suatu daerah, maka hal ini dapat meningkatkan serta memperlancar pembangunan pertanian di daerah tersebut. Petani responden sebanyak sembilan orang 60 persen telah menyelesaikan pendidikan tingkat SD, dua orang 13,33 persen telah menyelesaikan pendidikan tingkat SMP dan empat orang 26,67 persen telah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMASMK. Tidak ada petani responden yang menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Diploma maupun Sarjana ataupun yang tidak melanjutkan sekolah. Hal ini menunjukkan petani di Kampung Wadio tersebut masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah karena pada umumnya hanya dapat menyelesaikan tingkat pendidikan hingga Sekolah Dasar Tabel 14. Tabel 14. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat pendidikan Jumlah Petani orang Persentase 1 Tidak sekolah - - 2 SD 9 60,00 3 SMP 2 13,33 4 SMASMK 4 26,67 5 Diploma - - 6 Sarjana - - Total 15 100,00 Status usaha petani setempat umumnya merupakan usaha milik sendiri. Lahan yang digunakan untuk bertani pun merupakan lahan milik petani sendiri, bukan lahan sewaan ataupun bagi hasil. Hal ini dikarenakan Kampung Wadio 49 merupakan daerah penempatan penduduk transmigrasi. Setiap penduduk transmigrasi memperoleh lahan yang telah disediakan oleh pemerintah setempat untuk diusahakan sebaik-baiknya. Sehingga penduduk setempat umumnya telah memiliki lahan masing-masing. Petani jeruk di Kampung Wadio sebagian besar telah melakukan usahatani jeruk tersebut selama 6 - 15 tahun. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 15. Sebanyak 40 persen petani telah melakukan usahatani jeruk selama 6 - 10 tahun dan 46,67 persen telah mengusahakan jeruk selama 11 – 15 tahun. Sementara hanya dua petani atau 13,33 persen yang memiliki pengalaman bertani selama 1 – 5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani telah cukup berpengalaman dalam mengusahakan jeruk yaitu lebih dari lima tahun. Selain itu, hal ini juga menunjukkan semua petani responden telah melakukan pemanenan dan penjualan jeruk paling sedikit selama 2 tahun Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani No. Pengalaman Bertani tahun Jumlah Petani orang Persentase 1 1 – 5 2 13,33 2 6 – 10 6 40,00 3 11 – 15 7 46,67 4 15 - - Total 15 100,00

5.2.2. Karakteristik Pedagang

Beberapa karakteristik pedagang yang dianalisis meliputi usia pedagang, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, dan status usaha. Responden yang tergolong pedagang terdiri dari dua orang pedagang pengumpul dan 12 orang pedagang pengecer. Pedagang pengecer terdiri dari pedagang pengecer keliling, pedagang pengecer pasar, dan pedagang pengecer pinggir jalan. Pedagang yang membeli jeruk dari petani dan menjualnya kembali sebagian besar berusia 41 – 50 tahun. Hal ini menunjukkan pedagang perantara di daerah tersebut umumnya hampir mendekati usia tidak produktif namun memiliki potensi kerja yang tinggi dan pengalaman kerja yang cukup banyak. Sehingga 50 memiliki peluang untuk mengelola dan mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Karakteristik Pedagang Berdasarkan Usia No. Usia tahun Jumlah orang Persentase 1 21 – 30 5 35,71 2 31 – 40 2 14,29 3 41 – 50 7 50,00 4 50 - - Total 14 100,00 Para pedagang responden dapat dikategorikan cukup berpendidikan, dimana pedagang yang telah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar sebanyak lima orang 35,71 persen, SMP sebanyak tiga orang 21.43 persen, SMASMK sebanyak lima orang 35.71 persen dan hanya satu orang 7.14 persen yang tidak mengenyam pendidikan. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 17. Tabel 17. Karakteristik Pedagang Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat pendidikan Jumlah orang Persentase 1 Tidak sekolah 1 7,14 2 SD 5 35,71 3 SMP 3 21,43 4 SMASMK 5 35,71 5 Diploma - - 6 Sarjana - - Total 14 100,00 Pengalaman berdagang pedagang responden masih tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan pada umumnya pedagang telah berdagang selama 1-5 tahun. Hal ini menunjukkan banyak pedagang baru yang tertarik untuk melakukan usaha berdagang jeruk karena menguntungkan. Berdagang merupakan pekerjaan utama para pedagang yang pada umumnya berjenis kelamin wanita ini. Distribusi pengalaman berdagang pedagang jeruk di Nabire lebih jelas disajikan pada Tabel 18. 51 Tabel 18. Karakteristik Pedagang Berdasarkan Pengalaman Berdagang No. Pengalaman bertani tahun Jumlah Presentase 1 1 – 5 6 42,86 2 6 – 10 2 14,29 3 11 – 15 4 28,57 4 15 2 14,29 Total 14 100,00 Usaha yang dimiliki oleh pedagang di daerah ini merupakan usaha milik sendiri dan tidak melakukan kemitraan atau kerjasama dengan petani maupun pedagang lainnya. Komoditas pertanian yang diperdagangkan sebagian besar hanya berupa jeruk. Namun, beberapa pedagang juga menjual buah-buahan lain seperti pisang, mangga, pepaya, semangka dan melon, akan tetapi persentasi jumlah buah jeruk tetap lebih banyak dari buah-buah yang lain. Pedagang di daerah ini umumnya tidak memiliki tenaga kerja tetap untuk melakukan usaha dagangnya, walaupun ada beberapa pedagang yang dibantu oleh tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri. Sehingga terdapat beberapa pedagang yang tidak mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja. Di daerah ini juga belum terdapat suatu perkumpulan usaha sejenis, sehingga pedagang menjalankan usahanya secara sendiri-sendiri.

5.3. Gambaran Usahatani Jeruk Siam di Kampung Wadio