16
2.4.2. Sebaran cetacea berdasarkan profil klorofil-a permukaan
Sebaran klorofil-a permukaan di perairan Selat Ombai ditunjukkan pada Gambar 2-3, 2-4, dan 2-5. Terlihat bahwa sebaran produktivitas primer, yang
diwakili oleh kandungan klorofil-a permukaan, memiliki variasi spasial. Perairan Selat Ombai yang memiliki produktivitas primer tinggi ditunjukkan dengan warna
merah dan umumnya terdapat di timur Selat Ombai atau di tenggara Pulau Alor.
Gambar 2-3. Sebaran klorofil-a permukaan di Selat Ombai pada 4 Januari 2004.
Gambar 2-3 menunjukkan sebaran klorofil-a di perairan Selat Ombai pada Musim Barat. Sebaran klorofil-a permukaan berkisar antara 0.01–0.06 mgL, dan
di beberapa lokasi terdeteksi fitur eddies yang di bagian tengahnya memiliki kandungan klorofil-a permukaan paling tinggi. Tercatat ada 4 perjumpaan, yang
75 menunjukkan aktivitas foraging dan makan. Tiga spesies cetacea, Stenella longirostris, Orcinus orca, dan Pseudorca crassidens, dijumpai di perairan shelf
break yang dekat ke arah pantai, sedangkan Physeter macroce-phalus lebih umum dijumpai di bagian perairan jeluk Selat Ombai.
17 Gambar 2-4. Sebaran klorofil-a permukaan di Selat Ombai pada 30 Juni 2005.
Gambar 2-5. Sebaran klorofil-a permukaan di Selat Ombai pada 4 Juli 2005.
18 Sebaran klorofil-a permukaan untuk Musim Timur ditunjukkan pada
Gambar 2-4 dan 2-5, yang merupakan akuisi 30 Juni 2005 dan 4 Juli 2005. Apabila sekilas dibandingkan, maka rentang nilai klorofil-a permukaan untuk
musim barat lebih rendah dibandingkan pada musim tenggara. Pada musim tenggara, kisaran klorofil-a permukaan adalah 0.01 – 0.08 mgL; kemudian profil
front klorofil-a permukaan dan eddies yang dibentuk juga lebih majemuk dan terdeteksi di beberapa lokasi di perairan Selat Ombai. Hal tersebut menunjukkan
adanya fenomena localized upwelling. Bila dikaitkan dengan komunitas cetacea yang teramati, maka plot perjumpaan cetacea umumnya berdekatan dengan lokasi
terbentuknya front atau di zona transisi klorofil-a dan tidak terfokus pada wilayah berkonsentrasi klorofil-a tinggi.
Secara umum, pendeteksian sebaran klorofil-a permukaan pada tanggal tersebut tidak optimal disebabkan oleh tebalnya tutupan awan yang menghalangi
kinerja sensor SeaWiFS. Awan merupakan faktor kendala utama dalam pendeteksian parameter oseanografi permukaan menggunakan teknologi
penginderaan jauh. Kendala serupa dialami oleh Cresswell et al. 1997 yang mengkaji variabilitas upwelling secara musiman dan tahunan di perairan Nusa
Tenggara dan selatan Jawa menggunakan data inderaja NOAA-AVHRR, dan mendapati bahwa penutupan awan pada musim barat berlangsung ekstensif.
Moore and Marra 2003, yang menggunakan data SeaWiFS, mendapati bahwa perairan selatan Alor merupakan wilayah dengan fenomena upwelling yang
berlangsung secara permanen persistent upwelling.
2.4.3. Profil bulanan sebaran klorofil-a permukaan di Selat Ombai