Pendahuluan DINAMIKA LAPISAN PELAGIS YANG MENJADI

29

3. DINAMIKA LAPISAN PELAGIS YANG MENJADI

FORAGING HABITAT CETACEA DI SELAT OMBAI: PROFIL LAPISAN TERMOKLIN DAN HAMBUR BALIK AKUSTIK

3.1. Pendahuluan

Laut merupakan sistem yang kompleks karena dari seluruh fitur yang digunakan untuk mendefinisikan bagian atau kondisi laut, hanya batimetri yang sifatnya relatif permanen. Secara melintang, dari permukaan ke dasar, laut dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang didasari oleh sifat penetrasi cahaya matahari, sehingga di laut pelagis dikenal zona epipelagis, mesopelagis, dan seterusnya hingga hadalpelagis Nontji 1993. Dalam ranah oseanografi, dikenal istilah lapisan termoklin yang merupakan lapisan transisi antara lapisan massa air tercampur di dekat permukaan laut dengan lapisan terstratifikasi di bawahnya, yang mengalami perubahan suhu tajam terhadap perubahan kedalaman Mann and Lazier 2006. Lebih jauh lagi, perairan pelagis ternyata memiliki beragam habitat yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kedalaman dan suhu. Dipengaruhi oleh faktor dinamika oseanografi, terutama fitur khas seperti vertical mixing, eddies, front, dan internal wave, perairan pelagis dapat memiliki mikrostruktur habitat yang sangat penting dalam menyokong eskalasi produksi komunitas plankton, baik fitoplankton Martin 2003, Pershing et al. 2001, Lennert- Cody and Franks 1999 maupun zooplankton Dagg et al. 2006, Lennert-Cody and Franks 1999, Zhou et al. 1997. Pada akhirnya, perairan yang memiliki fitur khas tersebut merupakan lokasi agregasi predator di laut, seperti ikan pelagis besar, burung laut, dan cetacea Bost et al. 2009, Tynan et al. 2005, Genin 2004. Selat Ombai merupakan perairan yang mendapat pengaruh angin musim monsoon dan Arus Lintas Indonesia. Dinamika oseanografi perairan Selat Ombai juga tergolong kompleks dengan adanya batimetri yang rumit dan dalam Molcard et al. 2001, serta memiliki fenomena Ombai Jet, arus pasut ganda, internal wave, dan persistent upwelling Robertson and Ffield 2008; Moore and Marra 2003; Sprintall, pers, comm.; Robertson pers. comm.. Dalam lingkup kajian habitat cetacea di Selat Ombai, bagian tesis ini memaparkan dinamika parameter biofisik oseanografi di lapisan pelagis, terutama di lapisan epipelagis 0-200 m dan mesopelagis 200-1000 m, berdasarkan akuisisi data oseanografi pada program INSTANT. 30 Menggunakan set data mooring oseanografi yang ditenggelamkan selama 1,5 tahun di utara Selat Ombai 8.40° LS dan 125.00° BT, dua parameter utama akan ditelaah secara mendalam untuk selanjutnya dikaitkan dengan fitur khas oseanografi dan proses bioenergetika yang memungkinkan ketersediaan mangsa cetacea di perairan tersebut. Parameter yang pertama adalah suhu perairan, sehingga dapat diketahui dan dikaji profil lapisan termoklin, sedangkan parameter yang kedua adalah echo intensity –EI intensitas gema hasil perekaman instrumen Acoustic Doppler Current Profiler. Parameter EI digunakan untuk mengetahui profil lapisan hambur balik akustik, juga mengkaji keberadaan mikrostruktur komunitas penghambur sinyal akustik di lapisan pelagis perairan Selat Ombai. Hasil kajian tersebut selanjutnya dikaitkan dengan proses yang menyokong interaksi predator-mangsa dari komunitas apex predator cetacea.

3.2. Faktor biofisik lingkungan yang berperan terhadap komunitas cetacea