Alat dan bahan Metode pengamatan cetacea

51

4.3. Bahan dan metode

4.3.1. Alat dan bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengamatan cetacea adalah binokuler Nikon 7x25, kamera Nikon F60 dengan lensa tele 300 mm pelayaran INSTANT 20032004 dan 280 mm pelayaran INSTANT 2005, rol film, pinsil dan lembar data pengamatan cetacea. Lembar pengamatan data dapat dilihat di Lampiran 1. Lokasi dan waktu pengamatan cetacea Lokasi pengamatan cetacea difokuskan di perairan Selat Ombai, sekitar 8º LS 120-125º BT Gambar 2-1. Di perairan ini terdapat dua mooring oseanografi yang ditenggelamkan di sisi selatan Pulau Alor Ombai Utara dan di sisi utara Pulau Timor Ombai Selatan. Waktu pengamatan disesuaikan dengan pelayaran INSTANT. Pelayaran INSTANT yang pertama Pelayaran INSTANT I bertujuan untuk menenggelamkan mooring oseanografi, yaitu pada 28 Desember 2003 – 4 Januari 2004, sedangkan pelayaran INSTANT yang kedua Pelayaran INSTANT II berlangsung pada 29 Juni – 4 Juli 2005. Bila dikaitkan dengan kondisi musim, maka Pelayaran INSTANT I bertepatan dengan musim barat atau berhembusnya angin muson barat laut, sedangkan Pelayaran INSTANT II bersamaan dengan awal dimulainya musim timur atau bertiupnya angin muson tenggara. 52 Keterangan: = lokasi penenggelaman mooring oseanografi INSTANT Gambar 4-1. Peta lokasi penelitian

4.3.2. Metode pengamatan cetacea

Onboard cetacean survey umumnya dilakukan menggunakan kapal motor yang kecepatannya bisa disesuaikan untuk mengejar kelompok cetacea yang terlihat, hovering di permukaan untuk pengamatan intensif, dan memiliki jalur pelayaran yang dirancang transek untuk melingkupi seluruh area survei Anonimous 2003. Tidak demikian halnya dengan survei cetacea pada Pelayaran INSTANT, karena pelayaran ini dirancang untuk penenggelaman dan recoveryredeployment mooring oseanografi di perairan Selat Ombai. Dengan demikian, terdapat beberapa penyesuaian dalam upaya pengamatan cetacea sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini. Pengamat tunggal melakukan upaya visual sepanjang hari terang, kondisi cuaca baik dan cerah misalnya: tidak hujan, skala Beaufort 6 di anjungan Kapal Riset Baruna Jaya 8 yang terletak ± 20 m di atas permukaan laut Gambar 2-2, Lampiran 7. Keterangan mengenai kondisi skala Beaufort disajikan di Lampiran 3. Waktu pengamatan saat hari terang dimulai pada pukul 05:00 – 18:30 WITA untuk Pelayaran INSTANT I dan pukul 06.00 – 18:00 WITA untuk Pelayaran INSTANT II. Selama upaya visual dilakukan, pengamat bertukar posisi di dalam anjungan kapal tiap 30 menit 53 untuk mengurangi kelelahan observasi observational fatigue. Pada beberapa pengamatan, pengamat turun dari anjungan ke dek bagian depan untuk melakukan pengambilan gambar dengan kamera. Keterangan: A. Dek bawah haluan kapal 1. Posisi pengamatan di sisi kiri anjungan B. Dek tengah 2. Posisi pengamatan di sisi kanan anjungan C. Anjungan ruang kemudi Gambar 4-2. Skema lokasi pengamatan visual cetacea di Kapal Riset Baruna Jaya 8. Saat cetacea terlihat, pengamat akan mengambil gambar dan mencatat kehadirannya di lembar data pengamatan. Data pengamatan meliputi tipe cetacea paus, lumba-lumba, atau pesut, posisi kapal, perkiraan jumlah individu ukuran kelompok, dan tingkah laku. Lembar data pengamatan cetacea dapat dilihat di Lampiran 1. Jika memungkinkan, identifikasi jenis secara pasti dilakukan di tempat. Untuk keperluan identifikasi cetacea, buku yang digunakan adalah Jeffferson et al. 1993 dan Taylor et al. 2002. Identifikasi spesies cetacea terutama didasari oleh morfologi sirip dorsal, pola semburan spout, tingkah laku dan sekuens penyelaman. Cetacea dianggap tidak teridentifikasi jenisnya unidentified cetacean jika sampai waktu 10 menit setelah perjumpaan dan upaya pengamatan, pengamat tidak bisa melakukan identifikasi positif. Informasi tambahan mengenai komposisi kelompok cetacea, keberadaan bayi cetacea calf, perkiraan jarak dari kapal, arah pergerakan, dan spesies yang berasosiasi juga dicatat jika memungkinkan. Sehubungan dengan keterbatasan daya pengamatan dan inkonsistensi upaya pengamatan, maka cetacea yang ternampak oleh awak kapal dan kru peneliti juga dicatat walaupun identifikasi spesies tidak dilakukan. C A 1 2 B 54 Penentuan spesies, kelimpahan, dan tingkah laku cetacea Ada sejumlah karakteristik morfologi dan tingkah laku cetacea yang dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi cetacea secara visual sampai ke tingkat spesies. Menurut Carwardine 1995, ada sedikitnya 12 karakteristik yang dijadikan acuan mengidentifikasi cetacea, yaitu: 1 ukuran tubuh; 2 tanda-tanda yang tidak biasa pada tubuh cetacea, misalnya goresan pada punggung; 3 bentuk, warna, posisi, dan tinggi sirip punggung dorsal fin; 4 bentuk tubuh dan bentuk kepala; 5 warna dan tanda pada tubuh, misalnya eyespot, body spots, saddle; 6 bentuk semburan nafas spout; 7 bentuk dan tanda pada ekor fluke; 8 gaya renang di permukaan air; misalnya cara melekukkan punggung; 9 breaching dan tingkah laku unik lainnya, seperti aerials dan spy-hopping; 10 jumlah individu yang terlihat; 11 habitat cetacea, misalnya: sungai, muara, perairan pantai atau pelagis; 12 wilayah geografis, misalnya: tropis, kutub, Indo-Pasifik. Skema morfologi cetacea secara umum dan bagian-bagian tubuhnya ditunjukkan pada Gambar 4-3. Gambar 4-3. Morfologi umum cetacea Odontoceti: kiri dan Mysticeti: kanan dan bagian-bagian tubuhnya Modifikasi Carwardine 1995 Kelimpahan merupakan konsep yang berbeda untuk tiap spesies atau kelompok organisme dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang menjadi obyek kajian, sehingga untuk spesies berdaya jelajah tinggi di perairan pelagis yang luas seperti cetacea, kelimpahan dapat diukur berdasarkan parameter jumlah individu dan perjumpaan Begon et al. 2006. Untuk dapat menetapkan jumlah individu mamalia laut secara tepat sangatlah sulit, karena hewan tersebut menghabiskan lebih banyak waktu hidupnya didalam air, sehingga diperlukan metode estimasi yang tepat untuk melakukan 55 perhitungan jumlah mamalia laut tersebut Hammond et al. 2002. Ada dua teknik dasar dalam upaya estimasi kelimpahan cetacea di Sciara 1994, yaitu pendekatan stokastik dan deterministik. Pendekatan stokastik dapat dilakukan pada spesies berukuran populasi besar, berukuran tubuh kecil-sedang, dan yang biasa ditemukan di perairan pelagis, sedangkan pendekatan deterministik ditetapkan untuk spesies yang berukuran populasi kecil, berukuran tubuh besar, dan biasa ditemukan di perairan pantai. Berdasarkan ukuran tubuhnya, cetacea digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu cetacea berukuran kecil 5 m, sedang 5-15 m, dan besar 15 m. Pada penelitian ini, pendugaan jumlah individu untuk cetacea berukuran kecil-sedang dan berkoloni besar 30 individu dilakukan secara stokastik, sedangkan untuk spesies cetacea berukuran besar 15 meter dilakukan secara deterministik. Tingkah laku cetacea didasarkan pada catatan Perrin et al. 2002 dan Bearzi 1994. Perilaku foraging ditetapkan jika pada pengamatan ternampak ikan mangsa di mulut cetacea atau melompat atau terlempar ke permukaan air, cetacea melakukan aktivitas renang cepat dengan manuver yang memusat atau mengejar langsung mangsa tersebut. Aktivitas istirahat ditunjukkan bila tidak banyak pergerakan yang dilakukan, kecuali mengapung di dekat permukaan, sedangkan aktivitas renang ditunjukkan oleh pergerakan terarah, zigzag, dan berputar-putar di wilayah perairan yang sama milling in the same area. Beberapa aktivitas sosial lain yang umumnya ditunjukkan cetacea adalah spy-hopping menandak ke luar permukaan air secara vertikal 180° dan hanya separuh badan yang ternampak di permukaan air, aerials melompat tinggi ke udara dengan seluruh tubuh berada di atas permukaan air, biasa dilakukan oleh lumba- lumba, dan breaching melompat tinggi ke luar permukaan air lalu membanting tubuhnya ke arah samping, biasa dilakukan oleh rorquals

4.3.3. Analisis korespondensi