Struktur lapisan termoklin dan dinamika

32

3.2.2. Struktur lapisan termoklin dan dinamika

upwelling Ditinjau secara vertikal, dari permukaan ke dasar, perairan laut memiliki stratifikasi berdasarkan perbedaan konsentrasi sejumlah parameter biofisik, seperti suhu, klorofil-a. Lapisan termoklin merupakan wilayah vertikal perairan yang mengalami penurunan suhu secara drastis seiring dengan bertambahnya kedalaman Mann and Lazier 2006. Miller 2004 menjelaskan bahwa kondisi yang ideal untuk mendukung ledakan populasi fitoplankton spring bloom adalah jika di lapisan termoklin masih terdapat radiasi matahari yang cukup dan level kedalaman berada di atas kedalaman kritis. Sprintall pers. comm. menjelaskan bahwa lapisan termoklin di Selat Ombai berada pada kedalaman ca. 200 m, yang merupakan batas bawah lapisan termoklin paling dalam dibandingkan lintasan Arlindo lainnya. Di zona luar terjadinya front, produktivitas primer di bawah lapisan permukaan tercampur dapat diabaikan, namun tidak demikian halnya di wilayah terjadinya front yang ternyata memiliki produktivitas primer pada wilayah kolom perairan 6.5 kali lebih tinggi dengan konsentrasi klorofil-a 40 kali lebih banyak dibandingkan di wilayah dekat permukaan Mann and Lazier 2006. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya lapisan pycnocline yang dangkal yang terdapat di zona front Sangra et al. 2001, yang di dalamnya meme-rangkap komunitas plankton Martin 2003, Biktashev and Brindley 2003, Pershing et al. 2001,. Di lapisan ini, fitoplankton dapat melakukan proses fotosintesis secara lebih aktif karena mendapat pencahayaan yang cukup dan asupan nutrien yang secara kontinu terdifusi dari lapisan bawah Mann and Lazier 2006, Lalli and Parsons 2000. Bila dikaitkan dengan upwelling, yaitu peristiwa pengangkatan massa air yang kaya nutrien ke dalam lapisan tercampur di dekat permukaan. Peristiwa upwelling yang dipengaruhi oleh adanya lapisan termoklin yang dangkal, dapat memacu eskalasi produktivitas biologis karena proses produksi melalui fotosintesis oleh fitoplankton dapat berlangsung lebih optimal akibat adveksi nutrien dari lapisan bawah termoklin langsung dimanfaatkan untuk produksi. Adanya kondisi yang demikian telah digambarkan oleh Wyrtki 1962 dan Purba et al. 1994 terhadap kondisi lapisan termoklin di selatan Jawa terkait peristiwa upwelling sepanjang bertiupnya Angin Muson Tenggara terutama di Bulan Agustus. 33

3.2.3. Struktur lapisan hambur balik akustik dan produktivitas sekunder