35
3.4. Hasil
3.4.1. Struktur lapisan termoklin di Selat Ombai
Dinamika lapisan termoklin di Selat Ombai ditunjukkan pada Gambar 3-2. Hasil perekaman suhu di tiap lapisan kedalaman secara detail dapat dilihat pada Lampiran 6.
Gambar 3-2. Variabilitas suhu di perairan Selat Ombai secara menegak 100-1000 m dan secara temporal 5 Januari 2004 – 4 Januari 2005.
100 250
400 550
700 850
1000 5
10 15
20 25
K e
d a
la ma
n m
Suhu
o
C
Jan-04 Feb-04
Mar-04 Apr-04
May-04 Jun-04
Jul-04 Aug-04
Sep-04 Oct-04
Nov-04
Bulan ke-
36 Gambar 3-2 menunjukkan variabilitas termoklin di perairan Selat Ombai dan
terlihat bahwa termoklin pada umumnya memiliki lapisan yang tipis dan berada pada kedalaman ca. 250 m, kecuali bulan Mei yang lapisan termoklinnya tebal dengan
kedalaman mencapai 300 m. Kondisi tersebut merupakan fitur termoklin yang paling dalam dibandingkan perairan lain di laut nusantara dan di perairan lintasan Arlindo
lainnya Sprintall pers. comm.. Pada masa-masa tertentu, terlihat juga bahwa lapisan termoklin bergerak ke arah dekat permukaan April 2004 dan Juli-Nopember 2004,
bahkan pada Agustus 2004 terlihat batas lapisan termoklin berada di kedalaman ca. 200 m. Mann and Lazier 2006 menjelaskan bahwa lapisan termoklin yang tebal dan dalam
dapat mengakibatkan penurunan kandungan klorofil-a permukaan, sedangkan lapisan termoklin tipis dan dekat permukaan dapat meningkatkan kandungan klorofil-a
permukaan karena proses produksi fitoplankton berlangsung lebih efisien.
3.4.2. Struktur lapisan hambur balik akustik di Selat Ombai
Profil lapisan hambur balik akustik dan biomassa akustik di lapisan epipelagis perairan Selat Ombai ditunjukkan pada Gambar 3-3, berdasarkan intensitas gema echo
intensity- EI maksimum yang diterima instrumen moored ADCP. Rata-rata hasil pengukuran dari 4 bim ADCP secara terpisah ditampilkan di Lampiran 8a, 8b, 8c, dan
8d. Terlihat adanya mikrostruktur yang merepresentasikan sebaran dan biomassa komunitas penghambur balik akustik ca. zooplankton dan mikronekton di kolom
perairan tersebut. Skala intensitas gema dalam satuan counts ditampilkan berdasarkan pewarnaan yang mewakili biomassa akustik tinggi merah dan rendah biru.
Gambar 3-3 menunjukkan bahwa intensitas biomassa akustik yang masif dan paling tinggi dijumpai pada waktu malam hari. Dari pencitraan biomassa akustik pada
Gambar 3-3 dan pada tiap bim ADCP Lampiran 8a sd 8d, terlihat adanya struktur mikro yang terpisah-pisah patchy microstructure yang mengindikasikan bahwa
komunitas zooplankton dan mikronekton di Selat Ombai banyak yang terperangkap di kolom perairan tertentu. Hal tersebut sangat mungkin terjadi akibat pengaruh internal
wave yang memungkinkan adanya stratifikasi kolom perairan Sangra et al. 2001 dan menghambat pergerakan zooplanktonmikronekton dari kolom perairan tempatnya
terperangkap.
37 Gambar 3-3. Variabilitas harian EI-maksimum, hasil pengukuran moored ADCP di
perairan Selat Ombai Resolusi vertikal terhadap kedalaman menunjukkan bahwa mikrostruktur
biomassa akustik sangat jelas terlihat pada kedalaman di atas 250 m sampai ke dekat permukaan pada waktu menjelang malam ca. 17:00 dan 5:00 waktu lokal. Dengan
demikian, sangat mungkin mikrostruktur tersebut berasosiasi dengan fenomena migrasi vertikal harian oleh komunitas zooplankton dan mikronekton. Hasil pencitraan ADCP
pada Gambar 3-3 tidak melalui proses filter data menggunakan software VmDas, sebagaimana dilakukan oleh Gustamila 2006 dan Kharisma 2009 karena set data
yang diterima sudah melalui proses quality control oleh CSIRO. Semua hasil pengukuran empat bim ADCP juga menunjukkan profil biomassa
akustik yang tinggi pada malam hari di lapisan dekat permukaan, dengan biomassa akustik yang lebih tinggi dan masif di batas atas lapisan mesopelagis Lampiran 8a sd
8d. Komponen hayati yang diwakilkan oleh biomassa akustik tersebut umumnya adalah kopepoda, telur plankton, dan khaetognatha, yang umum dijumpai di lapisan
dekat permukaan Pena 2006, Wisudawati 2006. Di lapisan tengah biomassa akustik diwakilkan oleh amfipoda, euphasiid, dekapoda, dan jenis krustasea lainnya, sedangkan
di lapisan dalam biasa dihuni oleh kopepoda berukuran besar, khaetognatha, sifonofor, ostrakoda, larva ikan, dan gastropoda Pena 2006.,
38
3.5. Pembahasan