Hak dan Kewajiban Penerima Waralaba

1. Franchisor harus mengetahui di mana outlet didirikan dan kriteria yang menentukan suatu tempat atau suatu daerah. 2. Franchisor mempersiapkan peralatan dan perabotan yang telah distandarisasikan. 3. Franchisor memberikan saran mengenai dekorasi toko untuk merefleksikan citra nama yang telah terbentuk. 4. Franchisor mempersiapkan petunjuk operasional yang memberikan semua informasi yang diperlukan franchisee agar mampu mengoperasikan bisnis waralabanya secara tepat. Petunjuk operasional berisi panduan rinci mengenai tugas-tugas yang harus dijalankan oleh staf anggota atau penerima waralaba franchisee. 5. Franchisor harus menyusun pengaturan bersama dengan pemasok bahan- bahan dasar atau barang-barang yang dibutuhkan oleh bisnis yang diwaralabakan agar franchisee mampu menjual dengan harga yang kompetitif. 6. Franchisor harus menyusun jadwal pelatihan dan mempersiapkan fasilitas pelatihan untuk para franchisee serta staff mereka. 7. Franchisor perlu mempersiapkan prosedur akunting dan system bisnis yang sederhana yang harus di operasikan oleh franchisee. Franchisor juga harus melatih franchisee dalam prosedur akunting dan sistem bisnis ini.

2.2.3 Hak dan Kewajiban Penerima Waralaba

Penerima waralaba menurut Karamoy 1997 mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan teknis dari pemberi waralaba berupa: 1. Seleksi lokasi dan survey demografi 2. Program pelatihan awal 3. Bantuan untuk pra pembukaan dan pembukaan perusahaan dan kantor 4. Bantuan pelaksanaan atau kegiatan operasi on going operasional assistance; 5. Program pelatihan lanjutan 6. Akses data atau informasi pasar dan pemasaran 7. Bantuan konsultasi dan situasi krisis. Queen 1993 menjelaskan bahwa kewajiban finansial yang harus dibayarkan oleh penerima waralaba kepada pemberi waralaba, yang terdiri dari: 1 Biaya Waralaba Franchise Fee: kewajiban membayar biaya waralaba terjadi pada masa awal waralaba. Pemberi waralaba umumnya akan meminta suatu deposito pada saat tahapan pembicaraan awal dan sisanya harus dilunasi pada saat penandatanganan perjanjian waralaba. 2 Pengeluaran langsung Direct Ekspense: pengeluaran langsung untuk biaya hidup dan pemondokan pemilik franchise tahapan awal. Penerima waralaba wajib menanyakan siapa yang bertanggung jawab atas biaya selama pemilihan lokasi, pelatihan penerima waralaba dan bantuan penerima waralaba saat pembukaan. 3 Royalti: pembayaran berlanjut continuing franchise fee kepada pemberi waralaba sebagai imbalan atas pemberian hak waralaba. Pembayaran dapat dilakukan setiap minggu, bulan atau triwulan dan diterapkan sebagai persentase atas pendapatan kotor. 4 Biaya Pemasaran dan Periklanan Marketing and Advertising fees: biaya ini dapat didasarkan kepada volume penjualan atau ditentukan oleh biaya aktual dari suatu program tertentu atau suatu kombinasi dari kedua metode tersebut. 5 Sewa: beberapa pemberi waralaba memiliki lokasi danatau peralatan dan menyewakan kepada penerima waralaba. 6 Biaya PenyerahanPengalihan Assignment Fees: apabila penerima waralaba menjual bisnisnya, pemberi waralaba memerlukan suatu pembayaran untuk mempersiapkan perjanjian penyerahan, pelatihan penerima waralaba yang baru dan biaya lain yang berhubungan dengan pengalihan tersebut. Penelitian terdahulu yang juga meneliti pada restoran waralaba diantaranya Nugroho 2009 dalam penelitiannya yang mengkaji tentang Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Restoran Bakmi Raos Condet Jakarta, Fitri 2009 yang mengkaji tentang Penilaian Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran 7P pada Restoran Bakmi Japos Bogor.

2.3 Konsep Strategi Pemasaran