1999 tentang Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
No. 33 pada tanggal 5 Maret 1999 dan berlaku secara efektif 1 satu tahun sejak diundangkan.
7
3. Peraturan Tentang Persaingan Usaha di Indonesia
Indonesia sebagai negara berkembang pada dekade terakhir ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, walaupun kemajuan tersebut
ditandai masa-masa cukup sulit.
8
Pembangunan yang dilakukan demi kemajuan negara Indonesia merupakan pembangunan yang dilakukan
secara menyeluruh serta menyentuh segenap aspek hidup masyarakat, dalam arti tidak hanya menitikberatkan pada satu bidang tertentu saja.
Pembangunan pada bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan, namun pembangunan ekonomi ini harus disertai upaya
saling memperkuat, serta terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Dalam hal ini Hukum Anti Monopoli akan mengatur setidaknya
kelompok-kelompok praktik ataupun segala bentuk kondisi yang menghalangi berlangsungnya kompetisi wajar di pasar, yaitu:
9
a. Persekongkolan yang bersifat restriktif.
b. Praktik-praktik usaha tidak wajar yang merugikan konsumen.
7
Ningrum Natasya Sirait, Ikhtisar Ketentuan Persaingan Usaha, Jakarta: PT Gramedia, 2010, hal. 1.
8
Johannes Ibrahim, Hukum Bisnis dalam Persepsi Manusia Modern, Bandung: PT Refika Aditama, 2004, h.23.
9
Suyud Margono, Hukum Anti Monopoli, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, h.31.
c. Merger dan posisi dominan di pasar.
d. Perangkapan jabatan di berbagai perusahaan.
e. Penyalahgunaan posisi dominan di pasar.
f. Pengaturan tentang pengecualian-pengecualian
g. Badan pengawas yang independen.
h. Penalti atau hukuman.
Isi Undang-Undang Anti Monopoli Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan usaha Tidak
Sehat ini sesuai dengan standar internasional, yaitu sebagai berikut: a.
Melarang perjanjian yang mengakibatkan terjadinya praktik monopoli atau persaingan tidak sehat Pasal 4, 7 s.d. 9, Pasal
10 s.d. 14, 22, 23. b.
Mengizinkan sampai ke tingkat tertentu penetapan harga konsumen, perjanjian eksklusif serta perjanjian lisensi dan
know-how Pasal 5, 6, 15, dan Pasal 50 huruf b. c.
Melarang penggabungan atau peleburan badan usaha, yang menyebabkan terjadinya posisi dominan di pasar atau
persaingan usaha tidak sehat Pasal 26 s.d. 29. d.
Melarang tindakan merugikan konsumen, pemasok atau penerima barang dengan cara menyalahgunakan posisi
dominan di pasar Pasal 17 dan 18. e.
Melarang menghalangi pesaing dengan tindakan-tindakan diskriminasi baik melalui harga, syarat-syarat perdagangan atau
penolakan melakukan hubungan usaha Pasal 7, 8, 16, 19, s.d. 21
B. Pengertian Persekongkolan Dalam Hukum Anti Monopoli