PONTIANAK TAHAP XI TAHUN 2012 Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 241 KPdt.Sus-KPPU2014
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penelitian skripsi ini, penulis mengidentifikasi masalah diantaranya:
a. Praktik Monopoli pemusatan kekuasaan oleh PT. Zuty Wijaya Sejati serta
Peserta Tender lainnya dan Panitia Lelang yang mengakibatkan dikuasainya produksi atau pemasaran barang dan jasa dalam pelelangan
Pembangunan Terminal Angkutan Jalan Sei Ambawang Kota Pontianak Tahap XI Tahun 2012 menimbulkan persaingan tidak sehat dan dapat
merugikan kepentingan umum. b.
Praktik Persekongkolan antara Peserta Tender dan Panitia Lelang yang di fasilitasi dengan maksud untuk menjadikan PT. Zuty Wijaya Sejati
menjadi pemenang tender Pembangunan Terminal Angkutan Jalan Sei Ambawang Kota Pontianak Tahap XI Tahun 2012. Bahwa dalam putusan
Mahkamah Agung Nomor 241 KPdt.Sus-KPPU2014 PT. Zuty Wijaya Sejati dinyatakan tidak bersalah melakukan persekongkolan tender baik
secara horizontal maupun vertikal. c.
Akibat Hukum putusan Mahkamah Agung Nomor 241 KPdt.Sus- KPPU2014 yang membatalkan serta menyatakan putusan KPPU Nomor
06KPPU-L2012 tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak berlaku kembali. Melihat implikasi atau dampak dari putusan Mahkamah Agung
tersebut terhadap proses Pembangunan Terminal Angkutan Jalan Sei Ambarawang Kota Pontianak Tahap XI Tahun 2012.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian skripsi ini, penulis membatasi hanya membahas mengenai praktik persekongkolan tender pembangunan Terminal
Angkutan Jalan Sei Ambawang Kota Pontianak Tahap XI Tahun 2012 yang telah melanggar Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dengan menganalisis putusan Mahkamah Agung No.241 KPdt.Sus-KPPU2014,
melihat substansi Undang-Undang dan Peraturan dalam bidang pembatalan putusan KPPU, serta menguraikan aspek-aspek hukum
pembatalan putusan KPPU di Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah putusan Mahkamah Agung No. 241 KPdt.Sus-KPPU2014
tentang pembatalan putusan KPPU No.06KPPU-L2012 telah sesuai dengan ketentuan pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999? 2.
Bagaimana akibat hukum putusan Mahkamah Agung No. 241 KPdt.Sus-KPPU2014 tentang praktik persekongkolan tender
pembangunan Terminal Angkutan Jalan Sei Ambarawang Kota Pontianak Tahap XI Tahun 2012?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis praktik persekongkolan tender di Indonesia dengan studi kasus putusan
Mahkamah Agung ditinjau dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang larang Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan: a.
Untuk menganalisis putusan Mahkamah Agung No. 241 KPdt.Sus- KPPU2014 tentang pembatalan putusan KPPU No.06KPPU-
L2012. b.
Untuk mengetahui akibat hukum putusan Mahkamah Agung No. 241 KPdt.Sus-KPPU2014
tentang pembatalan
putusan KPPU
No.06KPPU-L2012.
2. Manfaat Penelitian
Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan mengenai analisis yang dilakukan terhadap putusan Mahkamah Agung
tentang tindakan persekongkolan tender yang ditinjau dengan Undang-
Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini, yaitu : 1
Bagi Akademis Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang kelak
dapat diterapkan dalam dunia nyata sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan negara dan masyarakat Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 serta dalam kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat internasional.
2 Bagi Masyarakat Umum
Diharapkan dapat
memberikan pengetahuan
kepada masyarakat untuk mengetahui penerapan pasal-pasal yang dilakukan
oleh Mahkamah Agung dalam menangani kasus persekongkolan tender pembangunan Terminal Angkutan Jalan Sei Ambawang Kota
Pontianak Tahap XI Tahun 2012, dan memahami akibat dari pembatalan putusan KPPU terhadap tender yang dijadikan perkara
dalam putusan tersebut.
3 Bagi Pemerintah
Dapat memberikan saran kepada pemerintah dan KPPU untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam kasus praktik persekongkolan
tender pembangunan Terminal Angkutan Jalan Sei Ambawang Kota Pontianak Tahap XI Tahun 2012 serta dalam pengawasan dan
penyelesaian persekongkolan tender di Indonesia dan memahami akibat dari pembatalan putusan KPPU terhadap tender yang
dijadikan perkara dalam putusan tersebut.
E. Kerangka Konseptual
Suatu Kerangka Konseptual merupakan kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang menjadi
pegangan dalam proses penelitian. Suatu konsep bukanlah merupakan gejala yang akan diteliti tetapi merupakan abstraksi dari gejala tersebut. Gejala disini
biasanya dinamakan fakta sedangkan konsep merupakan uraian penjelasan mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut.
13
Adapun beberapa pengertian yang menjadi konseptual skripsi ini akan dijabarkan dalam uraian
di bawah ini: 1.
Pelaku Usaha Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum Negara Republik Indonesia, baik sendir maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam
bidang ekonomi.
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press,1986,h.132.
2. Persaingan Usaha Tidak Sehat Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku
usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau
melawan hukum atau menghambat persaingan usaha. 3. Persekongkolan
Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan
maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol.
4. Tender Tender merupakan suatu proses pengajuan penawaran yang
dilakukan oleh kontraktor yang akan dilaksanakan di lapangan sesuai dengan dokumen tender. Pengertian tender mencakup untuk
memborong suatu pekerjaan, mengadakan barang-barang atau menyediakan jasa.
5. Dokumen Pengadaan Dokumen yang ditetapkan oleh ULPPejabat Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan BarangJasa.
F. Tinjauan Review Kajian Terdahulu: