PT Menarabaja Saranasakti, dan PT Abdi Jasa Tama untuk mengikuti pembuktianverifikasi terhadap datadokumen kualifikasi. Adapun hasil
pembuktian kualifikasi yang dilakukan Panitia Tender adalah bahwa semua dokumen peserta tender benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan Surat Penetapan Nomor 11ALBNPPBJPLLAJKB I2012 tanggal 24 Januari 2012, maka Panitia Tender menetapkan PT Zuty
Wijaya Sejati sebagai pemenang lelang Pembangunan Terminal Angkutan Jalan Sei Ambawang Tahap XI
2. Aspek Materiil dan Formil Perkara
Dalam perkara tersebut, ada beberapa poin mengenai aspek formil dan materiil perkara dalam Putusan No. 241 KPdt.Sus-KPPU2014.
a. Aspek Materiil dan Unsur-Unsur Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999
Berdasarkan pertimbangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha, unsur-unsur Pasal 22 Undang-Undang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat terpenuhi dengan uraian sebagai berikut:
1
Unsur Pelaku Usaha Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah:
1
L. Budi Kagramanto, Larangan Persekongkolan Tender Perspektif Hukum Persaingan Usaha, h.99.
“Setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian,menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi”.
2
PT. Zuty Wijaya Sejati Termohon Kasasi I adalah pelaku usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu perseroan terbatas melakukan kegiatan usaha diantaranya kontraktor,
perdagangan, industri, jasa. Merupakan salah satu peserta sekaligus pemenang dalam lelang ini. Jika dikaitkan dengan pasal diatas, maka
unsur pelaku usaha pada PT. Zuty Wijaya Sejati terpenuhi, karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan usaha untuk mencari
keuntungan atau melakukan kegiatan ekonomi.
Unsur Bersekongkol Untuk Mengatur dan atau Menentukan Pemenang Tender
Berdasarkan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, definisi persekongkolan adalah “Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha
2
Anggraini, Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat , Jakarta: UI Press,2003, h.303.
dengan pelaku usaha lain dengan maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol”
3
Sedangkan yang dimaksud bersekongkol berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun
dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu. Dalam Pedoman atas Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 disebutkan, persekongkolan dapat terjadi dalam 3 tiga bentuk, yaitu persekongkolan horizontal, persekongkolan vertikal, dan
gabungan dari persekongkolan horizontal dan vertikal.
4
Dalam Putusan Kasasi Mahkamah Agung No. 241 KPdt.Sus- KPPU2014, terdapat gabungan dari persekongkolan horizontal dan
vertikal. Terdapat persekongkolan horizontal diantaranya adanya hubungan kekeluargaan antara sesama peserta tender dan kepemilikan
oleh pihak yang sama, peminjaman perusahaan sebagai pendamping dalam proses tender, kesamaan dokumen dan atau pembuatan
dokumen penawaran yang dilakukan oleh pihak yang sama, dan pemalsuan tanda tangan pada daftar hadir pendaftaan dan pengambilan
dokumen, penjelasan pekerjaan aanwijzing, serta pembuktian
3
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 1 angka 8 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
4
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia, Pedoman Pasal 22 UU No.51999 Larangan Persekongkolan Dalam Tender Berdasarkan UU No.5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,h.16.
kualifikasi. Selain itu, adanya persekongkolan vertikal berupa upaya membatasi peserta tender, sengaja memfasilitasi PT Zuty Wijaya Sejati
memenangkan tender. Unsur Pihak Lain
Pengertian pihak lain adalah para pihak yang terlibat dalam proses tender yang melakukan persekongkolan tender baik pelaku usaha
sebagai peserta tender atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan tender tersebut. Dalam perkara ini, yang dimaksud dengan pihak lain
adalah sebagai berikut: 1.
PT. Menarabaja Saranasakti Termohon Kasasi II adalah pelaku usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu perseroan terbatas melakukan kegiatan usaha diantaranya
perdagangan umum, kontraktor, garment, elektrikal, mekanikal, perindustrian, pertanian, keagenan, percetakan, jasa, transportasi
dan developer. Merupakan salah satu peserta dalam lelang ini. Jika dikaitkan dengan pasal diatas, maka unsur pelaku usaha pada PT.
Menarabaja Saranasakti terpenuhi, karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan usaha untuk mencari keuntungan atau
melakukan kegiatan ekonomi. 2.
PT. Abdi Jasa Tama Termohon Kasasi III adalah pelaku usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu perseroan terbatas melakukan kegiatan usaha diantaranya perdagangan
umum, kontraktor, garment, elektrikal, mekanikal, perindustrian, pertanian, pertambangan, perbengkelan, keagenan, percetakan,
jasa, transportasi dan developer. Merupakan salah satu peserta dalam lelang ini. Jika dikaitkan dengan pasal diatas, maka unsur
pelaku usaha pada PT. Abdi Jasa Tama terpenuhi, karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan usaha untuk mencari
keuntungan atau melakukan kegiatan ekonomi. 3.
Panitia Pelelangan Pekerjaan Pembangunan Terminal ALBN Sei. Ambawang Tahap XI Turut Termohon Kasasi I adalah Panitia
Tender Pengadaan BarangJasa Satuan Kerja Pengembangan lalu Lintas Angkatan Jalan LLAJ Kalimantan Barat, yang ditunjuk
berdasarkan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pengembangan Lalu Lintas Angkutan Jalan Kalimantan Barat
dengan nomor
SK.11PLLAJKBXII2011 tertanggal
12 Desember 2011 tentang PenunjukanPengangkatan Panitia dan
Pejabat Pengadaan BarangJasa Satuan Kerja Pengembangan Lalu Lintas Angkutan Jalan Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2012,
yang bertugas untuk menyeleksi perusahaan yang mengajukan penawaran pada Pelelangan Pekerjaan Pembangunan Terminal
Angkutan Jalan Sei Ambawang Tahap XI. Jika dikaitkan dengan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, unsur pelaku usaha pada Panitia Lelang tidak terpenuhi, karena
Panitia Lelang hanya menjalankan tugasnya dalam penyeleksi penawaran pada suaatu proses pengadaan barangjasa, dan tugas
tersebut tidak termasuk sebagai suatu proses produksi maupun distribusi suatu barang atau jasa.
4. PT. Abdi Jasa Tama Termohon Kasasi III adalah pelaku usaha
yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu
perseroan terbatas melakukan kegiatan usaha diantaranya perdagangan umum, kontraktor, garment, elektrikal, mekanikal,
perindustrian, pertanian, pertambangan, perbengkelan, keagenan, percetakan, jasa, transportasi dan developer. Merupakan salah satu
peserta dalam lelang ini. Jika dikaitkan dengan pasal diatas, maka unsur pelaku usaha pada PT. Abdi Jasa Tama terpenuhi, karena
perusahaan tersebut melakukan kegiatan usaha untuk mencari keuntungan atau melakukan kegiatan ekonomi.
5. PT. Asria Jaya Turut Termohon Kasasi II adalah pelaku usaha
yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu perseroan
terbatas melakukan kegiatan usaha diantaranya perdagangan, pertambangan,
perindustrian, perhubungan,
percetakan, perkebunan, perikanan, perternakan, perbengkelan, pembangunan,
kehutanan dan jasa. Merupakan salah satu peserta dalam lelang ini. Jika dikaitkan dengan pasal diatas, maka unsur pelaku usaha pada
PT. Asria Jaya terpenuhi, karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan usaha untuk mencari keuntungan atau melakukan kegiatan
ekonomi. 6.
PT. Asria Nurlinda Inti Sejahtera Turut Termohon Kasasi III adalah pelaku usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu perseroan terbatas melakukan kegiatan usaha
diantaranya perdagangan,
pertambangan, perindustrian,
perhubungan, percetakan, perkebunan, perikanan, perternakan, perbengkelan, pembangunan, kehutanan dan jasa. Merupakan salah
satu peserta dalam lelang ini. Jika dikaitkan dengan pasal diatas, maka unsur pelaku usaha pada PT. Asria Nurlinda Inti Sejahtera
terpenuhi, karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan usaha untuk mencari keuntungan atau melakukan kegiatan ekonomi.
Unsur Terjadinya Persaingan Usaha Tidak Sehat Unsur terakhir dari ketentuan tentang persekongkolan adalah
terjadinya “persaingan usaha tidak sehat”. Unsur ini menunjukkan, bahwa persekongkolan menggunakan pendekatan rule of reason,
karena dapat dilihat dari kalimat “…sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”. Pendekatan rule of
reason merupakan suatu pendekatan hukum yang digunakan
lembaga pengawas persaingan untuk mempertimbangkan faktor- faktor kompetitif dan menetapkan layak atau tidaknya suatu
hambatan perdagangan.
5
Artinya harus dibuktikan lebih dahulu sampai seberapa jauh tindakan yang merupakan anti persaingan
tersebut akan berakibat kepada pengekangan persaingan dengan pelaku usaha lain.
b. Aspek Formil Pelaku Usaha